Powered by Blogger.

MUI Tolak Gagasan Minta Maaf ke PKI

Written By Yayasan Peduli Remaja Mentari on Wednesday, September 30, 2015 | 05:36

Ketua MUI Pusat KH Makruf Amin menyampaikan pidato dalam Pengukuhan Pengurus MUI Pusat Masa Khidmat 2015-2010 di Jakarta, Selasa (29/09).

Majelis Ulama Indonesia (MUI) menegaskan penolakannya terhadap gagasan permintaan maaf oleh pemerintah kepada Partai Komunis Indonesia (PKI). MUI beralasan, dalam sejarahnya PKI adalah pelaku pemberontakan. Selain itu, para ulama juga telah menjadi korban kebiadaban PKI. 

"Wah, PKI itu kan memberontak, kok minta maaf sih. Nah ini persepsinya seperti apa. Kalau kita kan menganggap PKI itu  memberontak," ungkap Ketua Umum MUI Pusat KH Ma'ruf Amin usai pengukuhan Pengurus MUI Pusat Masa Khidmat 2015-2010 di Gedung MUI Pusat, Jl Proklamasi, Jakarta, Selasa (29/09) kemarin.
Karena PKI adalah pemberontak terhadap pemerintahan yang sah, Kyai Ma'ruf berpendapat tidak sepantasanya pemerintah meminta maaf kepada anak cucu PKI sekarang. 
"Nggak pantas dong. Kalau begitu harus minta maaf sama DI/TII, mau minta maaf sama Permesta, terus minta maaf...wah kacau itu!," tandasnya. 
Apalagi, kata Kyai Ma'ruf, dalam pemberontakan PKI tahun 1948 dan 1965, para ustaz, guru ngaji, dan ulama juga banyak yang dibunuh oleh PKI. 
Meski tidak setuju permintaan maaf, tetapi Kyai Ma'ruf setuju bila dilakukan rekonsialiasi untuk mempersatukan bangsa. Tetapi sekali lagi bukan berarti pemerintah harus minta maaf karena merasa telah bersalah pada PKI.
"Kalau rekonsiliasi sih bagus saja, namanya kita untuk mempersaudarakan bangsa ini. Tetapi bukan kemudian pemerintah harus minta maaf. Merasa bersalah, itu tidak betul. Kalau rekonsiliasi baguslah," pungkasnya.
Sumber: suara-islam.com
05:36 | 0 comments | Read More

Menelusuri Jejak Kebiadaban PKI di Madiun

 Dari kiri: Aru Syeif Assadullah (Pimred Tabloid Suara Islam), KH. Muhammad al Khaththath (Pemimpin umum), dan Muhammad Halwan (Wartawan Daerah) didepan kuburan massal korban pembantaian PKI

Tim kecil redaksi Suara Islam melakukan perjalanan khusus, menelusuri sejarah sekitar tahun-tahun awal berdirinya Republik ini yang dikoyak kekejaman Partai Komunis Indonesia (PKI), di sekitar upaya pengambilalihan kekuasaan secara paksa dalam peristiwa Madiun tahun 1948.

Tercakup dalam tim redaksi Suara Islam itu, kendati dalam jumlah kecil namun mencakup redaksi Tabloid dan Suara Islam Online. Mereka diantaranya terdiri Pemimpin Umum KH. Muhammad Al Khaththath, Pemimpin Redaksi H.M. Aru Syeiff Assadullah, Syaiful Falah serta beberapa orang staf redaksi lain. Perjalanan kemudian didampingi M. Halwan dari Biro Daerah-Jawa Timur.

Perjalanan ini, dilatarbelakangi gejala yang berkembang dalam beberapa tahun belakangan, terutama setelah Orde Baru tumbang (21 Mei 1998), semakin terang adanya upaya pemutarbalikkan fakta tentang kekejaman PKI. Upaya itu dilakukan dalam berbagai bentuk publikasi, termasuk penulisan buku-buku, terang-terangan semakin mengaburkan sejarah kelam itu.

