Powered by Blogger.

Pantau Akun @lantascianjur Untuk Monitoring Lalu Lintas di Cianjur

Written By Yayasan Peduli Remaja Mentari on Thursday, June 30, 2016 | 14:41

Sahabat Mentari,

Menjelang Liburan Lebaran ini, Cianjur akan menjadi daerah transit untuk jalur pemudik. Terutama bagi pengguna Sepeda Motor dari Jabodetabek ke arah daerah Selatan Jawa Barat. Dan parahnya ketika kendaraan sudah menumpuk maka kemacetan adalah hal yang tidak terhindarkan.

Oleh karena itu, untuk memudahkan kita sebagai pengguna jalan maka kita bisa memantaunya secara online dari akun Twitter resmi Satlantas Polres Cianjur @lantascianjur

Dengan update dari Satlantas Polres Cianjur di Akun Twitter tersebut maka kita bisa mengatur jadwal keberangkatan jika kita ingin bepergian semisal berkunjung ke rumah saudara dari Cianjur ke Cipanas.


14:41 | 0 comments | Read More

Full Beasiswa Kuliah di Akademi Metrologi dan Instrumentasi (AKMET) Kementerian Perdagangan!!!

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Sahabat Mentari,
Bagi yang lulus SMA dan belum lulus SBMPTN ada kesempatan nech Kuliah di Akademi Metrologi dan Instrumentasi (AKMET) yang berada dibawah Kementerian Perdagangan Indonesia.

Tahun ini merupakan angkatan pertama dan daya tampung Mahasiswanya adalah sekitar 50 orang. dan yang spesial tentunya adalah selama kuliah 3 tahun gratis.

Akademi Metrologi dan Instrumentasi Kementerian Perdagangan RI membuka kesempatan bagi putra-putri Warga Negara Indonesia untuk mengikuti pendidikan program Diploma III spesialisasi Metrologi dan Instrumentasi Tahun Ajaran 2016/2017 dengan mendapatkan beasiswa pendidikan.

Lulusan program ini dapat berkarir sebagai pejabat fungsional penera di lingkungan Kementerian Perdagangan atau Dinas Kabupaten/Kota yang membidangi unit Metrologi di seluruh Indonesia, serta memiliki kesempatan berkarir di industri yang berkaitan dengan bidang keteknikan (engineer).

Pendaftaran seleksi calon mahasiswa baru dibuka mulai tanggal 13 Juni – 22 Juli 2016 secara online melalui website: http://akmet.kemendag.go.id/pendaftaran/#pengantar

Segala hal yang berkaitan dengan informasi mengenai seleksi penerimaan mahasiswa baru Akademi Metrologi dan Instrumentasi Tahun 2016/2017 dapat diakses melalui website http://akmet.kemendag.go.id atau melalui email akmet@kemendag.go.id


13:57 | 0 comments | Read More

Dilarangnya Memberikan Nama Makanan seperti: Iblis, Setan atau Kotoran Tahi

Written By Yayasan Peduli Remaja Mentari on Wednesday, June 29, 2016 | 09:13

Sahabat Mentari ada sebuah tulisan menarik dari Seorang Ustadz salah satu pengisi acara di sebuah stasiun TV swasta yaitu Muhammad Faizar LC terkait maraknya makanan yang diberikan nama makhluk yang dikutuk Allah SWT dan kotoran manusia. Semoga tulisan ini menjadi pengingat untuk seluruh Umat Islam agar menyadari bahwa hal tersebut sebuah kedzaliman terhadap Allah SWT.

Nyari sensasi itu ngga usah macam-macam ... 
Makanan diwadahi jamban ...
Kue dibentuk seperti tahi ...

Makanan yang harusnya diharap keberkahannya malah dinamai "SETAN", "IBLIS" yang terlaknat. Itu semua sama sekali ngga lucu dan ngga menarik..

