Powered by Blogger.

Gerakan Empati Seribu Rupiah Polda NTB

Written By Yayasan Peduli Remaja Mentari on Friday, March 4, 2016 | 13:24


Mungkin bagi kita Uang Rp. 1.000,- mungkin tidak berarti, tapi bagi masyarakat miskin atau tidak mampu Uang Seribu Rupiah merupakan berkah yang tak ternilai yg patut disyukuri.

Dari niat yg tulus dan ikhlas untuk berbagi, maka anggota Sabhara Polda NTB mengumpulkan uang receh Seribu Rupiah (Maksimal Dua Ribu) setiap pagi ... yang selanjutnya dikenal dengan GERAKAN EMPATI SERIBU RUPIAH POLDA NTB

Berapapun uang yg terkumpul, kemudian dibelikan sembako, nasi bungkus, buku dan lain-lain. Untuk kemudian dibagikan kepada masyarakat miskin pada saat pelaksanaan Patroli Dialogis Program Quick Wins (Revolusi Mental).

Merubah image dari Polisi yang suka memeras menjadi Polisi yg suka memberi, dari Polisi yg menakutkan menjadi Polisi sahabat anak, dari Polisi yg suka dilayani menjadi Polisi yg menolong, melayani, melindungi dan mengayomi.
13:24 | 0 comments | Read More

Tata Cara Shalat Gerhana


PENGANTAR
Shalat gerhana dalam bahasa arab sering disebut dengan istilah khusuf (الخسوف) dan juga kusuf (الكسوف) sekaligus. Secara bahasa, kedua istilah itu sebenarnya punya makna yang sama. Shalat gerhana matahari dan gerhana bulan sama-sama disebut dengan kusuf dan juga khusuf sekaligus.
Namun masyhur juga di kalangan ulama penggunaan istilah khusuf untuk gerhana bulan dan kusuf untuk gerhana matahari.


Shalat gerhana dilakukan sebanyak dua raka’at dan ini berdasarkan kesepakatan para ulama. Namun, para ulama berselisih mengenai tata caranya.

Ada yang mengatakan bahwa shalat gerhana dilakukan sebagaimana shalat sunnah biasa, dengan dua raka’at dan setiap raka’at ada sekali ruku’, dua kali sujud. Ada juga yang berpendapat bahwa shalat gerhana dilakukan dengan dua raka’at dan setiap raka’at ada dua kali ruku’, dua kali sujud. Pendapat yang terakhir inilah yang lebih kuat sebagaimana yang dipilih oleh mayoritas ulama. (Lihat Shohih Fiqh Sunnah, 1: 435-437)

Hal ini berdasarkan hadits-hadits tegas yang telah kami sebutkan:
“Aisyah radhiyallahu ‘anha menuturkan bahwa pada zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah terjadi gerhana matahari. Beliau lalu mengutus seseorang untuk menyeru ‘ASH SHALATU JAMI’AH’ (mari kita lakukan shalat berjama’ah). Orang-orang lantas berkumpul. Nabi lalu maju dan bertakbir. Beliau melakukan empat kali ruku’ dan empat kali sujud dalam dua raka’at. (HR. Muslim no. 901)

“Aisyah menuturkan bahwa gerhana matahari pernah terjadi pada masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lantas beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bangkit dan mengimami manusia dan beliau memanjangkan berdiri. Kemuadian beliau ruku’ dan memperpanjang ruku’nya. Kemudian beliau berdiri lagi dan memperpanjang berdiri tersebut namun lebih singkat dari berdiri yang sebelumnya. Kemudian beliau ruku’ kembali dan memperpanjang ruku’ tersebut namun lebih singkat dari ruku’ yang sebelumnya. Kemudian beliau sujud dan memperpanjang sujud tersebut. Pada raka’at berikutnya beliau mengerjakannya seperti raka’at pertama. Lantas beliau beranjak (usai mengerjakan shalat tadi), sedangkan matahari telah nampak.” (HR. Bukhari, no. 1044)

WAKTU SHALAT GERHANA
Shalat dimulai dari awal gerhana matahari atau bulan sampai gerhana tersebut berakhir. Berdasarkan sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, “Oleh karena itu, bila kalian melihatnya, maka berdoalah kepada Allah dan shalatlah sampai kembali terang.” (Muttafaqun ‘alaihi).