Berbagai publikasi yang dilakukan orang-orang bekas PKI menyebut, pemberontakan PKI di Madiun tahun 1948, hanya merupakan provokasi Wakil Presiden Muhammad Hatta, yang ketika itu merangkap sebagai Perdana Menteri. Kemudian, ada upaya mengelak dari yang sebenarnya berada di balik kudeta gagal di tahun 1965. Mereka menyebut G30S PKI 1965,  hanya konflik internal ABRI terutama Angkatan Darat. Perjalanan tim kecil redaksi Suara Islam bermisi menggali fakta yang lebih benar.

Upaya pengaburan sejarah, diantaranya seperti yang ditulis Suara Islam Tabloid Edisi 165 September/Oktober 2013; rancangan Kurikulum Pendidikan Sejarah Nasional (PSN) tahun 2004, secara sengaja menghilangkan dua peristiwa; Pemberontakan PKI September 1948 dan Gerakan 30 September (G30S) PKI 1965. Sebaliknya justru banyak mengurai pemberontakan DI/TII.

Sejumlah tokoh Islam, gigih melancarkan protes terhadap rencana penerapan kurikulum itu, dan protes ini berhasil menggagalkan penerapan kurikulum PSN “keblinger” itu. Diantara tokoh Islam itu; (Alm) Allahuyarkham KH. Yusuf Hasyim---Pimpinan Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Jombang Jawa Timur, kemudian KH. Abdul Rasyid Abdullah Syafii, Pengasuh Perguruan Islam Asy Syafi’iyah, Balimatraman Jakarta Selatan, ada pula Sastrawan Taufiq Ismail dan sejumlah tokoh lainnya.

KH. Muhammad Yusuf Hasyim, karib disapa Pak ‘Ud dan Gus ‘Ud ini wafat Ahad, 14 Januari 2007. Sebulan sebelumnya, tepatnya Sabtu 9 Desember 2006 bertutur kepada Suara Islam mengungkap; Kurikulum PSN tahun 2004 akan diterapkan  mulai 1 Juli 2005, sangat menyakitkan umat Islam, karena tidak menyebut PKI pernah memberontak; tahun 1948 berusaha mengambil alih kekuasaan di Madiun. Tidak pula menyebut PKI berada di belakang kudeta gagal ditahun 1965. “Malah, pemberontakan DI/TII, banyak diurai, namun tidak dilengkapi latar belakang yang benar,” ungkap Pak ‘Ud.  

Tokoh-tokoh Islam yang melancarkan protes, KH. Muhammad Yusuf Hasyim menyebut sebagai sebuah Delegasi Besar. Ketika itu berhasil bertemu Mendiknas (dijabat Bambang Sudibyo), Menko Kesra (dijabat Alwi Shihab) dan Ketua DPR RI (dijabat Agung Laksono). “Alhamdulillah, protes itu didengar mereka. Sangat melegakan; akhirnya kurikulum berhasil dibatalkan, dan ditetapkan menerapkan PSN pada kurikulum sebelumnya.

Paling Diincar PKI

Masih dari Suara Islam edisi yang sama, dari rubrik Nasional Mengenang KH. M. Yusuf Hasyim, mengungkap ketika PKI memberontak mengambil alih kekuasaan tahun 1948 di Madiun, juga menahan KH. Imam Zarkasyi dan KH. Achmad Sahal, dua pimpinan Pengasuh Pondok Modern Darussalam, Gontor, Ponorogo

Tim kecil redaksi, ketika berkunjung ke Gontor, Selasa (24 Desember) diterima Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi, M.Phil, MA., Wakil Rektor Institut Studi Islam Darussalam (lebih dikenal sebagai Universitas Darussalam, red). Dalam perbincangan; tidak terjelaskan KH. Imam Zarkasyi ketika itu sebagai Kiai yang sangat diincar oleh PKI. Penangkapan, penyekapan dan penahanan oleh PKI yang dialami bersama KH. Achmad Sahal, kakaknya dan sejumlah 70 santrinya, tak ubahnya seperti yang dialami ratusan kiai di Madiun, Magetan, Ngawi dan Pacitan;  yang tertangkap dan kemudian menjadi korban pembantaian.