Apalagi bagi orang yang tahu masalah dunia perdukunan, nama-nama dan sensasi semacam itu malah akan menimbulkan prasangka bahwa si pemilik warung atau tempat makan menggunakan jasa "kaki rowes" (Jin peludah) untuk melariskan dagangannya.
Dulu ketika Ustadz Arif Rahman Hakim Hakim Rahimahullah masih berada di tengah-tengah kami, beliau sempat berpesan untuk menghindari makanan-makanan yang dinamai dengan nama makhluk terlaknat atau makanan-makanan yang sengaja dibentuk menjadi seperti tahi/kotoran.
Jika beliau masih hidup pasti akan lebih mengelus dada melihat fenomena makanan berwadah JAMBAN yang sedang menjad trend di Sosmed beberapa waktu ini. Bagaimana tidak mengelus dada? Kalian tahu fungsi Jamban itu untuk apa?
Ya, buat nongkrong ngeluarin benda najis, bukan untuk makan. Bahkan jamban adalah tempat favorit Setan ikutan nongkrong bareng orang yang lupa doa.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
إن هذه الحشوش محتضرة فإذا أتي أحدكم الخلاء فليقول : أعوذ بك من الخبث و الخبائث
"Sungguh toilet ini adalah tempat hadirnya para setan, maka jika ada salah seorang diantara kalian mendatanginya hendaklah ia mengucapkan "Aku berlindung kepadaMu dari setan laki-laki dan setan Perempuan..."

Selain hobi nongkrong di Jamban, Jin juga suka banget sama yg namanya tahi. Tapi yg makan tahi adalah kelas rendahan bangsa jin dari golongan hewan-hewan tunggangan mereka.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
كل عظم ذكر اسم الله عليه يقع في يد أحدهم أوفر ما يكون لحما، و كل بعر علف لدوابهم
"Setiap tulang yang disebut nama Allah akan berubah menjadi penuh daging di tangan mereka, dan setiap tahi/kotoran adalah makanan bagi hewan mereka.." (HR.Bukhari dan Muslim 1/361)

Ibnu Sulaam dalam tafsirnya menjelaskan :
أن البعر يعود خضرا لدوابهم
"Sungguh tahi/kotoran akan berubah kembali menjadi hijau bagi hewan mereka (bangsa jin)"

Nah maka ngga heran jika orang yang suka bikin sensasi aneh-aneh seperti itu akan mudah sekali dirasuki jin. Baik sadar atau tidak, sehingga perilaku mereka akan diserupakan oleh Allah menjadi seperti hewan, sedikit rasa nurani, tidak menggunakan akal, dan menjad budak hawa nafsu. 

wal'iyyaadzu billaah
Semoga ngga ada lagi sensasi-sensasi aneh semacam itu lagi
Muhibbukum fillah...
Abu Fuwaizir el-Musyaffa
Bumi Allah, 24 Ramadhan 1437 H
09:13 | 0 comments | Read More

Sanlat Matahari Ramadhan 1437H, Ahad 19 Juni 2016 di Aula SMPN 1 Cipanas

Written By Yayasan Peduli Remaja Mentari on Wednesday, June 8, 2016 | 14:00


Yayasan Peduli Remaja MENTARI Cianjur mempersembahkan: "Ramadhan Super Ramadhan Better"

Yuks datang dan ikuti acara keren ini. Catat tempat dan tanggal mainnya:

Hari dan Tanggal: Ahad, 19 Juni 2016
Pukul: 08.00 - Buka Puasa
🏡
 Tempat: Aula SMPN 1 Cipanas

💰 Investasi : Rp. 30.000,-
Dapatkan :
1. Ta'jil
2. Makan Berat
3. Souvenir Sanlat
4. Doorprize

Daftar :
📱
nama_asalsekolah
Kirim ke :
📲
 085697047440

Inspirator Perubahan :
🎓
 ABCo Sugesti Motivatindo
🎓 KNRP Cianjur

Materi yang didapat :~ Akulah Pemuda Yang Dirindukan
~ How To be The Real Muslim Teenager

