Powered by Blogger.

Saur Koramil Pacet: Tos Teu Zaman Taun Baruan Nyeuneut Kembang Api Sareng Maksiat

Written By Yayasan Peduli Remaja Mentari on Wednesday, December 30, 2015 | 06:02

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Dulur sareng rerencangan Mentari Sadaya ... ieu edisi spesial, kusabab artikel di Blog Mentari nganggo Basa Sunda (ngotret nage hese pisan ieu teh :D).

Pami urang Cipanas atanapi anu ngalangkungan Jalan Cipanas pasti terang Istana Cipanas sareng Lapangan Ex Brimob ... tah kusabab bade mayunan taun baru, Koramil Pacet (Komando Rayon Militer TNI kanggo Kecamatan Cipanas, Pacet sareng Sukaresmi) gaduh inisiatip ngadamel spanduk kanggo panginget yen taun baru teh ulah digunakeun kanggo maksiat diantarana: nyeuneut petasan sareng kembang api, mararabok, raramean teu puguh anu matak kana maksiat (contona hilap kana Sholat Fardhu)



Tah kusabab kitu ... Koramil Pacet masihan pituah kanggo urang sadayana: daripada maksiat mending urang ngaramekeun Masjid jeung seueur ibadah.

Pastina ku kitu ... Baraya Mentari mah anu sok ngiringan Islamic Sunday sareng Mentoring mah pastina moal "Galau" mun aya nu ngajakan taun baruan, mending di bumi we ngaguher kerek :D janten Sholat Fardhu ge moal tinggaleun sareng moal miceun artos teu pararuguh.

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
06:02 | 0 comments | Read More

Innalillahi ... Seorang Siswa SMK Tewas Akibat Perselisihan di Jalan Raya

Written By Yayasan Peduli Remaja Mentari on Friday, November 27, 2015 | 19:03

Cecep (17) pelajar SMK Ar-Rahmah yang tewas setelah tertancap botol pecah di leher itu sempat ditangani di Rumah Sakit Dokter Hafidz. Tampak sejumlah orang dan dokter berada di ruang penanganan, Jumat (27/11/2015). 

Cecep (17) pelajar SMK Ar-Rahmah tewas setelah tertancap botol pecah di leher kirinya, Jumat (27/11/2015).

Pelajar itu tewas karena kehilangan banyak darah. Cecep bersama teman-temannya sedang menumpang angkot 05A dari Pamoyanan menuju Ciranjang.

Karena angkot penuh, Cecep berdiri di ambang pintu angkot. Sedang melaju, tiba-tiba dua orang siswa SMK lain menyalip menggunakan sepeda motor matic.

"Saya tunggu di depan, kata anak (yang naik matic) itu. Di depan SMPN 1 Karang Tengah, anak itu melempar botol kaca yang sudah pecah. Sebesar botol kecap, dan tepat menancap di leher Cecep," ujar Ahmad Yusuf (16) siswa yang berdiri bersama Cecep di ambang pintu angkot, saat ditemui di Rumah Sakit Dokter Hafidz (RSDH).

Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 12.00. Mengetahui Cecep berlumuran darah. Angkot langsung berhenti dan memutar balik untuk mengantarkan Cecep ke RSDH.

Andi Kurniawan, Manajer Pelayanan Medis RSDH bertutur, Cecep sempat diberi pertolongan selama 15 menit sebelum akhirnya meninggal. "Luka di leher kiri selebar 3 centimeter, panjangnya 7 centimeter dan kedalaman luka itu 5 centimeter. Korban kehilangan banyak darah," ujar Andi di RSDH.

Sumber: jabar.tribunnews.com
19:03 | 0 comments | Read More

Sahabat Mentari Jaga Mata dan Pikiran Kita dari Propaganda Free Sex

Written By Yayasan Peduli Remaja Mentari on Wednesday, November 25, 2015 | 20:38

Innalillahi Wa Innailahi Raaji'un ... Sahabat Mentari wajib sadar bahwa ketika melihat segala sesuatu harus berdasarkan "Kacamata" Syariat Agama (yang gak pake Kacamata beneran tetep harus patuh Syariat juga yah ^_^ ), dan bukan karena bagus menurut manusia atau menurut pendapat kebanyakan orang.