Tim Suara Islam bertemu dengan Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi, M.Phil, MA., Wakil Rektor Institut Studi Islam Darussalam

Suara Islam berhasil menghimpun beberapa catatan sejarah. KH. Imam Zarkasyi sangat diincar PKI karena, walaupun sejenak, pernah sangat aktif di Masyumi—satu-satunya partai Islam, yang sangat dimusuhi PKI. Di masa pendudukan Jepang, ketika  Masyumi mendirikan lasykar Hizbullah---sebagai organisasi ketenteraan Islam, KH. Imam Zarkasyi  menjadi anggota pengurus pusat dan terlibat langsung penanganan berbagai latihan anggota.

KH. Imam Zarkasyi, pada April 1945 aktif dalam berbagai pertemuan Masyumi untuk pembahasan dan mematangkan ide pendirian Perguruan Tinggi Islam. Beberapa kali pertemuan yang diselenggarakan itu, kemudian disebut sebagai Sidang Pendirian Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta. Berhasil diresmikan pembukaanya pada 8 Juli 1945 yang ketika itu masih bernama Sekolah Tinggi Islam (STI).

Dalam Muktamar Umat Islam di Yogyakarta  7-8 Nopember 1945, KH. Imam Zarkasyi tercatat sebagai anggota tim perumus untuk mewujudkan Masyumi sebagai satu-satunya partai politik umat Islam. Setelah Masyumi menjadi partai politik, KH. Imam Zarkasyi tercatat duduk menjadi anggota Majelis Syuro (Dewan Partai) bersama tokoh-tokoh yang lain, diantaranya Ki Bagus Hadi Koesoemo, KH. Wahid Hasyim dan Mr. Kasman Singodimedjo. Pendiri dan Pimpinan Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng,  KH. Hasyim Asy’ari, bertgindak sebagai ketua Majelis Syuro ini.

Sembilan hari sebelum “meletus” pemberontakan PKI, tepatnya pada 9 September 1948, Masyumi wilayah Ponorogo menggelar rapat besar di Pondok Gontor. PKI ternyata juga mengetahui di antara santri (ketika itu berjumlah 200 orang) terdapat seorang anggota tentara Hizbullah; dimaksud adalah Ghozali Anwar.

Terbetik khabar di daerah lain, para Kiai menjadi korban kekejian PKI; karena itu bersama Shoiman, santri senior lainnya, Ghozali Anwar mendesak KH. Imam Zarkasyi dan KH. Achmad Sahal, agar bersedia mengungsi. Sebelum mengungsi, pondok pesantren diliburkan.  Diantara 130 orang santri, yang tidak dapat pulang ke daerah asal, di titip-titipkan ke rumah penduduk. Ikut mengungsi 70 orang santri senior. Pelarian dalam pengungsian ini  akhirnya terkepun dan tertangkap di kawasan Sawoo, timur kota Ponorogo.

Disekap dalam rumah tahanan yang berpindah-pindah hingga akhirnya dijebloskan ke Penjara Ponorogo. Sedang 70 orang santri diangapsebagai tahanan ringan, di sekap di masjid pangung (masjid tingkat milik Muhammadiyah Jl. Soekarno-Hatta,red). Setiap tekanan yang dilancarkan dalam interogasi kepada santri, PKI selalu menanyakan keterlibatannya di dalam Tentara Pelajar, Tentara Hizbullah, GPII (Gerakan Pelajar Islam Indonesia) dan kemungkinan mengetahui keberadaan  KH. Imam Zarkasyi.

Makam Soco


Sebelum ke Ponorogo, tim kecil redaksi Suara Islam, di kota Madiun melihat dari dekat  Rumah Tahanan Militer (RTM) di Jalan Jenderal A. Yani (dahulu Jalan Wilis). Seberang jalan ini, adalah tepian sungai besar Kali Madiun. RTM Madiun, berada tepat di tikungan aliran sungai ini. Sisi kiri RTM, terdapat rumah pengendali lima unit pompa besar, penyedot banjir kota Madiun, diangkat masuk ke aliran Kali Madiun.

Mengapa menengok RTM?. Karena di rumah tahanan ini, sejumlah tokoh ----terbanyak dari Masyumi--- pada awal hingga pertengahan dasawarsa 1960-an, ditahan oleh rezim Soekarno yang sedang bermesraan dan  kesengsem dalam buaian komunis.