** Pengumuman Pemenang Lomba Tarhib Ramadhan **
14:00 | 0 comments | Read More

Ikutilah Imam Shalat Tarawih 23 Rakaat Hingga Selesai

Kita tahu keutamaan mengikuti imam shalat malam (shalat tarawih) hingga imam selesai. Bagaimana jika imam melaksanakan hingga 23 raka’aat sedangkan kita lebih cenderung pada 11 raka’at?
Dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengumpulkan keluarga dan para sahabatnya. Lalu beliau bersabda,
إِنَّهُ مَنْ قَامَ مَعَ الإِمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ كُتِبَ لَهُ قِيَامُ لَيْلَةً
Siapa yang shalat bersama imam sampai ia selesai, maka ditulis untuknya pahala qiyam satu malam penuh.” (HR. An Nasai no. 1605, Tirmidzi no. 806, Ibnu Majah no. 1327, Ahmad dan Tirmidzi. Tirmidzi menshahihkan hadits ini. Syaikh Al Albani dalam Al Irwa’ no. 447 mengatakan bahwa hadits ini shahih).
Dalam riwayat lain dalam Musnad Imam Ahmad, disebutkan dari Abu Dzar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ الرَّجُلَ إِذَا قَامَ مَعَ الإِمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ حُسِبَ لَهُ بَقِيَّةُ لَيْلَتِهِ
Sesungguhnya jika seseorang shalat bersama imam hingga imam selesai, maka ia dihitung mendapatkan pahala shalat di sisa malamnya.” (HR. Ahmad 5: 163. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth menyatakan bahwa sanad hadits ini shahih sesuai syarat Muslim)
Pertanyaan yang diajukan di atas diajukan pada Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz sebagai berikut.
Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdullah bin Baz rahimahullah –mufti Kerajaan Saudi Arabia di masa silam- pernah ditanya, “Jika seseorang shalat di bulan Ramadhan bersama orang yang melaksanakan shalat 23 raka’at dan ia mencukupkan diri dengan 11 raka’at, artinya tidak merampungkan shalat malam bersama imam hingga selesai. Apakah yang dilakukannya seperti itu sesuai dengan sunnah?”
Syaikh rahimahullah menjawab, “Yang sesuai sunnah adalah mengerjakan shalat hingga imam selesai walau ketika itu imam mengerjakan hingga 23 raka’at. Karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya siapa saja yang shalat (fardhu yaitu Isya’ dan Shubuh, pen.) bersama imam hingga imam itu selesai, maka ia dicatat telah mengerjakan shalat semalam suntuk (semalam penuh).” Dalam lafazh lain disebutkan, “Dicatatkan baginya pahala shalat malam yang tersisa.”
Oleh karena itu, afdhalnya bagi makmum tetap mengikuti shalat imam hingga imam itu selesai, baik imam shalatnya 11 atau 13 atau 23 raka’at. Jadi lebih afdhal jika mengikuti imam hingga imam itu selesai.” (Majmu’ Fatawa Ibnu Baz, 11: 325. Dinukil dari Fatawa Al-Islam Sual wa Jawab no. 153247).
Catatan: Shalat tarawih 23 raka’at yang dibahas adalah shalat yang tidak ngebut, tidak cepat-cepat, tetap masih ada thuma’ninah (tenang)
Sumber: rumaysho.com
10:17 | 1 comments | Read More

