Powered by Blogger.

Islamic Sunday "Provokatips For Spectacular Teen Life", 28 Agustus 2016 Toserba Selamat Cipanas

Written By Yayasan Peduli Remaja Mentari on Wednesday, August 24, 2016 | 13:42

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

PROVOKATIPS for Spectacular Teen Life 


Hidup jadi remaja itu engga mudah. Butuh keberanian hebat buat ngelewatinya. Kalo kita lihat & perhatikan dengan seksama kehidupan orang-orang besar sepanjang zaman. Ternyata mereka meninggalkan jejak-jejak langkah sepanjang jalan mereka menuju ke kebesaran hidup. bahkan semenjak mereka berusia remaja.

Materi ini diramu dari jejak-jejak mereka yang kehidupan nya meng-inspirasi. Materi ini bisa memantik lilin inspirasi hidup kamu-kamu remaja, untuk selalu positif dalam kehidupan. Berakibat positive vibes yang mengandung & mengundang hal-hal positif hadir dalam hidup.

Tips-tips yang provokatif diracik untuk membawa hidup remaja makin spektakulerrr! Hanya ada di ISLAMIC SUNDAY nya MENTARI,

Oleh karena itu catat tanggal mainnya, Islamic Sunday kali ini hadir:

Hari dan Tanggal: Ahad 28 Agustus 2016
Jam: 09.00 - 11.00 WIB
Pemateri: Kang Roby Muharram, CMSP (Founder YPR Mentari)
Tempat: Mesjid Toserba Selamat Lantai 4, Jalan Raya Cipanas

So Sobat, buruan daftar dan untuk informasi acara silahkan hubungi 085720191419 dan acara ini Gratis untuk Pelajar

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

13:42 | 1 comments | Read More

Kuttab, Tempat Belajar dan Menghafal AlQur'an sebagai Peninggalan Peradaban Islam

KUTTAB yang dalam bentuk pluralnya katatib, sebagaimana disebut Al Mu’jam Al Wajiz adalah tempat bagi anak-anak untuk menghafal Al Qur`an dan mempelajari baca-tulis.
Pada awalnya, ketika masjid tidak digunakan untuk anak-anak belajar, pengajaran Al Qur`an dilakukan di tepian pasar, di beberapa tokonya. Tempat ini sejatinya dibuat bagi anak-anak dari kalangan keluarga yang memiliki kemampuan ekonomi menengah ke bawah. Adapun untuk keluarga kaya, mereka biasa memanggil guru untuk mengajar anak-anak mereka di rumah. Dari sinilah, sebutan kuttab bermula.
Hingga kini, belum diketahui secara persis awal berdirinya kuttab, namun pada abad ke dua hijriyah kuttab, tradisi mengajar Al Qur`an di kuttab sudah dilakukan, dimana Imam Al Baihaqi dalam Manaqib Imam Asy Syafi’i menyebutkan bahwa Imam Asy Syafi’i pada awalnya belajar di kuttab sebelum melakukan rihlah ilmiyah.
Biasanya, kuttab tidak hanya tempat belajar Al Qur`an bagi anak-anak, namun di tempat itu mereka memperoleh santunan berupa makanan, pakaian serta kebutuhan lainnya, dimana kuttab sangat memperhatikan kondisi anak-anak yatim dan miskin.
Setiap kuttab menunjuk para pendidiknya, yang biasa disebut dengan faqih, dan sistennya yang disebut arif. Para pendidik harus memenuhi syarat-syarat tertentu, karena mereka yang bertanggung jawab atas pendidikan anak-anak.
Anak-anak yang belajar di kuttab juga memperoleh perhatian dalam masalah kesehatan, dimana dokter selalu datang rutin ke kuttab. Para dokter itu, disamping memeriksa kesehatan anak-anak juga untuk mengetahui apakah seorang anak sudah mencapai baligh atau belum. Jika diketahui sudah mencapai baligh maka mereka dipersilahkan untuk meninggalkan kuttab untuk belajar di jenjang selanjutnya, karena lembaga ini hanya diperuntukkan anak-anak saja.
Dalam tradisi kuttab, jika anak sudah selesai menghafal Al Qur`an, maka diadakanlah sebuah perayaan yang disebut dengan israfah. Saat itu sang anak dinaikkan kuda yang telah dihias, dan di belakangnya, teman-temannya ikut mengarak, dari kuttab menuju rumahnya. Sampai rumah, orang tua anak pun menyambutnya sedangkan anak tersebut juga membawa lembaran yang menunjukkan ia telah selesai belajar di kuttab. Kemudian orang tua pun memberikan hadiah materi kepada pendidik,
Kuttab sendiri banyak terdapat di wilayah Timur, sebagaimana dicatat Ibnu Jubair pada tahun ke 7 hijriah. Disebutkan bahwasanya banyaknya kuttab disebabkan perhatian Shalahuddin Al Ayubi yang memerintahkan Mesir dan Syam kala itu dalam pendidikan anak-anak. Dimana juga disebutkan bahwa di Damaskus terdapat salah satu kuttab besar untuk para anak yatim.
Pada masa selanjutnya, istilah kuttab masih digunakan dalam menyebutkan tempat untuk mengajari Al Quran untuk anak-anak, seperti kuttab yang dibangun di majmu’ah Al Ghauri di Kairo pada 900 H. Bahkan di masa kentemporer, penyebutkan kuttab masih populer, dimana dicatat bahwa Syeikh Al Qaradhawi saat masih kanak-kanak belajar Al Qur`an di kuttab, dalam buku biografi ulama Mesir yang kini tinggal di Qatar ini, yang bertajuk “Yusuf Al Qaradhawi: Ibnu Qaryah wa Al Kuttab”.* (Hidayatullah Online)
13:29 | 1 comments | Read More