Penahanan tokoh Masyumi serta tokoh-tokoh yang lain, tercatat mulai dari 16 Januari 1962 dan berlangsung selama lebih empat tahun hingga April atau Mei 1966. Sebelumnya dipindah-pindah di sejumlah rumah tahanan. Pemindahan ke RTM Madiun dibagi dalam dua gelombang. Pertama, ditempatkan di blok A adalah: Mr. Mohammad Roem satu kamar dengan Prawoto Mangkoesasmito. Kemudian Anak Agung Gde Agung satu kamar dengan Subadio Sastrosatomo. Sutan Syahrir dan Sultan Hamid, masing-masing menempati satu kamar terpisah

Dalam bulan Januari 1963, datang rombongan tahanan ke dua dijebloskan blok B RTM Madiun. Diantaranya; Engkin Zainal (EZ) Mutaqien, HM. Yunan Nasution, Mochtar Loebis, HM. Isa Anshary dan H. Mochtar Ghazali.

Tim kecil redaksi kemudian berziarah ke Taman Makam Pahlawan (TMP), tidak jauh dari RTM. Di TMP ini, terdapat makam Soco; yaitu lokasi pemakaman kembali secara massal (dalam satu liang lahat) sejumlah 108 kerangka jenazah korban kekejian PKI tahun 1948, yang dievakuasi  dari ladang pembantaian dan beberapa sumur di desa Soco, Kecamatan Bendo Kabupaten Magetan. Evakuasi dilakukan, setelah jazad terkubur hampir selama 20 tahun di beberapa sumur.

Tim Suara Islam berziarah ke Taman Makam Pahlawan Madiun

Tertulis pada prasasti Makam Soco, sejumlah 67 tokoh  korban pembantaian dapat diberi nama. Namun 41 kerangka korban lainnya, dalam urutan nomor 68 hingga 108, diberi sebutan tidak dikenal. Tertulis urutan nama no 8, Moch. Soehoed, adalah ayahanda Letjen (Purn) M. Kharis Suhud Ketua DPR/MPR RI pada periode 1988- 1993.

Di luar Makam Soco, terdapat makam Moelyadi, anggota Tentara Republik Indonesia Pelajar (TRIP) pada Brigade 17. Ia gugur saat tugas jaga di gerbang markasnya di SMP (kini SMPN 2 di Jalan HA. Salim). Tragisnya, tewasnya Moelyadi ditembak oleh kakaknya sendiri. Ketika sudah roboh, masih beberapa kali ditusuk bayonet ujung senapan.

Peristiwa tragis lainnya menimpa pelajar, adalah tewasnya Soeryo Soegito, ketua GPII dan Komandan Brigade Pelajar Islam (BPI) Madiun. Ketika itu berniat menyambut kedatangan tentara Siliwangi dengan meluapkan kegembiraan; berteriak dan berlari keluar dari markasnya di sudut perempatan Jalan Jawa. Karena mengenakan pakaian hitam, pasukan Siliwangi mengira ia anggota laskar merah. Segera saja dilepas tembakan. Soeryo Soegito tersungkur. Setelah jasad diteliti, sangat mengejutkan, di balik pakaian hitam terdapat slayer dan pin GPII serta BPI.

Ridwan, Ketua GPII Kabupaten Magetan, yang tinggal di rumah Ibunya, Djuariyah, di Kecamatan Bendo juga tragis. Dia hilang diculik PKI, dan dinyatakan telah sahid bersama ratusan korban lain ditemukan di beberapa sumur yang ditimbun di desa Soco. Nama Ridwan, tertulis pada prasasti Makam Soco di TMP Madiun pada nomer urut 34.      

Perjalanan telusur sejarah ini dilanjutkan ke Monumen Kekejaman PKI di Desa Kresek, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun---sekira 15 Km dari Kota Madiun. Monumen di lereng barat pegunungan Wilis, menandai ladang pembantaian dengan korban 17 orang. Kolonel Marhadi, dari Staf Pertahanan Djawa Timur (SPDT) menjadi korban bersama sejumlah Kiai. Alm. R. Kartidjo, yang pernah menjabat ketua DPR RI, selamat dari pembantaian di Kresek ini. Akhir dasawarsa 1980-an, ketika meresmikan monumen Moelyadi di Jalan Mas Trip, R. Kartidjo menyebut dirinya nyaris sebagai korban ke 18 di Kresek. Ia tertimpa tawanan yang roboh dalam ikatan, terkena tembakan membabi buta karena panik, camp tawanan segera diserbu tentara Siliwangi.

