Powered by Blogger.

Hak Anak Perempuan (Seri Pendidikan Anak)

Written By Yayasan Peduli Remaja Mentari on Friday, September 30, 2011 | 22:30

Dan orang yang mendapatkan rahmat Allah SWT, ia akan hidup dengan kehidupan yang baik, mendapatkan nikmat lahir batin, dan akan berakhir dengan kebaikan (husnul khatimah).

Dari Aisyah – istri Rasulullah SAW – berkata: “Telah datang padaku seorang wanita bersama dengan dua orang anaknya meminta sesuatu kepadaku. Aku hanya memiliki sebutir korma, lalu aku berikan padanya. ibu itu kemudian membaginya untuk kedua anaknya, lalu pergi. Kemudian Rasulullah SAW datang dan aku ceritakan kepadanya. Nabi bersabda: barangsiapa yang dikaruniai anak-anak perempuan lalu berbuat baik kepada mereka, maka anak-anak itu akan menjadi penghalangnya dari neraka”. (HR Al Bukhari, Muslim dan At Tirmidzi)

Dari hadits ini dapat diambil pelajaran:

1. Orang yang sangat membutuhkan diperbolehkan meminta-minta. Seperti yang dilakukan oleh ibu dari dua anak perempuan tadi kepada Aisyah RA
2. Sebaiknya bersedekah dengan apa yang ada, sedikit atau banyak. Seperti yang dilakukan oleh Aisyah RA, dengan sebutir kurma. Kurang berharganya sebutir kurma itu tidak menghalanginya dari bersedekah.
3. Diperbolehkan menceritakan kebaikan yang dilakukan, selama tidak bertujuan untuk membanggakan diri dan membangkit pemberian. Seperti yang dilakukan oleh Ummul Mukminin Aisyah RA dalam bercerita kepada Rasulullah tentang wanita itu dan kedua anaknya.
4. Sesungguhnya menyayangi anak perempuan dan berbuat baik kepadanya akan menjaga dari api neraka, yang menjadi pekerjaan orang-orang baik untuk berusaha terlindung dan selamat darinya. (dakwatuna)
22:30 | 0 comments | Read More

Jalan Cinta Para Pejuang

Written By Yayasan Peduli Remaja Mentari on Friday, September 16, 2011 | 08:05

By. Salim A Fillah

Disana, ada cita dan tujuan
Yang membuatmu menatap jauh ke depan
Dikala malam begitu pekat
dan mata sebaiknya dipejam saja
Cintamu masih lincah melesat
Jauh melampaui ruang dan masa
Kelananya menjejakkan mimpi-mimpi

Kalu di sepertiga malam terakhir
Engkau terjaga, sadar, dan memilih menyalakan lampu
Melanjutkan mimpi indah yang belum selesai
Dengan cita yang besar, tinggi, dan bening
Dengan gairah untuk menerjemahkan cinta sebagai kerja
Dengan nurani, tempatmu berkaca tiap kali
dan cinta yang selalu mendengarkan suara hati

Teruslah melanglang di jalan cinta para pejuang
Menebar kebajikan, menghentikan kebiadaban, menyeru pada iman
Walau duri merantaskan kaki, walau kerikil mencacah telapak
Sampai engkau lelah, sampai engkau payah
Sampai keringat dan darah tumpah

Tetapi yakinlah, bidadarimu akan tetap tersenyum
di jalan cinta para pejuang
08:05 | 0 comments | Read More

Anggota Gerakan Non-Blok dukung prakarsa Palestina di PBB

Written By Yayasan Peduli Remaja Mentari on Wednesday, September 7, 2011 | 15:58

Gerakan Non-Blok (GNB) Selasa menegaskan dukungan bagi upaya Palestina untuk menjadi anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa pada pertemuan tingkat menteri di Beograd, kata Menteri Luar Negeri Mesir Mohammed Kamel Amr.

"Kami akan terus mendukung upaya Palestina dalam Sidang Majelis Umum ke-66 untuk pengakuan bagi Negara Palestina berdasarkan perbatasan 4 Juni 1967 dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya, dan untuk upaya Palestina sebagai anggota penuh PBB," kata Kamel Amr dalam konferensi pers di akhir pertemuan dua hari itu, lapor AFP.

Menteri Mesir, yang memimpin pertemuan Beograd itu, mengingatkan bahwa kebanyakan anggota GNB sudah mengakui negara Palestina.