Bupati Batang Jawa Tengah: Shalat Berjamaah Tingkatkan Disiplin Pegawai

Written By Yayasan Peduli Remaja Mentari on Monday, August 22, 2016 | 17:21

Bupati Batang, Jawa Tengah, Yoyok Riyo Sudibyo mengaku, banyak efek positif yang dirasakan setelah memerintahkan pegawai di daerahnya melaksanakan shalat lima waktu berjamaah.
“Ini kembali lagi masalah disiplin, makanya saya bikin edaran shalat tepat waktu itu,” ujarnya pada acara Seri Diskusi Kepemimpinan Daerah di Sofyan Hotel Betawi, Jakarta, Ahad (21/08/2016).
Menurut Yoyok, shalat bisa menjadi tolak ukur disiplin seseorang, termasuk kinerja pegawai.
“Shalat, kan, hal yang ringan, maksimal 10 menit. Masa susah? Bagaimana dengan yang lain,” ungkap lulus Akademi Militer tahun 1994 ini.
Tak hanya mengeluarkan surat edaran, Yoyok mengaku juga berusaha senantiasa menjadi contoh dalam hal shalat lima waktu.
“Bahkan ada anggapan di masyarakat, kalau mau temui Pak Yoyok tinggal cegat di masjid saja pas lima waktu shalat,” tukasnya.
Surat Edaran bernomor 800/SE/2045/2015 tentang shalat lima waktu di masjid itu ditujukan ke berbagai pihak.
Seperti, aparat sipil negara, kepala dinas dan seluruh jajaran satuan perangkat kerja daerah, TNI/Polri, perusahaan swasta, sekolah, madrasah, pondok pesantren, rumah sakit, dan berbagai komunitas profesi.
Saat ini, diakui banyak kemajuan yang dirasakan masyarakat Batang semenjak dipimpin Yoyok.
Beberapa prestasi yang diraihnya yakni, Pemkab Batang merupakan daerah dengan urutan terendah dalam penyimpangan anggaran se-Jawa Tengah.
Pemkab Batang pun meraih Investment Award, standar ISO 270001 tentang keamanan lelang proyek, dan penghargaan Bung Hatta Anti-Corruption Awards. Kemudian, selain PAD Batang meningkat 300 persen, banyak pencapaian lain Pemkab Batang. (Hidayatullah Online)
17:21 | 0 comments | Read More