Di Youtube sekarang ini ternyata ada iklan yang otomatis muncul dan gak bisa di-skip (diklik dan dilewat tanpa ditonton), jadi kita harus melihat Iklan sampai beres. Namun yang bikin "ngarenghap" adalah ternyata itu iklan kondom :(
Produsen Kondom mengajak kita untuk memberikan masukan terkait emoticon kondom di Jejaring Sosial atau Instant Message, karena banyak yang masih "sadar" bahwa image kondom itu buruk.

Tahu tidak Sahabat Mentari? Iklan propaganda lewat Media Video yang sekarang masih dikuasai oleh Televisi dan sekarang Internet sedang coba menggantikannya (khususnya di Indonesia), sangatlah efektif merubah cara pandang seseorang dalam melihat dan menilai sesuatu.

Bayangkan jika Freesex alias Zina dipandang sebagai sesuatu yang gaul dan keren ... berapa banyak Remaja Islam yang akan kehilangan kemuliaannya disisi Allah SWT.

Sahabat Mentari yang masih Remaja .... yuks kuatkan Iman dan Islam dengan memperdalam pemahaman Agama, agar kita semakin kuat menjalankan prinsip hidup dalam beragama. Ikuti pengajian di sekolah, Mushola dan Mesjid sekitar Rumah atau bersama kami melalui Islamic Sunday tiap 2 pekan sekali dan Mentoring di Sekolah yang bekerjasama dengan Mentari.

Kami pengurus YPR Mentari Cianjur​ mencintai Sahabat Mentari karena Allah SWT ... yuks mari menuju Jannah bareng-bareng. Beresin Sekolah sampai selesai, bahagiakan keluarga dengan kita menjadi orang yang sukses dan nantikan masa depan gemilang (termasuk menanti Pujaan Hati untuk bareng nongkrong di Pelaminan ^_^ )

Intinya ... Sahabat Mentari itu JoJoBa alias Jomblo Jomblo Bahagia :D
20:38 | 0 comments | Read More

Ustadz Yusuf Mansur: Kalau Pacaran, Hancur Hidupnya!

Written By Yayasan Peduli Remaja Mentari on Friday, November 20, 2015 | 05:52

Zina adalah pangkal kegelapan di dalam hidup. Pacaran adalah salah satu jalan zina dan yang mengantarkan seorang manusia menuju zina besar. Bagaimanakah kengerian akibat zina di dunia dan akhirat? Apakah orang tua mendapat akibat siksa atas zina pacaran yang dilakukan oleh anak-anaknya?

Berikut transkrip ceramah Ustadz Yusuf Mansyur tentang ngeri, mencekam, serta buruknya akibat zina. Semoga Allah Ta’ala melindungi diri, keluarga, dan kaum Muslimin dari segala jenis zina. Aamiin.

    Hati-hati ye, Mahasiswa-mahasiswi ye, jangan sampai pingin sekolah tinggi, nikahnya telat, tapi, udah main-main. Hancur hidup ente! Anak muda itu, kalau sudah berzina, hancur hidupnye! Bener! Kalau ente pingin tahu bagaimana rasanya dihancurin Allah, berzina aja. Iya! Biar tahu rasanya kayak apa. Makanya, jangan macem-macem. Kalau jadi mahasiswa atau mahasiwi, yang baik-baik. Kalau emang pacaran, pakai sarung tinju. Jadi gak sempat pegangan. Kalau emang naik motor berdua sama pacar, pakai triplek.

    Bener-bener, nih. Jaga betul, jaga betul. Sebab, nih ya, anak-anak sekarang ini kelakuannya masya Allah (baca: mengkhawatirkan). Abis, contohnya televisi. Contohnya televisi. Contohnya televisi. Jadi, pegangan tangan sudah tidak apa-apa. Cium pipi kanan-pipi kiri; gak apa-apa. Padahal, bahayanya itu na’udzubillah…


    Itu kalau laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim pegangan tangannya, ibunya itu-nanti di dalam kubur-dibawain batu neraka oleh malaikat Zabaniyah. Lah, malaikat Zabaniyah kan tempatnya di neraka, tapi bisa naik tuh ke kuburan (seraya) membawa kerikil. Kerikil (tersebut) sudah dipanasin di neraka berjuta-juta tahun. Kerikil tersebut diletakkan di telapak tangan ibunya, lalu si ibu disuruh menggenggam. Gara-gara menggenggam batu tersebut, ubun-ubun (otak) ibunya hancur. Itu merupkan siksa yang paling rendah bagi seorang ibu (orang tua) jika anaknya berzina.