Ringkasnya, tata cara shalat gerhana -sama seperti shalat biasa dan bacaannya pun sama-, urutannya sebagai berikut.
[1] Berniat di dalam hati
[2] Takbiratul ihram yaitu bertakbir sebagaimana shalat biasa.
[3] Membaca do’a istiftah dan berta’awudz, kemudian membaca surat Al Fatihah dan membaca surat yang panjang (seperti surat Al Baqarah) sambil dijaherkan (dikeraskan suaranya, bukan lirih) sebagaimana terdapat dalam hadits Aisyah:
جَهَرَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – فِى صَلاَةِ الْخُسُوفِ بِقِرَاءَتِهِ
“Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam menjaherkan bacaannya ketika shalat gerhana.” (HR. Bukhari no. 1065 dan Muslim no. 901)
[4] Kemudian ruku’ sambil memanjangkannya.
[5] Kemudian bangkit dari ruku’ (i’tidal) sambil mengucapkan ’SAMI’ALLAHU LIMAN HAMIDAH, RABBANA WA LAKAL HAMD’
[6] Setelah i’tidal ini tidak langsung sujud, namun dilanjutkan dengan membaca surat Al Fatihah dan surat yang panjang. Berdiri yang kedua ini lebih singkat dari yang pertama.
[7] Kemudian ruku’ kembali (ruku’ kedua) yang panjangnya lebih pendek dari ruku’ sebelumnya.
[8] Kemudian bangkit dari ruku’ (i’tidal).
[9] Kemudian sujud yang panjangnya sebagaimana ruku’, lalu duduk di antara dua sujud kemudian sujud kembali.
[10] Kemudian bangkit dari sujud lalu mengerjakan raka’at kedua sebagaimana raka’at pertama hanya saja bacaan dan gerakan-gerakannya lebih singkat dari sebelumnya.
[11] Tasyahud.
[12] Salam.
[13] Setelah itu imam menyampaikan khutbah kepada para jama’ah yang berisi anjuran untuk berdzikir, berdo’a, beristighfar, sedekah, dan membebaskan budak. (Lihat Zaadul Ma’ad, Ibnul Qayyim, 349-356, Darul Fikr dan Shohih Fiqih Sunnah, 1: 438)

Referensi
- Rumaysho.com
10:42 | 2 comments | Read More

Begini Cara Lolos dari Perburuan LGBT

Written By Yayasan Peduli Remaja Mentari on Thursday, March 3, 2016 | 14:45

Lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) dinilai menargetkan pasangannya dengan cara berburu. Psikolog klinis Irfan Aulia menilai, meskipun LGBT memburu targetnya, namun bukan berarti mereka yang normal tidak bisa lolos dari pengaruhnya.

“Tegas dalam bersikap bisa menjadi cara untuk lolos dari LGBT, itu yang perlu dilakukan,” kata Irfan, Kamis (3/3).

Irfan menambahkan, selain sikap tegas dari diri sendiri, bisa juga melibatkan orang lain. Ini menjadi langkah yang penting untuk dilakukan. Menurutnya, melibatkan keluarga dan orang tua terdekat bisa membantu dalam bersikap untuk lolos dari ‘buruan’ LGBT.

Sementara itu, bagi mereka yang cenderung tertutup, maka jangan sampai tidak membicarakannya kepada orang terdekat, jika didekati LGBT. “Pendekatan dan komunikasi, ini kuncinya,” kata Irfan.