Tips Menjadi Pemuda Idaman

Written By Yayasan Peduli Remaja Mentari on Thursday, August 18, 2016 | 13:55

Ustadz Maman Surahman, Lc, M.Ag
Islam memberikan arahan yang benar di dalam menentukan siapa yang akan menjadi teman hidup seseorang.
Islam mengarahkan pada 4 hal yang harus diperhatikan oleh seorang laki-laki di dalam rangka menentukan calon istrinya dan ada hanya 2 hal yang harus diperhatikan seorang perempuan dalam menentukan siapa yang akan diterima menjadi suaminya.
Empat hal yang harus diperhatikan seorang laki-laki itu adalah sebagaimana dalam hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: "seorang wanita dinikahi karena 4 hal:
1. karena hartanya 
2. Karena kecantikannya, 
3. karena nasab (keturunanya) 
4. karena agamanya, maka Pilihlah seorang wanita yang agamanya baik maka engkau akan beruntung
Secara manusiawi seorang laki-laki ketika akan menentukan pilihannya maka kecenderungannya adalah melihat dari segi fisik, karena pada dasarnya 80 persen laki-laki bersifat visual sehingga yang pertama dilihat adalah rupa yang cantik
Inilah laki-laki yang tertarik dengan pasangannya secara fisik. Sehingga arahan Islam adalah hendaklah memilih yang mempunyai agama yang baik karena fisik itu suatu saat akan hilang. kecantikan Suatu saat akan hilang dengan bertambahnya usia.
Harta juga bisa habis secara tiba-tiba, bahkan kemuliaan keturunan juga akan hilang suatu saat. Akan tetapi yang namanya kebaikan akhlak dan agama inilah yang akan kekal
Sedangkan untuk wanita maka islam hanya memberikan dua faktor saja yang harus diperhatikan
Yaitu agama dan akhlak yang baik sebagaimana sabda rasulullah shallallahu alaihi wasallam : "Jika datang kepadamu seseorang yang engkau ridhoi agama dan akhlaknya maka nikahkanlah, jika tidak maka akan terjadi kerusakan yang besar di muka bumi." (HR. Tirmidzi).
Pertanyaannya adalah, apakah para wanita tidak tertarik dengan ketampanan atau keindahan rupa?
Jawabannya, para wanita tertarik dengan ketampanan dan keindahan rupa
Akan tetapi standar keindahan menurut wanita berbeda dengan standar keindahan menurut laki-laki.
Hal ini disebabkan karena 80% wanita itu bersifat audio (sesuatu yang didengar). Ketertarikan mereka cenderung terhadap sesuatu yang didengar menyenangkan bukan kepada sesuatu yang menyenangkan untuk dilihat
Keindahan menurut wanita adalah penghargaan, penerimaan, cinta dan kasih sayang juga kesetiaan. Itu tertuang di dalam pendengaran mereka tidak pada penglihatan mereka
Maka perbaikilah akhlak dan agamamu wahai para pemuda karena sesungguhnya wanita-wanita yang baik itu lebih tertarik kepada agama dan akhlak yang baik dari pada indah dan tampannya rupa seorang laki-laki
Selamat berjuang para pemuda.

Sumber: FB Parenting Nabawiyah
13:55 | 0 comments | Read More

Kaitan Erat Antara Ilmu dan Iman

Written By Yayasan Peduli Remaja Mentari on Tuesday, August 16, 2016 | 13:45


RAMAINYA media belakangan ini soal isu sistem pendidikan sekolah menjadi tanda, pendidikan masih perlu diperbaiki dan problematiknya perlu segera dicari solusi. Dari sekian problema pendidikan itu, sesungguhnya terdapat isu fundamental yang harus ditangani. Kesalahan memahami ilmu berdampak cukup serius terhadap kekeliruan penerapan pendidikan. Di antara kesalah fahaman yang masih dijumpai di sederet pendidik dan pelaku pendidikan adalah tidak mengkaitkan ilmu dengan iman.