Waktu Paling Mustajab dan Diterimanya Doa Selama Ramadhan

Written By Yayasan Peduli Remaja Mentari on Tuesday, June 7, 2016 | 10:16

BULAN Ramadhan merupakan bulan di mana orang beriman mempunyai kesempatan begitu luas untuk berdoa kepada Allah subhaanahu wa ta’aala. Dan waktu-waktu mustajabah(Waktu terbaik untuk berdoa dan berpeluang besar dikabulkan Allah) tersebar dalam beberapa momen sepanjang puasa Ramadhan.
Syaikh Abdurrahman as-Sa’di dalam Taisîrul-Karîmir-Rahmânpernah mengatakan, “kedekatan” Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan hambanya  yang beribadah serta berdoa  menjadikan Allah mengabulkan doa dan memberikan pertolongan maupun taufik-Nya.
Sepertiga malam terakhir
Pada hari-hari biasa, sepertiga malam yang terakhir juga merupakan waktu mustajabah untuk berdoa. Di bulan Ramadhan, berdoa di waktu ini lebih mudah bagi banyak orang karena umumnya waktu ini adalah waktu sahur.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ يَقُولُ مَنْ يَدْعُونِى فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِى فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِى فَأَغْفِرَ لَهُ
“Rabb kita Tabaraka wa Ta’ala turun ke langit dunia ketika tersisa sepertiga malam terakhir. Lantas Allah berfirman, “Siapa saja yang berdo’a kepadaKu, niscaya akan Aku kabulkan. Siapa yang meminta kepadaKu, niscaya Aku beri. Siapa yang meminta ampunan kepadaKu, niscaya akan Aku ampuni.” (HR. Al Bukhari dan Muslim).
Waktu Sahur
Allah Subhanahu Wata’ala  berfirman: tentang ciri-ciri orang yang bertaqwa, salah satunya:
وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُون
Ketika waktu sahur (akhir-akhir malam), mereka berdoa memohon ampunan” (QS. Adz Dzariyat: 18)
Sepanjang Waktu Puasa
Yakni sejak terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Sebagaimana sabda Rasulullah:
ثَلَاثَةٌ لَا تُرَدُّ دَعْوَتُهُمْ الصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ وَالْإِمَامُ الْعَادِلُ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ
“Ada tiga golongan yang doa mereka tidak ditolak: (1) orang yang berpuasa hingga ia berbuka, (2) imam yang adil dan (3) doa orang yang dizalimi.” (HR Tirmidzi)
Menjelang Berbuka
Doa mustajab juga ada pada saat  menjelang berbuka ketika menanti tibanya adzan Maghrib. Menjelang berbuka seharusnya menjadikan banyak orang mengeluh, mengadu dan berdoa sebanyak-banyaknya di hadapan Allah Subhanahu Wata’ala. Jangan sampai ngobrol tidak ada manfaatm nonton hiburan yang menjauhkan hati dengan ketaqwaan atau jalan-jalan tak ada manfaatnya. Sementara di saat itu justru waktu paling mudah dikabulkannya doa.
سَمِعْتُ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ يَقُولُ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ لِلصَّائِمِ عِنْدَ فِطْرِهِ لَدَعْوَةً مَا تُرَدُّ
“Sesungguhnya orang yang berpuasa memiliki doa yang tidak tertolak pada saat berbuka.” (HR Ibnu Majah)
 كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَفْطَرَ قَالَ ذَهَبَ الظَّمَأُ
وَابْتَلَّتْ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّه
“Jika Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam berbuka, ia berdoa: Dzahabaz zhamaa-u wabtalatil ‘uruqu wa tsabatal ajru insyaa Allah (Telah hilang dahaga, telah basah urat-urat dan semoga ganjaran didapatkan, insya Allah).” (HR Abu Dawud ).
Malam Lailatul Qadar
Malam Lailatul Qadar adalah malam diturunkannya Al Qur’an. Malam ini lebih utama dari 1000 bulan. Pada malam ini dianjurkan memperbanyak ibadah termasuk memperbanyak doa. Sebagaimana yang diceritakan oleh Ummul Mu’minin Aisyah Radhiallahu’anha:
قلت يا رسول الله أرأيت إن علمت أي ليلة ليلة القدر ما أقول فيها قال قولي اللهم إنك عفو تحب العفو فاعف عني
“Aku bertanya kepada Rasulullah: Wahai Rasulullah, menurutmu apa yang sebaiknya aku ucapkan jika aku menemukan malam Lailatul Qadar? Beliau bersabda: Berdoalah:
اللهم إنك عفو تحب العفو فاعف عني
Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni [‘Ya Allah, sesungguhnya engkau Maha Pengampun dan menyukai sifat pemaaf, maka ampunilah aku”].”(HR. Tirmidzi)
Selain itu, ada juga doa-doa mustajabah yang telah banyak dijelaskan dalam hadits Rasulullah.
Saat Adzan  
Selain dianjurkan untuk menjawab adzan dengan lafazh yang sama, saat adzan dikumandangkan pun termasuk waktu yang mustajab untuk berdoa.  Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
ثنتان لا تردان أو قلما تردان الدعاء عند النداء وعند البأس حين يلحم بعضهم بعضا
 “Doa tidak tertolak pada dua waktu, atau minimal kecil kemungkinan tertolaknya. Yaitu ketika adzan berkumandang dan saat perang berkecamuk, ketika kedua kubu saling menyerang.” (HR. Abu Daud)
Diantara Adzan dan Iqamah
Waktu jeda antara adzan dan iqamah adalah juga merupakan waktu yang dianjurkan untuk berdoa, berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam:
الدعاء لا يرد بين الأذان والإقامة
“Doa di antara adzan dan iqamah tidak tertolak.” (HR. Tirmidzi)
Ketika Sujud dalam Shalat
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
أقرب ما يكون العبد من ربه وهو ساجد . فأكثروا الدعا
“Seorang hamba berada paling dekat dengan Rabb-nya ialah ketika ia sedang bersujud. Maka perbanyaklah berdoa ketika itu.” (HR. Muslim)
Ketika Turun Hujan
Nabi Shallallahu ‘alaihi Wasallam, bersabda:
اُطْلُبُوا إِجَابَةَ الدُّعَاءِ عِنْدَ الْتِقَاءِ الْجُيُوْشِ، وَإِقَامَةِ الصَّلاَةِ وَنُزُوْلِ الْمَطَرِ
 “Carilah waktu pengabulan doa ketika pasukan berhadapan, ketika shalat ditegakkan, dan ketika hujan turun.” 
Pada Hari Jumat
Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda;
«فِيهِ سَاعَةٌ، لاَ يُوَافِقُهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ، وَهُوَ قَائِمٌ يُصَلِّي، يَسْأَلُ اللَّهَ تَعَالَى شَيْئًا، إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ» وَأَشَارَ بِيَدِهِ يُقَلِّلُهَا
 “Di dalamnya terdapat waktu, dimana tidaklah seorang muslim bertepatan dengannya sedang ia dalam keadaan berdiri shalat dan meminta sesuatu kepada Allah Ta’ala kecuali Dia akan memberikannya.”*