Irfan juga memberi cara penyembuhan bagi mereka yang sudah terjerat dan menjadi LGBT. Menurutnya, cara yang paling mudah untuk sembuh hanya bisa dari kemauan diri sendiri. Sementara, untuk memiliki niat tersebut bukan menjadi suatu hal yang mudah. Karena itu, ketegasan diri diperlukan.

Sebelumnya, Irfan mengatakan, berdasarkan pengamatan empirisnya, LGBT menargetkan pasangannya dengan cara berburu. Meskipun begitu, jika dari awal bisa menolak, maka biasanya LGBT akan mundur dan mencari target yang lain.

Sumber: Republika.co.id
14:45 | 0 comments | Read More

Psikolog: LGBT Dekati Targetnya dengan Pola Berburu

Psikolog klinis Irfan Aulia memaparkan pola lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) mendapatkan pasangannya. Berdasarkan penelitian empiris yang ia lakukan, pola tersebut dengan cara berburu.

“Kalau yang saya temukan secara empiris, ya, itu diburu. Jadi, biasanya mereka (LGBT) itu akan mendekati calon korban atau calon yang prospektif yang mereka anggap cocok untuk LGBT,” kata Irfan, Rabu (2/3).

Irfan menjelaskan, selama berburu mencari targetnya, para LGBT akan membuat eksperimen terlebih dahulu. Ada beberapa langkah ketika para LGBT melakukan eksperimen kepada targetnya.

“Eskperimen pertama itu, misalnya, mereka ‘dipegang-pegang’. Yang paling lama itu dipegang-pegang, setelah itu akan dicium,” ujar Irfan. Pada tahap tersebut, jika target menolak dicium, tidak akan diteruskan.

Tahap tersebut dilakukan oleh para LGBT yang masih SMP, SMA, dan kuliah. Jika sudah berbeda target, kata Irfan, seperti kepada anak-anak, akan ada bentuk pemaksaan, seperti sodomi.

“Itu makanya saya bilang gerakan LGBT di Indonesia itu, mereka ini caranya berburu sebenarnya,” kata Irfan. Meskipun begitu, Irfan menegaskan, jika dari awal target menolak, pasti "pemburu" akan mencari yang lain untuk menjadikan sasarannya.

Sumber: Republika.co.id
14:41 | 0 comments | Read More

Pola Perkembangan LGBT Buat Psikolog Ngeri

Pergerakan lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) semakin masif. Menurut psikolog klinis Irfan Aulia, masifnya LGBT bukan tanpa pemicu.

"Kalau mau lihat polanya, kalau ada pornografi besar, maka ada perdagangan manusia. Kalau ada penjualan seks, pasti ada LGBT," kata Irfan, Kamis (3/3).

Irfan menilai, kuncinya memang ada pada pornografi yang akhirnya bisa berdampak pada LGBT. Jadi, kata dia, kalau ada negara pengakses pornografi terbesar, pasti di dalamnya juga akan tinggi persoalan mengenai seksualitas.

"Kalau ada perdagangan manusia tumbuh penjualan seks, semuanya, ya baik yang heteroseksual juga ada LGBT-nya. Itu polanya, pornografi, perdagangan manusia, penjualan seks, baru LGBT," ujarnya.

Dengan begitu, ia menganggap, bila pornografi bisa dihentikan, LGBT berkurang dengan sendirinya. Karena untuk menjadi LGBT, kata Irfan, ada hasrat seksual. "Makanya, tutup saja pemicunya," kata Irfan.
Irfan menarik kesimpulannya pada sesuatu yang paling nyata, yaitu Amerika Serikat. Irfan memaparkan, Amerika Serikat memiliki angka seksual, HIV, sodomi, dan perceraian tinggi.

Kenyataannya, negara itu kini menjadi lahan subur perkembangan LGBT karena dilegalkan. "Nah, sekarang kalau mau konsisten mendukung LGBT, mendukung juga HIV, hingga sodomi ikutan tinggi. Ngeri loh itu," ujarnya.

Sumber: Republika.co.id
14:34 | 0 comments | Read More