Pemahaman ‘bercerainya’ antara iman dan ilmu pengetahuan boleh dikata sudah ‘lumrah’ di kalangan pendidik. Di lembaga Islam saja masih terdapat kebingungan pendidik mengaitkan pelajaran ilmu pengetahuan alam dengan iman.

Ilmu dalam Islam menempati posisi sangat penting. Salah satunya al-Qur’an menyebut kata ‘ilm dan deravisanya sebanyak 750 kali. Sehingga orang berilmu menempati posisi mulya. Allah Subhanahu Wata’ala  berfirman;

“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat, dan Allah Subhanahu Wata’ala  Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Mujadalah: 11).

Dalam satu hadis dijelaskan, mencari ilmu juga mendapatkan tempat yang mulya; “Barang siapa yang mencari ilmu maka ia di jalan Allah Subhanahu Wata’ala  sampai ia pulang.” (HR. Tirmidzi).

Wahyu pertama yang diturunkan Allah Subhanahu Wata’ala  kepada Nabi Muhammad Saw berkaitan dengan perintah membaca (iqra’). Tetapi, sejak awal, sudah diingatkan bahwa proses membaca tidak boleh dipisahkan dari ingat kepada Allah Subhanahu Wata’ala . Harus dilakukan dengan mengingat nama Allah Subhanahu Wata’ala  (Iqra’ bismi rabbikalladzi khalaq). Konsepsi Ilmu dalam Islam tidak memisahkan antara iman dan ilmu pengetahuan. Tidak memisahkan unsur dunia dan unsur akhirat. Karena pada hakikatnya ilmu pengetahuan dipelajari bermuara pada satu tujuan penting, mengenal Allah Subhanahu Wata’ala , beribadah kepada-Nya dan kebahagiaan di akhirat.

Syed Muhammad Naquib al-Attas mengatakan, “Mengawali akidah (yang disusun oleh al-Nasafi) dengan pernyataan yang jelas tentang ilmu pengetahuan adalah sesuatu yang sangat penting, sebab Islam adalah agama yang berdasarkan ilmu pengetahuan. Penyangkalan terhadap kemungkinan dan objektifitas ilmu pengetahuan akan mengakibatkan hancurnya dasar yang tidak hanya menjadi akar bagi agama, tetapi juga bagi semua jenis sains.”( Jurnal Islamia No. 5 Thn II April-Juni 2005, hal. 52).

Rasulullah Shaallahu ‘Alaihi Wassallam bersabda, “Barangsiapa yang bertambah ilmunya tapi tidak bertambah petunjuknya, maka tidak akan bertambah kecuali dia akan makin jauh dari Allah Subhanahu Wata’ala. ” (HR. al-Dailami).

Maksudnya, orang yang bertambah ‘informasi pengetahuannya’, namun tidak bertambah imannya, maka orang tersebut dijauhkan dari petunjuk Allah Subhanahu Wata’ala .

Karena itu, yang dinamakan al-din(agama Islam) adalah gabungan antara iman, Islam, ilmu pengetahuan, dan amal sholeh merupakan bagian yang tak terpisahkan (Wan Mohd Nor Wan Daud, Tantangan Pemikiran Umat,hal.55).

Karena itu, ilmu dalam Islam berdimensi duniawi dan ukhrawi. Ilmu itu merangkum keyakinan dan kepercayaan yang benar (iman). Karena itu, jika seseorang itu pandai, menyimpan informasi banyak dalam pikiran, akan tetapi jika ia tidak mengenal hakikat diri, tidak mengamalkan ilmunya, tidak beriman dan tidak berakhlak, maka tidak bisa disebut orang berilmu.

Ilmu pengetahuan dalam Islam, semuanya harus menjadikan akidah sebagai asas dasarnya. Belajar ilmu kedokteran, ekonomi, biologi, sosiologi dan lain-lain harus menjadikan syariat sebagai basis, dan mengorientasikan tujuan dasarnya untuk mencapai ridha Allah Subhanahu Wata’ala  Subhanahu Wata’ala , bukan sekedar demi tuntutan duniawi.