Sumber: Hidayatullah.com
10:16 | 1 comments | Read More

Hukum Membuka Warung di Siang Ramadhan

Written By Yayasan Peduli Remaja Mentari on Monday, June 6, 2016 | 10:02

Gambar: Google

Pemerintah mengusulkan agar warung tidak tutup ketika ramadhan. Toleransi untuk orang yang tidak berpuasa. Bagaimana pandangan ustaz.. Bolehkah kita buka warung untuk melayani orang yang tidak puasa?. Mohon pencerahannya. (Ubaid)

Jawab:

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du,

Seringkali orang berlindung dengan kata toleransi dengan maksud menihilkan aturan syariat islam. Di bali, muslimah dilarang berjilbab. Lembaga keuangan syariah digugat keberadaannya. Karyawan muslim, kurang mendapatkan kebebasan dalam beribadah. Semua beralasan dengan satu kata, toleransi.

Di kupang, NTT, keberadaan masjid digugat. Untuk mendirikan masjid baru, prosedurnya sangat dipersulit. Demi toleransi.

Di daerah muslim minoritas, orang islam sering mejadi ‘korban’ penganut agama lain. Semua untuk mewujudkan tolerasi.

Sayangnya, ini tidak berlaku untuk acara nyepi di Bali yang sampai menutup bandara. Atau topi santa bagi pegawai, ketika natal.

Kita bisa melihat, adakah reaksi negatif dari kaum muslimin? Ini membuktikan bahwa umat islam Indonesia adalah umat paling toleran.

Semoga Allah melindungi kaum muslimin dari bahasa para tokoh yang bersembunyi di balik kata toleransi.

Menjual Makanan Di Siang Hari Ramadhan

Kita akan menyebutkan beberapa ayat, yang bisa dijadikan acuan untuk membahas acara makan di siang hari ramadhan.

Pertama, Allah melarang kita untuk ta’awun (tolong-menolong) dalam dosa dan maksiat.

Allah berfirman,

وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ

“Janganlah kalian tolong menolong dalam dosa dan maksiat.” (QS. al-Maidah: 2).

Sekalipun anda tidak melakukan maksiat, tapi anda tidak boleh membantu orang lain untuk melakukan maksiat. Maksiat, musuh kita bersama, sehingga harus ditekan, bukan malah dibantu.

Tidak berpuasa di siang hari ramadhan tanpa udzur, jelas itu perbuatan maksiat. Bahkan dosa besar. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah diperlihatkan siksaan untuk orang semacam ini

“Dia digantung dengan mata kakinya (terjungkir), pipinya sobek, dan mengalirkan darah.” (HR. Ibnu Hibban, 7491; dishahihkan Al-A’dzami)

Siapapun pelakunya, tidak boleh didukung. Sampaipun orang kafir. Karena pendapat yang benar, orang kafir juga mendapatkan beban kewajiban syariat. Sekalipun andai dia beramal, amalnya tidak diterima, sampai dia masuk islam.