Namun ia tidak bisa mengkonfirmasi bahwa semua 118 negara anggota GNB akan memilih mendukung tawaran Palestina untuk keanggotaannya di PBB ketika Majelis Umum PBB bertemu pada akhir bulan ini.

Perundingan langsung antara Israel dan Palestina terhenti tak lama setelah diluncurkan kembali di Washington pada September lalu karena masalah pembangunan permukiman.

Karena kebuntuan dalam proses perdamaian, Otoritas Palestina meluncurkan sebuah prakarsa untuk memiliki negara Palestina yang diakui dengan perbatasan yang ada sebelum Perang Enam Hari 1967.

Pemimpin Palestina Mahmud Abbas akan menyampaikan tawaran untuk menjadi anggota penuh PBB itu pada 20 September di hadapan Majelis Umum meskipun mendapat penentangan dari Amerika Serikat dan Israel.

GNB di Beograd bertemu untuk memperingati 50 tahun pertemuan puncak pertama negara-negara itu yang diadakan di kota yang sama pada tahun 1961.

Para pendiri gerakan ini adalah pemimpin Yugoslavia Josip Broz Tito, Perdana Menteri India pertama Jawaharlal Nehru, Presiden Mesir Gamal Abdel Nasser, presiden pertama Ghana Kwame Nkrumah dan Presiden Indonesia pertama Soekarno.

GNB didirikan sebagai alternatif bipolar Perang Dingin dunia di mana negara-negara berkembang berusaha untuk menjaga program yang netral di antara blok kapitalis Barat dan blok komunis Timur.

Saat ini GNB memiliki 118 negara anggota, sebagian besar dari dunia berkembang.

Pertemuan tingkat menteri dua hari yang dibuka Senin terutama untuk menggelar upacara dan tidak akan berurusan secara mendalam dengan apa yang disebut Musim Semi Arab, gejolak yang terjadi di negara-negara Arab yang telah menggulingkan atau mengguncang rezim-rezim lama GNB seperti Mesir, Tunisia, Suriah, dan Libya (Antara News)
15:58 | 0 comments | Read More

Ketika Halaqah Tak Lagi Dirindui ...

Oleh: Qonitatillah, MSc.
 