    Makanya, Bu, penting ngasih tahu ke anak, “Sini, nak. Kamu sayang atau tidak sama Emak? Kalau sayang, jangan sampai kamu dipegang oleh orang lain, kecuali suami kamu nanti.”
    Bener itu!
    Nah, kalau si anak benar-benar berzina, (siksanya) lebih kejam lagi.


    Ibu-ibu yang sudah di alam kubur, malaikat Zabaniyah itu naik (ke alam kubur) dengan membawa tombak enam belas mata. Tombak tersebut dihujamkan ke tubuh si mayit (yang anaknya berzina). Hal itu merupakan balasan kepada orang tua karena tidak mendidik anak hingga sampai berzina.
    Ibu (yang di alam kubur) bisa mengutuk si anak, “Gak ridha saya. Anak saya mempersembahkan perbuatan buruk!”


    Kutukan ibu di alam kubur itu yang membuat si anak hidup susah di dunia sehingga; mencari kerja gak ketemu, begitu kerja tidak cukup, ketika usaha berhutang.
    Itu, jawabannya cuma satu; tuubuu illallah, bertaubat kepada Allah.


    Serem. Serem. Makanya, jangan main-main! Jangan pacaran! Gak ada judulnya pacaran. Gak ada! Pacaran islami, gak ada! Gak ada pacaran islami! Bener! Gak ada!
    Subhanallah deh… Mendingan kita sehat dan selamat daripada urusannya ribet.
    Nah, orang-orang ini sekarang sudah tidak belajar urusan ribet. Yang dipelajari hanya urusan enak, tapi urusan ribet tidak dipelajari.


    Mudah-mudahan jadi ingetan. Jadi, pas mau dipegang sama pacarnya, (si anak akan bilang), “Maaf, Bang. Gak, Bang. Ntar daripada Emak ane susah. Jadi, kalau Abang mau, lamar aja, Bang.”


Masih mau berpacaran? Na’udzubillahi min dzalik.

Sumber: Bersamadakwah.com
05:52 | 0 comments | Read More

Kisah dari Umar Bin Abdul Aziz, Sabar dan Istiqomah dalam Proses Melakukan Perbaikan

Written By Yayasan Peduli Remaja Mentari on Friday, November 13, 2015 | 17:41


Siang itu, saat (Qailulah tidur siang menjelang dzuhur), Umar bin Abdul Aziz hendak merebahkan punggungnya sejenak. Ia belum lama dibaiat sebagai Khalifah. Putranya, Abdul Malik yang masih sangat belia dan dikenal sholih serta ahli ilmu masuk menemui ayahnya itu Melakukan protes. Abdul Malik berkata, “Wahai Amirul Mukminin, apa jawabanmu kelak di hadapan Rabb mu jika Dia bertanya kepadamu, kamu melihat Bid’ah dan tidak kamu matikan atau sunnah dan tidak kamu hidupkan?"

Umar Bin Abdul Aziz menjawab tenang, “Semoga Allah merahmatimu dan membalas kebaikanmu sebagai anak yang baik. Anakku, sesungguhnya masyarakatmu dulu telah melakukan semua itu seikat demi seikat hingga kuat sekali, maka kapanpun kamu hendak mencabutnya dari mereka, aku khawatir mereka akan membuat gaduh dan pertikaian hingga akan banyak pertumpahan darah.

Abdul Malik bertanya lagi, “Wahai ayah, apa yang menghalangimu untuk segera menegakkan keadilan seperti yang kau inginkan?”

Umar bin Abdul Aziz menjelaskan strateginya, “Wahai anakku, sesungguhnya aku ingin melatih dan mengajak masyarakat sebuah latihan yang sulit. Aku ingin menghidupkan keadilan, tapi aku akhirkan agar aku bisa mengeluarkannya bersamaan dengan sifat tamak terhadap dunia. Agar mereka lari dari ini dan masuk dengan tenang ke ini.”

Abdul Malik, “Ayah, mengapa kau tidak segera menyelesaikan hal ini? Demi Allah aku tidak peduli kalaupun aku dan engkau harus direbus demi kebenaran. Apakah ayah tidur sementara aduan kedzaliman telah antri di depan pintumu?”