Pimred dan Pimpinan Umum Suara Islam di depan monumen pembantaian PKI terhadap ulama 

Perjalanan diakhiri di Ponorogo. Setelah bertandang ke Universitas Darussalam atau Institut Studi Islam Darussalam dan Pondok Modern Darusalam Gontor, diakhiri di situs Pesantren Tegalsari, di desa Tegalsari Kecamatan Jetis, Ponorogo. Pesantren peninggalan Kiai Ageng Mohammad Besari, yang menjadi cikal bakal pesantren seluruh Jawa. 

Sumber: suara-islam.com
05:33 | 0 comments | Read More

Cara untuk Berhenti Mengecek Smartphone Tengah Malam

Written By Yayasan Peduli Remaja Mentari on Tuesday, September 22, 2015 | 09:45

Sebagaimana diketahui, studi baru-baru ini memberikan hasil yang mengejutkan tentang perilaku remaja dengan smartphone mereka. Studi anak-anak di Wales tersebut menemukan adanya gangguan reguler di waktu malam yang berdampak pada kesehatan dan kebahagiaan siswa sekolah. Studi tersebut menemukan satu dari lima remaja hampir selalu bangun pada malam hari untuk mengirim pesan atau mengecek akun media sosial mereka.

Gambar: Google
Interaksi nokturnal (berlangsung di malam hari) dengan Twitter dan Facebook membuat anak-anak lebih lelah selama pelajaran dan berdampak pada kebahagiaan dan kesejahteraan siswa secara keseluruhan.

Para peneliti di Wales Institute of Social and Economic Research (Wiserd) melakukan survei terhadap 412 siswa di tahun delapan yang berusia 12 dan 13 tahun serta 436 siswa di tahun sepuluh yang berusia 14 dan 15 tahun di sekolah menengah Welsh. Para remaja diminta untuk menjawab pertanyaan seberapa sering mereka bangun di malam hari untuk menggunakan media sosial.

Dan ternyata, perilaku ini tidak hanya menghinggapi remaja. Kebanyakan orang dewasa bangun tengah juga melakukan hal yang sama mengecek media sosial melalui smartphone mereka. Akibatnya tentu saja sama, mereka yang rela bangun tengah malam hanya untuk mengecek smartphone mereka akan terlihat lebih lelah.

Untuk itu, Anda perlu menghindari perilaku mengecek smartphone di tengah malam tersebut. Namun bagaimana caranya? Berikut ini beberapa cara yang bisa Anda lakukan.
  1. Buatlah sebuah komitmen sebelum Anda berangkat tidur untuk mengecek smartphone untuk terakhir kalinya pada hari tersebut. Buatlah batas waktu penggunaa smartphone Anda sendiri. Misalnya setiap hari waktu terakhir mengecek smartphone adalah jam 21.00. Setelah membuat batasan anda harus berkomitmen untuk menaati batasan tersebut.
  2. Buatlah smartphone Anda dalam mode penerbangan (flight mode). Untuk urusan yang sangat darurat sediakan nomor yang bisa dihubungi teman atau keluarga sehingga Anda tetap terhubung ketika ada kondisi darurat.
  3. Jangan sesekali membawa smartphone ke tempat tidur. Hormatilah waktu Anda bersama pasangan di kamar tidur sehingga Anda akan berpikir dua kali untuk membawa smartphone karena bisa menganggu waktu di tempat tidur.
  4. Gunakan alarm manual. Ini artinya jangan bergantung kepada alarm yang disediakan smartphone karena ini akan mendorong Anda untuk mengecek smartphone dan terus bergantung kepadanya.
Selamat mencoba!

Sumber: Internet Sehat
09:45 | 0 comments | Read More

Satu dari Lima Remaja Bangun Tengah Malam untuk Medsos

Sebuah studi anak-anak di Wales menemukan adanya gangguan reguler di waktu malam yang berdampak pada kesehatan dan kebahagiaan siswa sekolah. Studi tersebut menemukan satu dari lima remaja hampir selalu bangun pada malam hari untuk mengirim pesan atau mengecek akun media sosial mereka.