Ilustrasi (inet)
Suara-suara mendengung bak lebah itu menumbuhkan suasana syahdu dan khusyuk. Lantunan kalam Ilahi yang meluncur dari lisan-lisan shalih itu bak mantera penguat jiwa. Muraja’ah hafalan surat-surat dalam Al-Qur’an serta talaqqi madahpenuh dengan semangat dan optimisme yang tinggi. Pertemuan pekanan ini ibarat ruh bagi jiwa, bak air untuk kehidupan.
Majelis pekanan yang lazim dikenal sebagai halaqah, tak bisa dipungkiri adalah nadi bagi sebuah harakah Islamiyah. Di dalamnya, para kader dakwah berinteraksi secara intim dan intens di bawah bimbingan seorang Murabbi. Pertemuan-pertemuan pekanan semacam ini haruslah dinamis dan produktif agar harakah Islamiyah dapat terus menggulirkan amal-amal dakwah demi kejayaan Islam. Namun, tak dapat dipungkiri bahwa tak selalu halaqah ini berjalan mulus. Ada kalanya rutinitas pekanan ini didera kelesuan. Karena bagaimanapun pribadi-pribadi di dalamnya adalah manusia, bukan kumpulan para malaikat, yang memiliki iman yang fluktuatif.
Mengapa sebuah halaqah tak lagi nyaman didatangi?
Pertama, disorientasi tujuan.
Motivasi orang mengikuti kajian rutin seperti halaqah sangat beragam. Ada yang karena ingin mendalami ilmu agama. Ada yang tertarik oleh ajakan kawan. Ada yang bersungguh-sungguh ingin menegakkan agama Allah. Pun tak sedikit yang semangat berhalaqah agar naik jenjang keanggotaan dalam jamaah. Nah, ketika dirasa peluang naik tingkat sangat kecil, bukan tidak mungkin semangat yang sebelumnya menyala-nyala bisa langsung padam. Disorientasi tujuan ini berkaitan erat dengan ruhiyah seseorang sehingga ketika ada yang mengalami hal ini, maka pasokan ruhiyahnya harus ditingkatkan. Bisikan-bisikan hawa nafsu harus ditepis agar keikhlasan tetap terjaga. Komitmen bergabung dalam jamaah dakwah harus dikuatkan kembali.
Kedua, pelaksanaan halaqah yang membosankan.
Bagaimanapun, mengelola halaqah ada seninya. Meskipun kurikulum sudah ada, silabus sudah lengkap dan tujuan masing-masing materi sudah jelas, tetap saja diperlukan strategi agar halaqah berjalan dinamis dan penuh kesan. Halaqah yang melibatkan semua komponen dan bergerak menuju arah yang sama tentulah halaqah yang sangat dinanti-nantikan kehadirannya. Oleh karenanya setiap individu di dalam halaqah memiliki peranan yang sangat penting demi mewujudkan halaqah yang dirindui.
Ketiga, hubungan Murabbi dengan mutarabbi.
Murabbi sebagai pemimpin dan pengendali halaqah memegang peranan yang paling penting. Sosoknya haruslah mampu diterima semua anggota kelompok. Tidak ada penolakan terhadap dirinya. Imam Hasan Al Banna mengibaratkan figur ini sebagai syaikh dalam hal kepakaran ilmu, orang tua dalam hal kasih sayang, guru dalam hal pengajaran, kakak dalam hal teladan dan pemimpin untuk urusan ketaatan.
Pernah ada seorang mutarabbi yang menyampaikan kepada Murabbinya, “Ustadz, saya usul dalam halaqah kita ketika adzan Isya’ berkumandang marilah kita segera shalat berjamaah sebagaimana ketika kita shalat Maghrib.” Tak dinyana, jawaban Sang Murabbi begini.”Akhi, saya ketika halaqah dengan para doktor-doktor syariah biasa saja gak shalat Isya’ jamaah waktu halaqah. Shalatnya nanti di rumah saja biar waktu halaqah nggak terlalu lama. Saya rasa, yang perlu diperbaiki itu komitmen Antum. Antum suka datang telat, waktu halaqah tidur, kurang ihtiram, gak setor hafalan….”
Menjadi pemimpin, tak boleh alergi kritik sebagaimana menjadi mutarabbi pun tak boleh alergi nasihat dan teguran. Ketika jawaban tersebut disampaikan, maka si Al akh pun balik membalas, “Ustadz, saya kan usul. Usul itu bisa diterima atau ditolak. Kalo diterima, Alhamdulillah kalo nggak ya nggak apa-apa. Jangan malah membeberkan aib-aib saya…”
Ketika hubungan Murabbi-Mutarabbi seperti ini –saling menyerang- pastilah halaqah bukan lagi momen yang dirindukan. Ia akan menjadi waktu yang tidak diharapkan, atau dijalani dengan terpaksa. Dihadiri tanpa semangat. Oleh karenanya harus ada hubungan yang mesra antara Murabbi dengan mutarabbi-nya. Jika hubungan ini sudah tercipta, niscaya halaqah akan menjadi momen yang dinanti-nanti.
Keempat, melemahnya militansi.
Bisa jadi, masa-masa awal mengikuti halaqah adalah momen-momen yang tak terlupakan. Berkobar-kobarnya semangat dan keinginan meninggikan agama Allah. Setelah itu akan dirasakan kestabilan dan keadaan yang biasa-biasa saja. Kesibukan dunia, rutinitas kerja, tuntutan-tuntutan di luar dakwah dan kompleksitas dari ketiga faktor di atas akan melemahkan militansi. Pada kondisi seperti ini, halaqah bisa berubah menjadi sekedar rutinitas yang menjemukan. Hanya akan menjadi majelis ‘setor muka’. Jika ini yang terjadi, maka wajarlah jika kelak lambat laun halaqah tak akan lagi dirindui. Oleh karenanya, bangkitlah! Semangat itu tak dicari, tapi ditumbuhkan. Kemudian dipupuk dan dijaga dari hama dan virus yang akan melemahkannya. Militansi tak kenal musim. Ia harus dijaga senantiasa hidup dan menjadi api perjuangan.
Wahai Saudaraku, mari tumbuhkan kerinduan akan hari itu. Hari pertemuan kita dengan saudara yang diikat karena Allah. Hari yang di dalamnya penuh keberkahan dan doa para malaikat. Satu hari dalam setiap minggu yang kita dedikasikan untuk menghasilkan amal-amal dakwah dalam bingkai harakah Islamiyah… (dakwatuna)
15:15 | 0 comments | Read More