Kita telah mengenal macam ilmu fardhu ain dan fardhu kifayah. Ada baiknya dua macam golongan ilmu ini kita pelajari lagi, lebih-lebih untuk pendidik. Karena, dengan menerapkan dua macam ilmu ini secara betul, maka Insya Allah, kita tidak lagi menceraikan ilmu dan pengetahuan.

Namun secara mendasar dapat dimulai dengan seperti ini; pertama-tama di dalam pendidikan dasar dan menengah, pengajaran ilmu fardhu ‘ain diperkuat. Formatnya, materi-materi porsi dan praktik pengajarannya akidah diperkuat. Karena bidang ini termasuk yang wajib bagi individu-individu Muslim mengetahuinya.

Adapaun ilmu-ilmu seperti matematika, IPA, IPS, bahasa, dan lain-lain yang termasuk fardhu kifayah disajikan dengan menjadikan tauhid sebagai basis dan dasarnya. Di sekolah menengah misalnya, kurikulum akidah akhlak, fikih, biologi, fisika dan lain-lain landasannya adalah pengetahuan tentang i’tiqad Islam. Sangat mungkin mengajar biologi atau fisika dengan diramu materi-materi tarbiyah ruhiyahplus akidah Islam.

Dengan desain seperti ini bukan tidak mungkin kelak akan lahir, dokter yang fakih, fisikawan yang mufassir, atau ulama’ yang matematikawan. Profil ideal ini ada dalam sosok Fakhruddin al-Razi, generasi ulama’ yang cendekiawan pasca Imam al-Ghazali.

Di tangan al-Razi, ilmu pengetahuan dalam dunia Islam menemukan fase gemilangnya — setelah sekian lama membeku. Fase itu tidak mustahil terwujud di era modern, itu jika seluruh insan pendidikan Islam menyadari pentingnya relasi antara iman dan ilmu pengetahuan. Jadi, sebaiknya perdebatan insan pendidikan tidak lagi fokus pada cara menyajikan pelajaran; full day apa half day. Karena ada masalah cukup serius yang dilupakan; yaitu konsep pendidikan dan konsep ilmu itu yang sedang dirusak.* (Hidayatullah Online)

Oleh: A. Kholili Hasib
Peneliti Institut Pemikiran dan Peradaban Islam (InPAS) Surabaya, Wakil Sektretaris MIUMI Jatim
13:45 | 0 comments | Read More

Program Pendidikan Akuntansi (PPA) Non Gelar Bank BCA

Written By Yayasan Peduli Remaja Mentari on Friday, August 12, 2016 | 14:44

Program pendidikan non gelar ini ditujukan kepada lulusan SMA atau sederajat yang memiliki prestasi akademik namun memiliki kendala finansial.
Para siswa mendapatkan pembekalan soft skill, seperti leadershipteam work, pembentukan karakter, grooming, dan financial planning.
Selama pendidikan, peserta tidak dipungut biaya. Bahkan bahkan para siswa mendapatkan uang saku dan fasilitas berupa buku-buku pelajaran serta pemeriksaan kesehatan sesuai kebijakan perusahaan.
Program yang diluncurkan sejak 1996 ini didukung oleh staf pengajar berkualitas dari para profesional dan dosen dari universitas terkemuka di Indonesia.
Program PPA Non Gelar berlangsung selama 30 bulan dan menggunakan sistem gugur dengan standar kelulusan yang ketat. Selain kegiatan di kelas, siswa juga mengikuti on the job training di lingkungan BCA. Selanjutnya, para peserta juga diberikan kesempatan bekerja di BCA tanpa ikatan dinas selepas menyelesaikan program tersebut.
Per akhir 2015, peserta program PPA mencapai 387 orang. Sebanyak 126 orang berhasil menyelesaikan program ini, dan 125 di antaranya memilih bergabung dengan BCA sebagai karyawan permanen.
Persyaratan PPA/PPTI :
  • Warga negara Indonesia;
  • Lulusan SMA/SMK atau siswa/siswi SMA/SMK kelas III;
  • Usia maksimum 20 tahun ;
  • Rata-rata nilai rapor kelas I s/d III minimal 7,50;
  • Rata-rata nilai Matematika (SMA IPA,IPS) atau Nilai Produktif (khusus SMK) minimal 7,50 untuk PPA
  • Rata-rata nilai Matematika (SMA IPA dan SMK Teknik yang berkaitan dengan teknologi informasi) atau Nilai Produktif (SMK Teknik yang berkaitan dengan teknologi informasi) minimal 7,50 untuk PPTI
  • Tidak pernah tinggal kelas dari SD-SMA/SMK;
  • Tidak pernah terlibat narkoba dan pelanggaran hukum lainnya;
  • Lulus dalam proses seleksi. 