Interaksi nokturnal (berlangsung di malam hari) dengan Twitter dan Facebook membuat anak-anak lebih lelah selama pelajaran dan berdampak pada kebahagiaan dan kesejahteraan siswa secara keseluruhan.

Ilustrasi: Dina Tokio

Para peneliti di Wales Institute of Social and Economic Research (Wiserd) melakukan survei terhadap 412 siswa di tahun delapan yang berusia 12 dan 13 tahun serta 436 siswa di tahun sepuluh yang berusia 14 dan 15 tahun di sekolah menengah Welsh. Para remaja diminta untuk menjawab pertanyaan seberapa sering mereka bangun di malam hari untuk menggunakan media sosial.

Hasilnya, dua puluh dua persen dari siswa tahun delapan dan 23 persen dari siswa di tahun 10 menjawab hampir selalu. Lebih dari setengah dari mereka melaporkan hampir selalu bangun untuk menggunakan Facebook dan Twitter sehingga mereka selalu merasa lelah ketika berangkat ke sekolah.

Studi ini menemukan proporsi yang signifikan dari siswa yang mengakui tidur sangat terlambat. Sebanyak 17 persen dari siswa tahun delapan dan 28 persen dari siswa tahun 10 mengatakan bahwa mereka berangkat tidur pada tengah malam.

Dr Kimberly Horton dari Wiserd yang akan menyajikan temuan untuk konferensi tahunan British Educational Research Association mengatakan bahwa sangat penting untuk mencegah remaja menggunakan media sosial di malam hari. Sebab jika mereka menggunakan media sosial tengah malam akan memengaruhi kondisi tubuh mereka dan kesejahteraan mereka secara keseluruhan.

Nah jika demikian, orang tua perlu melihat kembali anak remaja mereka. Apakah mereka bangun tengah malam untuk mengecek media sosial. Jika ya, itu artinya orang tua harus memberikan pengarahan yang lebih baik.

Sumber: Internet Sehat
09:30 | 0 comments | Read More

Bu Elly Risman: Dampak Pornografi di Kalangan Anak-anak Sudah Sangat Berbahaya

Written By Yayasan Peduli Remaja Mentari on Friday, September 18, 2015 | 14:38



Dalam sebuah Acara TV Basa Basi di Trans TV. Bintang tamunya Bu Elly Risman kesan adalah ngeri sekaligus bikin sedih. Musibah paling bahaya adalah ketika kita tidak sadar kalau dalam bahaya besar. Kurang lebih ini kesimpulannya, Untuk para orang tua silahkan dibaca.


Apa yang beliau paparkan, sangat membuat para Orang Tua yang hadir terkejut.
Pemaparan awal tentang kesalahan-kesalahan komunikasi orang tua pada anak, bicara terlalu cepat,
bicara terlalu banyak, ngomel yang tidak perlu, tanpa sadar berbohong, mengkritik, mengenggurui, dan lain-lain.

Komunikasi yang salah mengakibatkan anak jadi BLAST. Jiwanya jadi kosong, tidak pede, pemarah, dendam sama orang tuanya sendiri.

Beliau memberikan contoh kasus anak kecil yang ngadu ke Gurunya, "Bu, kalau aku bunuh ayahku boleh ga? Aku dosa ga?". Ternyata si anak merasa selalu disalahkan dan didikte Orang Tuanya.

Nah, anak-anak yang BLAST ini adalah sasaran empuk buat Pengusaha pornografi karena rata-rata dari mereka pasti akan cari pelampiasan. Sekarang masuk ke bagian industri pornografi. Target market utama mereka adalah anak laki-laki. Kenapa laki-laki? Karena mereka lebih mudah fokus dan hormon testosteron mereka lebih tinggi daripada perempuan. Setiap tahun pebisnis pornografi rapat dengan para ahli dari berbagai disiplin ilmu untuk merencanakan strategi pemasaran yang baru.

Alih-alih mengembangkan produk, mereka memilih untuk 'investasi masa depan' pada anak-anak. Target mereka adalah anak laki-laki yang terpapar pornografi, kalau sudah 33 sampai 35 kali masturbasi berarti sudah bisa dipastikan akan menjadi pelanggan masa depan karena otaknya pasti sudah ketergantungan dengan pornografi (porn addiction).