Umar bin Abdul Aziz memaparkan perpaduan antara tekad, semangat, dan bertahap, “Jangan terburu-buru anakku, sesungguhnya Allah dalam Al Quran mencela Khamr dua kali dan mengharamkannya pada yang ketiga. Dan aku takut kalau memaksakan kebenaran ini kepada masyarakat sekaligus, mereka justru akan menolaknya. Dan ini akan menjadi fitnah.

Wahai anakku, sesungguhnya jiwaku ini adalah kendaraanku. Jika aku tidak berlemah lembut kepadanya, ia tidak akan menyampaikanku kepada tujuan. Sesungguhnya jika aku membuat jiwaku dan para stafku lelah, maka itu tidak berlangsung lama untuk aku jatuh dan mereka pun jatuh. Dan sesungguhnya aku berharap mendapatkan pahala dari tidurku sebagaimana aku mendapatkan pahala dari keadaanku ketika sedang tidak tidur. Sesungguhnya jika Allah berkehendak menurunkan Al Qur'an ini sekaligus, pasti akan diturunkannya. Tetapi yang diturunkan hanya satu atau dua ayat. Agar iman tertancap dulu dalam hati-hati mereka.”

(Baca ulang dengan teliti kata per katanya. Ini konsep orang besar, untuk sebuah negeri besar, dengan hasil yang datang dalam waktu yang sangat sebentar. Pahami dengan baik konsep tadarruj (bertahap) dalam apapun. Seimbangkan antara semangat yang tinggi, keinginan yang menjulang, dengan memberikan hak rehat bagi diri dan tim. Semua ini hasil keseimbangan antara semangat dan ilmu!!!)
Semoga Allah menjaga antum semua.

Oleh Budi Ashari, Lc
Judul Asli Tulisan: Dialog Dahsyat di Qailulah
17:41 | 0 comments | Read More

Buku DR Adian Husaini: "LGBT Di Indonesia, Perkembangan & Solusinya"

Written By Yayasan Peduli Remaja Mentari on Monday, October 26, 2015 | 16:50

Review Singkat Buku Terbaru DR. Adian Husaini oleh #IndonesiaTanpaJIL
LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender), kini benar-benar menjadi wabah global, yang mengkhawatirkan banyak umat manusia. Dunia dibuat terperangah, setelah Amerika Serikat akhirnya secara resmi mengesahkan perkawinan sesama jenis, tahun 2015 ini.

Wakil Presiden Amerika Serikat Joe Biden secara terbuka mengakui peran tokoh-tokoh Yahudi dalam mengubah persepsi bangsa Amerika tentang LGBT. Maka, jadilah Amerika Serikat sebagai negara ke-21 yang secara resmi mengesahkan perkawinan sesama jenis.

Indonesia - sebagai negeri muslim terbesar - pun tak lepas dari tantangan global ini. Tahun 2006, di Kota Yogya, secara resmi dideklarasikan The Yogyakarta Principles oleh tokoh-tokoh HAM dunia. Isinya menyerukan diakhirinya diskriminasi atas dasar gender dan orientasi seksual.

Kampanye legalisasi LGBT di Indonesia atas dasar HAM (sekuler) pun terus bergema kemana-mana. Dukungan negara dan lembaga donor asing dilakukan secara terang-terangan.

Tokoh lesbi Internasional, Irshad Manji, sempat dihadirkan di Indonesia untuk mempromosikan pemikiran LGBT ini. Berbagai kalangan aktivis liberal semakin gencar melakukan perubahan tafsir al-Quran dan hukum Islam tentang LGBT. Urat malu pun semakin dikikis habis.

Kaum LGBT didorong secara terbuka untuk mempertontonkan diri, tanpa rasa malu lagi. Bukan sadar diri akan ujian Ilahi, tetapi didorong melampiaskan syahwat syaithani.

Bagaimana masa depan LGBT di Indonesia? akankah negara yang berdasar prinsip kemanusiaan yang adil dan beradab ini mengikuti jejak Amerika Serikat dan lain-lain, melegalkan perilaku seksual yang secara tegas dilaknat dalam al-Quran dan Bible ini?

Ada baiknya, anda membaca buku ringkas dari Dr. Adian Husaini. Selamat membaca! semoga meraih hikmah!