An-Nawawi mengatakan,

والمذهب الصحيح الذي عليه المحققون والأكثرون : أن الكفار مخاطبون بفروع الشرع ، فيحرم عليهم الحرير ، كما يحرم على المسلمين

Pendapat yang benar, yang diikuti oleh para ulama ahli tahqiq (peneliti) dan mayoritas ulama, bahwa orang kafir mendapatkan beban dengan syariat-syariat islam. Sehingga mereka juga diharamkan memakai sutera, sebagaimana itu diharamkan bagi kaum muslimin. (Syarh Shahih Muslim, 14/39).

Diantara dalil bahwa orang kafir juga dihukum karena meninggakan syariat-syariat islam, adalah firman Allah ketika menceritakan dialog penduduk surga dengan penduduk neraka,

إِلَّا أَصْحَابَ الْيَمِينِ ( ) فِي جَنَّاتٍ يَتَسَاءَلُونَ ( ) عَنِ الْمُجْرِمِينَ ( ) مَا سَلَكَكُمْ فِي سَقَرَ ( ) قَالُوا لَمْ نَكُ مِنَ الْمُصَلِّينَ ( ) وَلَمْ نَكُ نُطْعِمُ الْمِسْكِينَ

Kecuali golongan kanan (39) berada di dalam syurga, mereka tanya menanya (40) tentang (keadaan) orang-orang kafir (41) Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)?” (42) Mereka menjawab: “Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat (43) dan kami tidak (pula) memberi makan orang miskin. (44) (QS. al-Muddatsir: 39 – 44)

Dalam obrolan pada ayat di atas, Allah menceritakan pertanyaan penduduk surga kepada penduduk neraka, ‘Apa yang menyebabkan kalian masuk neraka?’

Jawab mereka: “Karena kami tidak shalat dan tidak berinfak.”

Padahal jika mereka shalat atau infak, amal mereka tidak diterima.

Inilah yang menjadi landasan fatwa para ulama yang melarang menjual makanan kepada orang kafir ketika ramadhan. Karena dengan begitu, berarti kita mendukungnya untuk semakin berbuat maksiat.

Dalam Hasyiah Syarh Manhaj at-Thullab dinyatakan,

ومن ثم أفتى شيخنا محمد بن الشهاب الرملي بأنه يحرم على المسلم أن يسقي الذمي في رمضان بعوض أو غيره، لأن في ذلك إعانة على معصيته

Dari sinilah, guru kami Muhammad bin Syihab ar-Ramli, mengharamkan setiap muslim untuk memberi minum kafir dzimmi di bulan ramadhan, baik melalui cara

(Hasyiah al-Jamal ‘ala Syarh Manhaj at-Thullab, 10/310)

Kedua, Allah memerintahkan kita untuk mengagungkan semua syiar islam

ذَلِكَ وَمَنْ يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّهِ فَإِنَّهَا مِنْ تَقْوَى الْقُلُوبِ

Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syi’ar-syi’ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati (QS. al-Hajj: 32)

Bulan ramadhan, termasuk syiar islam. Di saat itulah, kaum muslimin sedunia, serempak melakukan puasa. Karena itu, menjalankan puasa bagian dari mengagungkan ramadhan. Hingga orang yang tidak berpuasa, dia tidak boleh secara terang-terangan makan-minum di depan umum, disaksikan oleh masyarakat lainnya. Tindakan semacam ini, dianggap tidak mengagungkan kehormatan ramadhan.

Dulu para sahabat, mengajak anak-anak mereka yang masih kecil, untuk turut berpuasa. Sehingga mereka tidak makan minum di saat semua orang puasa.

Sahabat Rubayi’ bintu Mu’awidz menceritakan bahwa pada pagi hari Asyura, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutus beberapa sahabat ke berbagai kampung di sekitar Madinah, memerintahkan mereka untuk puasa.

فَكُنَّا بَعْدَ ذَلِكَ نَصُومُهُ وَنُصَوِّمُ صِبْيَانَنَا الصِّغَارَ مِنْهُمْ

Kemudian kami melakukan puasa setelah itu dan kami mengajak anak-anak kami untuk turut berpuasa.