Yang perlu diketahui, porn addiction jauh lebih merusak otak daripada drugs addiction. Terapinya pun jauh lebih susah. Drug addict bisa diterapi dengan detoksifikasi tapi porn addict harus dengan terapi dan butuh tekad dari yang bersangkutan. Dan kerusakan yang ditimbulkan sekali kita terpapar akan permanen. Paparan pornografi itu berjenjang.

Jadi ibarat sampah, pertama kali mungkin kita akan muntah-muntah nyium baunya. Tapi lama kelamaan, kalau kita nyium sampah (misal tukang sampah) kita akan terbiasa bahkan bisa makan di deket sampah (bahkan ada yang tinggal di TPS kan?)

Begitupun dengan pornografi, setiap levelnya anak akan semakin kebal dan anak butuh melihat yang levelnya lebih tinggi untuk bisa terangsang. Kalau melihat sudah ga 'ngaruh' lagi, mereka akan melakukan. Dan disini bencananya.

Penonton dikasih contoh beberapa kasus mengerikan yang pelakunya anak-anak sex addict. Ada audience yang curhat tentang tetangganya, anak kelas 6 SD yang 'ngerjain' adik kandungnya yang berusia 5 tahun. Sekarang si adik malah jadi ketagihan sex. Ada lagi anak 10 tahun yang menyodomi temennya pake SENDOK! (Ada games yang ngajarin anak-anak untuk menyodomi)

Contoh-contoh mengerikan lainnya. Anak-anak porn addict bisa dikenali. Ada ciri-cirinya. Dan pertanyaan mereka luar biasa. Kalau anak normal keponya cuman "sex itu apa?". "Bayi itu berasal dari mana?". Anak-anak porn addict akan bertanya, "Bagaimana cara memasukkan Penis ke dalam Vagina?". Dan pertanyaan-pertanyaan lainnya yang terlalu vulgar.

Bahkan ada istilah-istilah yang audience aja ga tahu itu apa. Kalau anak sudah 33-35 kali Masturbasi, hampir bisa dipastikan akan terjadi incest. Atau dia akan melampiaskan pada temennya di sekolah. Dan itu kasusnya BANYAK. Jadi usia 7 tahun saudara laki-laki dan perempuan tidurnya udah harus dipisah. (Tahu kan kasus anak umur 11 tahun yang memperkosa 2 adik perempuan dan Ibu Kandungnya karena selalu tidur 1 ruangan dengan mereka?)

80% kasus pelecehan terjadi di rumah sendiri atau rumah keluarga dekat (rumah nenek pas ngumpul keluarga) dan sekolah. Nah, disitulah bibit awal pedofilia dan LGBT.

Semuanya saling berkaitan
Sekarang tentang media, film. Terutama yang asalnya dari Amrika yang dicontohkan film Breaking Dawn sama Fifty Shades of Grey. Games-games cowok dan games cewek (The Sims4).
Video klip contohnya Nicky Minaj (yang ngajarin Oral sex) bahkan kata Bu Elly, kalau anak anda disuruh makan sosis malah muntah, berarti dia udah nonton video klipnya dan Miley Ciyrus (wrecking Ball).

Tontonan lainnya ada Glee (udah jelas lah ya misi LGBTnya), komik, Spongebob (kami dikasih lihat scene spongebob ciuman sama patrick), stiker LINE, K-Pop (diliatin foto 2 cowok K-Pop idol lagi ciuman bibir di panggung) dan situs (ada situs LGBT bahkan untuk anak-anak).

Bu Elly menangis di panggung, beliau curhat sama kami bahwa pemerintah seolah tutup kuping sama kejadian ini. Beliau sudah menawarkan reset dan mendatangi kementerian-kementerian terkait untuk sosialisasi porn awareness. Tapi tidak pernah digubris.

UU pornografi pun ga ada penerapannya (sepertinya tidak ada). Bahkan terakhir beliau diskusi dengan Ibu Jokowi tapi yang bikin kecewa justru bersamaan dengan seminar kami, Ibu negara malah kampanye kanker serviks (sudah booming karena si jupe kena).