16:50 | 1 comments | Read More

MUI Tolak Gagasan Minta Maaf ke PKI

Written By Yayasan Peduli Remaja Mentari on Wednesday, September 30, 2015 | 05:36

Ketua MUI Pusat KH Makruf Amin menyampaikan pidato dalam Pengukuhan Pengurus MUI Pusat Masa Khidmat 2015-2010 di Jakarta, Selasa (29/09).

Majelis Ulama Indonesia (MUI) menegaskan penolakannya terhadap gagasan permintaan maaf oleh pemerintah kepada Partai Komunis Indonesia (PKI). MUI beralasan, dalam sejarahnya PKI adalah pelaku pemberontakan. Selain itu, para ulama juga telah menjadi korban kebiadaban PKI. 

"Wah, PKI itu kan memberontak, kok minta maaf sih. Nah ini persepsinya seperti apa. Kalau kita kan menganggap PKI itu  memberontak," ungkap Ketua Umum MUI Pusat KH Ma'ruf Amin usai pengukuhan Pengurus MUI Pusat Masa Khidmat 2015-2010 di Gedung MUI Pusat, Jl Proklamasi, Jakarta, Selasa (29/09) kemarin.
Karena PKI adalah pemberontak terhadap pemerintahan yang sah, Kyai Ma'ruf berpendapat tidak sepantasanya pemerintah meminta maaf kepada anak cucu PKI sekarang. 
"Nggak pantas dong. Kalau begitu harus minta maaf sama DI/TII, mau minta maaf sama Permesta, terus minta maaf...wah kacau itu!," tandasnya. 
Apalagi, kata Kyai Ma'ruf, dalam pemberontakan PKI tahun 1948 dan 1965, para ustaz, guru ngaji, dan ulama juga banyak yang dibunuh oleh PKI. 
Meski tidak setuju permintaan maaf, tetapi Kyai Ma'ruf setuju bila dilakukan rekonsialiasi untuk mempersatukan bangsa. Tetapi sekali lagi bukan berarti pemerintah harus minta maaf karena merasa telah bersalah pada PKI.
"Kalau rekonsiliasi sih bagus saja, namanya kita untuk mempersaudarakan bangsa ini. Tetapi bukan kemudian pemerintah harus minta maaf. Merasa bersalah, itu tidak betul. Kalau rekonsiliasi baguslah," pungkasnya.
Sumber: suara-islam.com
05:36 | 0 comments | Read More

Menelusuri Jejak Kebiadaban PKI di Madiun

 Dari kiri: Aru Syeif Assadullah (Pimred Tabloid Suara Islam), KH. Muhammad al Khaththath (Pemimpin umum), dan Muhammad Halwan (Wartawan Daerah) didepan kuburan massal korban pembantaian PKI

Tim kecil redaksi Suara Islam melakukan perjalanan khusus, menelusuri sejarah sekitar tahun-tahun awal berdirinya Republik ini yang dikoyak kekejaman Partai Komunis Indonesia (PKI), di sekitar upaya pengambilalihan kekuasaan secara paksa dalam peristiwa Madiun tahun 1948.

Tercakup dalam tim redaksi Suara Islam itu, kendati dalam jumlah kecil namun mencakup redaksi Tabloid dan Suara Islam Online. Mereka diantaranya terdiri Pemimpin Umum KH. Muhammad Al Khaththath, Pemimpin Redaksi H.M. Aru Syeiff Assadullah, Syaiful Falah serta beberapa orang staf redaksi lain. Perjalanan kemudian didampingi M. Halwan dari Biro Daerah-Jawa Timur.

Perjalanan ini, dilatarbelakangi gejala yang berkembang dalam beberapa tahun belakangan, terutama setelah Orde Baru tumbang (21 Mei 1998), semakin terang adanya upaya pemutarbalikkan fakta tentang kekejaman PKI. Upaya itu dilakukan dalam berbagai bentuk publikasi, termasuk penulisan buku-buku, terang-terangan semakin mengaburkan sejarah kelam itu.