Rubayi’ melanjutkan,

فَنَجْعَلُ لَهُمُ اللُّعْبَةَ مِنَ الْعِهْنِ فَإِذَا بَكَى أَحَدُهُمْ عَلَى الطَّعَامِ أَعْطَيْنَاهَا إِيَّاهُ عِنْدَ الإِفْطَارِ

Kami buatkan untuk mereka mainan dari kapas. Jika mereka menangis minta makan, kami berikan boneka itu ketika waktu berbuka. (HR. Muslim no. 2725).

Kita bisa tiru model pembelajaran yang diajarkan para sahabat. Sampai anak-anak yang masih suka main boneka, diajak untuk berpuasa. Karena menghormati kemuliaan ramadhan.

Orang yang udzur, yang tidak wajib puasa, jelas boleh makan minum ketika ramdhan. Tapi bukan berarti boleh terang-terangan makan minum di luar. Sementara membuka rumah makan di siang ramadhan, lebih parah dibandingkan sebatas makan di tempat umum.

Karena alasan inilah, para ulama memfatwakan untuk menutup rumah makan selama ramadhan.

Dalam fatwa Syabakah Islamiyah dinyatakan,

وقد أفتى جماعة من أهل العلم بوجوب إغلاق المطاعم في نهار رمضان ، والله أعلم .

Para ulama memfatwakan, wajibnya menutup warung makan di siang hari ramadhan. Allahu a’lam.


Sumber: konsultasisyariah.com
10:02 | 0 comments | Read More

Jadikan Ramadhan Momentum Berhenti Merokok

Written By Yayasan Peduli Remaja Mentari on Friday, June 3, 2016 | 14:53

Manfaatkan bulan puasa, yang memperpendek waktu merokok, sebagai momentum berhenti mengisap nikotin. Ini kiat dr. HM Subuh, MPPM, Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementrian Kesehatan tentang cara memanfaatkan ramadhan untuk merealisasikan niat berhenti merokok:

Pertama, berhenti seketika. Jika hari ini masih merokok, besok berhenti sama sekali. Cara ini yang besar kemungkinan berhasilnya.

Kedua, penundaan.  Tundalah saat merokok saat jam berbuka puasa. "Misalnya, pada hari permulaan rokok pertama dihisap 1 jam setelah buka puasa. Pada hari kedua, rokok pertama dihisap 2 jam setelah buka puasa, dan seterusnya hingga hari ke empat berhenti sama sekali. Bila perlu, bisa juga masing masing  waktu dilakukan selama 2 hari, lalu 2 hari lagi bertahap mulai merokok lebih terlambat 1 jam, dan seterusnya sampai berhenti sama sekali," ujaar Subuh.

Ketiga, pengurangan. Jumlah rokok yang dihisap setiap hari dikurangi secara berangsur angsur dengan jumlah yang sama sampai 0 batang pada hari yang ditetapkan.  Misalnya hari pertama 10 batang, lalu selang 1 atau 2 hari  turun jadi 8 batang dan seterusnya. 

"Berhenti merokok memiliki banyak manfaat untuk kesehatan antara lain: perbaikan darah, denyut jantung dan aliran darah tepi  setelah 20 menit berhenti merokok. Jika berhenti merokok selama 15 tahun, maka risiko  jantung dan stroke turun ke tingkat yang sama dengan bukan perokok," ujar Subuh. 

Pola pengurangan rokok dan target tanggal berhenti menjadi nol sudah harus ditetapkan sejak dini dan tidak lupa untuk memberitahunkan kepada keluarga atau kerabat agar untuk membantu mengingatkan. Sebagai contoh, tanggal yang dipilih untuk memulai ialah pada 17 Ramadhan (Nuzulul Quran) atau tanggal ganjil pada 10 hari terakhir Ramadhan. 

"Ingat, konsumsi rokok dapat menyebabkan gangguan penyakit seperti gangguan pernapasan, gangguan kardiovaskuler (hipertensi, stroke dan penyakit jantung koroner), kanker serta gangguan reproduksi dan kehamilan, bukan hanya itu  tetapi juga biaya hilangnya hari atau produktivitas," kata Subuh. 