Tidak mengerti implementasinya sampe atau nggak ke masyarakat. Makanya ayo jadi penggerak di unit kerja kita masing-masing. Pemerintah itu seharusnya membentengi masuknya bencana ke Indonesia bukannya memfasilitasi.

Ekspresi harus bisa dipertanggungjawabkan.
Kalau dibiarkan bebas, akhirnya orang jadi liar. Itulah kenapa harus ada aturan. Sebenarnya yang pikirannya tertutup justru seniman Indonesia.
Pikirannya hanya terfokus pada gimana sih pemerintah!
Gimana sih umat Islam nih ga kompromis! Padahal harusnya mereka lebih DEWASA dalam berpikir. Ga pragmatis.
Orang Indonesia itu tidak semuanya dewasa. Disini juga ada anak-anak. Mereka belum mengerti mana yang harus diikuti, mana yang nggak. Di situlah peran kita melindungi mereka.
Kita semua punya tanggungjawab moral. Termasuk seniman.

Hal yang mengejutkan adalah isi sambutan founder salingsapa.com (penyelenggara). Beliau bilang, "Saya punya kenalan beberapa pemilik stasiun TV Swasta. Salah satunya yang ada di kebon jeruk. Saya kaget, ternyata rata-rata dari mereka tidak mempunyai TV. Ketika saya tanya alasannya (sama pemilik stasiun di kobon jeruk), beliau bilang, "Saya sudah tahu bahwa produser itu mengejar rating. Sekarang, program TV itu murni Bisnis. Jadi mereka akan menayangkan apapun yang menarik minat masyarakat sehingga rating naik. Kalau rating naik, otomatis iklan berdatangan"

Mereka saja tidak membiarkan anak mereka nonton TV. Dan kita masih membiarkan anak-anak kita nonton? Jadi intinya, kita semua punya peran untuk menanggulangi krisis moral di Indonesia. Karena dampaknya jangka panjang dan krusial. Ketika nanti kita jadi pejabat, jadi pengambil keputusan, pelajari baik-baik apa yang mau kita putuskan. Karena tanggungjawab kita besar. Sekarang, tugas kita adalah merintis perubahan positif di unit kerja masing-masing.

Ajak diskusi orang-orang yang masih satu visi, orang-orang yang masih punya passion untuk memperbaiki carut-marut negara ini.
Kalimat terakhir paparannya Bu Elly Risman, "Ayo Bergerak Bersama. Lindungi Anak Indonesia dari Bahaya Pornografi".
Sorry, just sharing. Karena kita ga bisa kerja sendiri. Butuh KAMU... IYA KAMU... Butuh KAMU buat ikutan. Semoga kita bisa merintis perbaikan. Semoga negeri ini jadi lebih baik nantinya.

‪#‎FightTheNewDrugs‬
‪#‎Repost‬ dari grup WA

Sumber: Facebook.com
*Edit oleh Admin tanpa mengubah maksud dari tulisan 
14:38 | 0 comments | Read More

[Video Keren] Boost Your Life: Grand Launching Mentoring Rohis SMAN 3 DEPOK 2015/2016

Written By Yayasan Peduli Remaja Mentari on Wednesday, September 2, 2015 | 16:12

Mentoring gak identik dengan kegiatan ngaji melulu tapi bisa dikombinasikan dengan kegiatan yang mengakomodasi kekinian, yang sesuai dengan tren anak Sekolah saat ini.
Berikut Video Grand Launching Mentoring Rohis SMAN 3 DEPOK 2015/2016, inspirasi buat Mentoring Sekolah di Cianjur:



ROHIS SMAN 3 DEPOK

Sebuah dedikasi Total untuk Dakwah Sekolah.
Dari Sekolah untuk peradaban yang dirindukan.

Tunggu program terbaru skala Nasional kami di bulan Oktober 2015.
Sebuah program kolaborasi lintas ruang dan waktu.
Jangan lewatkan untuk berkontribusi, like fanpage kami di http://bit.ly/skysharefans

http://skyshareacademy.com/

FB, twitter, instagram: skyshareacademy
[klik HD di pojok kanan bawah untuk lebih jelas]

in collaboration with:
FORUM ALUMNI ROHIS SMAN 3 DEPOK
ROHIS SMAN 3 DEPOK
SkyShare Academy
Angkringan Kreatif

16:12 | 0 comments | Read More