Silahkan Daftar Online Disini dan untuk area Cianjur sepertinya masuk area Bandung yang paling dekat.
Untuk informasi lebih detail silahkan klik DISINI
14:44 | 0 comments | Read More

Program Pendidikan Teknik Informatika (PPTI) Non Gelar dari Bank BCA

BCA membuka program PPTI untuk mengimbangi peningkatan kebutuhan SDM dan perkembangan Teknologi Informatika (TI) di industri perbankan.
Program pendidikan non gelar ini ditujukan kepada lulusan SMA atau sederajat yang memiliki prestasi akademik namun memiliki kendala finansial.
Secara umum, materi yang diberikan program ini setara dengan materi S1 Teknik Informatika, namun diperkaya dengan beberapa materi pengembangan diri.
Program PPTI Non Gelar berlangsung selama 30 bulan dan menggunakan sistem gugur dengan standar kelulusan yang ketat. Para peserta program ini tidak dipungut biaya, bahkan mereka mendapatkan uang saku dan fasilitas berupa buku-buku pelajaran serta pemeriksaan kesehatan sesuai kebijakan perusahaan.
Selain kegiatan di kelas, siswa juga berkesempatan magang di unit kerja Kantor Pusat BCA. Selanjutnya, setelah peserta menyelesaikan program ini, BCA akan memberikan penawaran kepada mereka untuk bekerja sebagai karyawan BCA, apabila perusahaan membutuhkan.
Per akhir 2015, peserta program PPTI tercatat 91 orang. 
Persyaratan PPA/PPTI :
  • Warga negara Indonesia;
  • Lulusan SMA/SMK atau siswa/siswi SMA/SMK kelas III;
  • Usia maksimum 20 tahun ;
  • Rata-rata nilai rapor kelas I s/d III minimal 7,50;
  • Rata-rata nilai Matematika (SMA IPA,IPS) atau Nilai Produktif (khusus SMK) minimal 7,50 untuk PPA
  • Rata-rata nilai Matematika (SMA IPA dan SMK Teknik yang berkaitan dengan teknologi informasi) atau Nilai Produktif (SMK Teknik yang berkaitan dengan teknologi informasi) minimal 7,50 untuk PPTI
  • Tidak pernah tinggal kelas dari SD-SMA/SMK;
  • Tidak pernah terlibat narkoba dan pelanggaran hukum lainnya;
Lulus dalam proses seleksi.
Silahkan Daftar Online Disini dan untuk area Cianjur sepertinya masuk area Bandung yang paling dekat.
Untuk informasi lebih detail silahkan klik DISINI
14:36 | 0 comments | Read More

Pak Habibie: Masjid Harus Jadi Garda Terdepan Tingkatkan Kualitas SDM

Written By Yayasan Peduli Remaja Mentari on Friday, August 5, 2016 | 09:31


Presiden RI ke-3 BJ Habibie, meminta masjid menjadi garda terdepan dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia. Sebab, kata dia, tidak ada masyarakat di dunia yang bisa mengandalkan pada Sumber Daya Alam (SDA) terbarukan maupun tidak terbarukan secara terus menerus.

Dia menguatarakan, saat tertentu, harga minyak bisa meningkat tajam. Tapi harga minya juga bisa jatuh secara tiba-tiba. Lalu, harga rempah-rempah bisa berada pada harga tertinggi, tapi bisa juga merosot dalam waktu singkat.