Sumber:  pdpersi.co.id
14:53 | 0 comments | Read More

Alasan Inilah yang Membuat Kita Harus Mengangkat "Senjata Tulisan"

Lumrah diketahui, masih banyak orang yang enggan menjadi penulis. Padahal, fakta-fakta yang terpampang saat ini sudah cukup menjadi alasan untuk siapa saja mulai menulis.
Demikian diungkapkan Pemred Kelompok Media Hidayatullah (KMH), Mahladi, dalam acara Kunjungan Studi Jurnalistik Forum Komunikasi Mahasiswa LIPIA se-Sulawesi (FORMALIS) di kantor KMH, Jl Cipinang Cempedak 1/14, Polonia, Jakarta.
Perang Opini
“Fakta pertama, bahwa kita ini sedang berperang, tidak ubahnya seperti (di) Suriah dan Gaza (Palestina),” ungkapnya, Kamis, 26 Sya’ban 1437 (02/06/2016).
Namun, kata dia, perang di Indonesia berbeda dengan perang di negara-negara konflik seperti di Timur Tengah.
“Yang paling mungkin di negara ini perang bukan dengan senjata. Yang paling memungkinkan saat ini adalah perang opini, itulah jihad kita,” ujarnya.
Ia menjelaskan, perang opini dimaksud terutama melalui berbagai media massa maupun media sosial. Yaitu perang opini dan pemikiran antara kebenaran versus kebatilan.
Kebebasan Informasi
Fakta kedua, jelas Mahladi, bahwasanya saat ini adalah eranya kebebasan informasi yang luar biasa.
Semasa dia belum jadi wartawan, karya tulisnya sangat susah dimuat di media massa. Sering ditolak. “Akhirnya jadi koleksi saja. Paling nggak tampil di majalah dinding sekolah,” tuturnya mengenang.
Itu dulu. Tapi sekarang, kata dia kepada para mahasiswa, “Kebebasan informasi membuat kita semua ini jadi ‘wartawan’.”
Caranya, kata dia, sangat gampang. Di era kecanggihan teknologi, lumrah diketahui, masyarakat berbagai kalangan bisa sangat mudah melakukan reportase layaknya wartawan profesional. Hasil reportase itu pun dengan mudahnya dipublikasikan lewat berbagai media sosial.
“Sehingga, kalau media massa saat ini dikuasai musuh, dimana peran kita?” ujarnya memantik semangat para mahasiswa.
Dalam dunia tulis-menulis termasuk perbukuan, menurutnya, penulis Muslim masih kalah produktif dibanding penulis non-Muslim. Sebagai contoh, hal itu bisa dilihat pada karya-karya tulis di toko buku terkenal di negeri ini.
Tak heran jika pemikiran-pemikiran yang merusak agama melalui tulisan, seperti disadari bersama, kini begitu merebak.
Seharusnya, kata dia, fakta itu bisa mengundang para mahasiswa untuk mengimbanginya dengan turut menjadi penulis buku.
Studi Jurnalistik FORMALIS di kantor KMH, Jakarta.

Tugas Dakwah
Ini fakta ketiga yang disampaikannya. Bahwa sudah menjadi tugas setiap Muslim untuk berdakwah, mengajak siapa saja untuk menjalankan syariat Islam.
Dalam dakwah, memengaruhi orang yang didakwahi itu penting. Agar berhasil memengaruhi orang, jelas Mahladi, maka berdakwah harus pakai strategi. Begitu pula dakwah lewat tulisan.
“Mana mungkin berhasil mengajak orang jika tulisan kita amburadul. Kalimat pertama saja sudah tak beraturan,” ujarnya mencontohkan.
Karena itulah, ia berpesan, para pendakwah termasuk mahasiswa LIPIA perlu berlatih tulis-menulis.
Mereka pun diimbau untuk menguasai teknis menulis yang benar dan bagus. Di antaranya dengan rajin mengikuti pelatihan, termasuk seperti acara Studi Jurnalistik FORMALIS tersebut.
Melihat fakta-fakta di depan mata itu, kata dia kepada para mahasiswa, “Kita juga tidak bisa diam.” Jika mahasiswa mengangkat “senjata pena” sebagai pembela Islam, maka itu dinilai sebagai bentuk pertanggungjawabannya kepada Allah bahwa ia telah berjihad.
14:19 | 0 comments | Read More