Powered by Blogger.

Penyebab Para Remaja Pacaran

Written By Yayasan Peduli Remaja Mentari on Tuesday, October 4, 2011 | 16:25

Beberapa penyebab para remaja memutuskan pacaran, Mungkin diantaranya :

Dari beberapa buku psikologi ditulis : keinginan para remaja untuk berpacaran karena mereka tergoda untuk pacaran disebabkan kurangnya limpahan kasih sayang dari orang tua atau lingkungan di rumah.

kasih sayang yang dimaksud disini, bukan berarti orang tua harus menemani selama 24jam untuk sang anak. tapi adalah bagaimana perhatian dan cara memberikan kasih sayang dari orang tua kepada anak. bagaimana orang tua/keluarga memperlakukan anak-anak tersebut. karena ada juga orang tua yang selalu stand by dirumah tapi perlakuannya terhadap sang anak jauh dari baik. sehingga anak anak mencari pelampiasan atau kehangatan kasih sayang diluar rumahnya.

Dan ternyata, setelah diamati di kehidupan sehari-hari, baik dari lingkungan keluarga, teman, dan sekitar maupun para siswa/i yah memang seperti itu.

anak2 yang memiliki kualitas hubungan dan kasih sayang yang baik dengan keluarganya cenderung malu atau enggan berbicara masalah pacaran, istilahnya tabu buat mereka. dan kebanyakan dari mereka pun tidak berani pacaran. karena mereka melihat tidak ada gunanya pacaran. dan terkadang sang anak jatuhnya terlihat lebih manja dengan kedua orang tua nya. tapi manja yang wajar untuk anak2 remaja seusia mereka. baguslah karena manja pada yang seharusnya.

sedangkan pada anak2 remaja yang usianya sama pula tapi tidak memiliki kualitas hubungan yang baik antar orang tua dan anak. dan sangat buruk dalam menunjukkan kasih sayang mereka kepada anak, yah bisa dipastikan para remaja tersebut akan melakukan pacaran. dan buat mereka hal ini bukanlah menjadi hal yang tabu. bahkan mereka sudah terang2an men-declare perasaan mereka yang sangat dewasa ini. apalagi kalau mereka sadar kalau mereka memiliki kelebihan seperti fisik atau wajah yang bagus. makin lancar ajah deh ....

contoh kecil, ketika sang remaja akhirnya melakukan pacaran.

Disaat berada di lingkungan rumah dia selalu tidak dihargai dalam segala hal.
misalkan, sang ibu menyuruhnya mencuci piring namun hasil cucian piringnya kurang bersih atau masih amis. lalu sang ibu komplain sambil berkata2 kasar "pegimana sih kamu, disuruh nyuci beginian ajah ga bisa. makan ajah ama tidur digedein luuh"...
yang ada sang anak dongkol. begitu juga ketika akan disuruh melakukan pekerjaan yang lain, salah lagi. otomatis omelan lagi yang didapat. begitulah terus menerus selalu saja salah setiap kali diminta tolong tanpa ada sedikitpun penghargaan yang didapat dari orang tua. minimal senyuman atau pun ucapan terima kasih pun tidak didapat.

Hal-hal sepele semacam ini yang nampaknya memang tidak disadari oleh para orang tua. sementara para orang tua sendiri pun memiliki berjuta alasan atas sikapnya tersebut, tanpa mau memahami bahwa para remaja masih butuh limpahan kasih sayang bukannya omelan. walhasil sang anak pun mencari kebahagiaan diluar rumah.

ketika ada seorang gadis remaja yang sering sekali diomelin, dijatuhkan oleh orang tuanya sendiri alias sedikit sekali penghargaan yang diberikan ke anak. apalagi mendapatkan limpahan kasih sayang, jarang sekali. jangan heran ketika si gadis cepat sekali termakan bujuk rayu teman laki2nya.

ketika dirumah , ibunya jarang sekali berkata2 manis atau sekedar memberi senyum . namun ada orang lain yang mau tersenyum dan berkata2 manis padanya. dan ketika ayahnya tidak pernah membelai kepalanya. namun ada teman sebayanya yg laki2 bahkan pria yang lebih dewasa dengan senang hati mau membelai kepala si gadis, otomatis dia bukannya menolak tapi malah senang. dari situlah pintu menuju pacaran para remaja dimulai.

yang lebih parahnya, ketika mereka pacaran selayaknya suami istri dan akhirnya pun hamil duluan lalu dengan mudah mendapat gelar MBA (married by accident).

*Aisya @myQuran.com

0 comments:

Post a Comment