"Yang bisa diandalkan terus-menerus adalah SDM terbarukan," kata Habibie, dalam seminar 'Peran Masjid dalam Membentengi Umat dari Pemikiran Menyimpang', di Universitas Al-Azhar, Jakarta, Kamis (4/8).

Habibie menjelaskan, tahun lalu di Timur Tengah, ada 1,2 juta anak muda berpendidikan pergi ke Eropa. Dari 1,2 juta anak muda itu, 900 ribu pergi ke Jerman. Hal itu menurutnya, Timur Tengah tidak semata-mata mengandalkan SDA, tapi juga mempersiapkan SDM nya agar produktif dan mengembangkan ilmu pengetahuan, berbudaya, beragama.

"Masjid, harus dimanfaatkan untuk mengembangkan SDM. Masjid harus berada di garis terdepan," ujar Habibie.

Ia menjelaskan, produktifitas ditentukan oleh tiga elemen. Masing-masing sinergi positif, elemen budaya dan elemen agama dan ditambah ilmu pengetahuan. Elemen budaya, merupakan elemen yang lebih tua dari agama. Menurut Habibie ini mesti disinergikan dengan elemen agama yang berpegang kepada Alquran dan Sunnah.

Habibie mengatakan masjid harus bisa mendapatkan informasi budaya, agama dan ilmu pengetahuan. Tidak cukup hanya setiap Jumat mendengarkan khutbah, tapi perlu diiringi dengan diskusi-diskusi dan kajian.

"Saya minta kepada khatib, harus yang benar-benar profesional. Memikirkan bagaimana memberikan nilai-nilai Alquran dan Sunnah dari garis persamaan antara ilmu pengetahuan dan agama," katanya. (Republika Online)
09:31 | 0 comments | Read More

Media Sosial Menjadi Sarana Yang Efektif Bagi Operasional Aparat Polres Cianjur

Written By Yayasan Peduli Remaja Mentari on Wednesday, August 3, 2016 | 14:46

Mungkin bagi sebagian orang menganggap Jejaring Media Sosial semacam Facebook dan Twitter hanya alat untuk mengekspresikan kondisi hati, jika sedang sedih atau senang maka Timeline Medsos jadi pelampiasan.

Tapi sebenarnya fungsinya bisa jauh lebih bermanfaat sepertinya untuk mencari uang dengan berdagang secara Online atau menjadikan sarana berbagi informasi termasuk bagi Aparat Kepolisian Resort Cianjur.

Seperti yang dilakukan oleh Aparat Kepolisian bernama Nopan Sudirman yang melaporkan aksi tawuran di Salaeurih Kelurahan Sayang Cianjur tanggal 2 Agustus 2016 kemarin, dimana ada Pelajar di dalam angkot yang dilempari oleh Pelajar lain yang berada di Jalanan. Ketika mereka melewati kerumuman Pelajar yang melempari Angkot itu, para Pelajar di dalam Angkot melawan dengan mengeluarkan Celurit. Dan Alhamdulillah tawuran itu bisa dicegah oleh Aparat tersebut dan berhasil diamankan.


Kemudian Kapolres Cianjur Asep Guntur Rahayu yang kebetulan berteman di Facebook dengan anggotaya itu menimpali informasi tersebut dan sharing di Timeline-nya sebagai informasi kepada Masyarakat tentang aksi tawuran yang Alhamdulillah yang gak jadi tersebut. Dan di komentarnya beliau menyerukan agar para Orang Tua harus mau peduli dengan mengecek Tas Anak-anak mereka ketika akan berangkat sekolah terutama yang duduk di bangku SMK/SMA atau sederajat.

Nah tugas Polisi sebagai penjaga keamanan sudah terlaksana, tinggal para Guru, Ustadz dan Orang Tua memastikan anak-anaknya tidak melakukan hal-hal yang tidak berguna seperti tawuran. Yang parahnya sampai membawa Celurit dan Senjata tajam lainnya.
14:46 | 0 comments | Read More