Berbagai publikasi yang dilakukan orang-orang bekas PKI menyebut, pemberontakan PKI di Madiun tahun 1948, hanya merupakan provokasi Wakil Presiden Muhammad Hatta, yang ketika itu merangkap sebagai Perdana Menteri. Kemudian, ada upaya mengelak dari yang sebenarnya berada di balik kudeta gagal di tahun 1965. Mereka menyebut G30S PKI 1965,  hanya konflik internal ABRI terutama Angkatan Darat. Perjalanan tim kecil redaksi Suara Islam bermisi menggali fakta yang lebih benar.

Upaya pengaburan sejarah, diantaranya seperti yang ditulis Suara Islam Tabloid Edisi 165 September/Oktober 2013; rancangan Kurikulum Pendidikan Sejarah Nasional (PSN) tahun 2004, secara sengaja menghilangkan dua peristiwa; Pemberontakan PKI September 1948 dan Gerakan 30 September (G30S) PKI 1965. Sebaliknya justru banyak mengurai pemberontakan DI/TII.

Sejumlah tokoh Islam, gigih melancarkan protes terhadap rencana penerapan kurikulum itu, dan protes ini berhasil menggagalkan penerapan kurikulum PSN “keblinger” itu. Diantara tokoh Islam itu; (Alm) Allahuyarkham KH. Yusuf Hasyim---Pimpinan Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Jombang Jawa Timur, kemudian KH. Abdul Rasyid Abdullah Syafii, Pengasuh Perguruan Islam Asy Syafi’iyah, Balimatraman Jakarta Selatan, ada pula Sastrawan Taufiq Ismail dan sejumlah tokoh lainnya.

KH. Muhammad Yusuf Hasyim, karib disapa Pak ‘Ud dan Gus ‘Ud ini wafat Ahad, 14 Januari 2007. Sebulan sebelumnya, tepatnya Sabtu 9 Desember 2006 bertutur kepada Suara Islam mengungkap; Kurikulum PSN tahun 2004 akan diterapkan  mulai 1 Juli 2005, sangat menyakitkan umat Islam, karena tidak menyebut PKI pernah memberontak; tahun 1948 berusaha mengambil alih kekuasaan di Madiun. Tidak pula menyebut PKI berada di belakang kudeta gagal ditahun 1965. “Malah, pemberontakan DI/TII, banyak diurai, namun tidak dilengkapi latar belakang yang benar,” ungkap Pak ‘Ud.  

Tokoh-tokoh Islam yang melancarkan protes, KH. Muhammad Yusuf Hasyim menyebut sebagai sebuah Delegasi Besar. Ketika itu berhasil bertemu Mendiknas (dijabat Bambang Sudibyo), Menko Kesra (dijabat Alwi Shihab) dan Ketua DPR RI (dijabat Agung Laksono). “Alhamdulillah, protes itu didengar mereka. Sangat melegakan; akhirnya kurikulum berhasil dibatalkan, dan ditetapkan menerapkan PSN pada kurikulum sebelumnya.

Paling Diincar PKI

Masih dari Suara Islam edisi yang sama, dari rubrik Nasional Mengenang KH. M. Yusuf Hasyim, mengungkap ketika PKI memberontak mengambil alih kekuasaan tahun 1948 di Madiun, juga menahan KH. Imam Zarkasyi dan KH. Achmad Sahal, dua pimpinan Pengasuh Pondok Modern Darussalam, Gontor, Ponorogo

Tim kecil redaksi, ketika berkunjung ke Gontor, Selasa (24 Desember) diterima Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi, M.Phil, MA., Wakil Rektor Institut Studi Islam Darussalam (lebih dikenal sebagai Universitas Darussalam, red). Dalam perbincangan; tidak terjelaskan KH. Imam Zarkasyi ketika itu sebagai Kiai yang sangat diincar oleh PKI. Penangkapan, penyekapan dan penahanan oleh PKI yang dialami bersama KH. Achmad Sahal, kakaknya dan sejumlah 70 santrinya, tak ubahnya seperti yang dialami ratusan kiai di Madiun, Magetan, Ngawi dan Pacitan;  yang tertangkap dan kemudian menjadi korban pembantaian.

Tim Suara Islam bertemu dengan Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi, M.Phil, MA., Wakil Rektor Institut Studi Islam Darussalam

Suara Islam berhasil menghimpun beberapa catatan sejarah. KH. Imam Zarkasyi sangat diincar PKI karena, walaupun sejenak, pernah sangat aktif di Masyumi—satu-satunya partai Islam, yang sangat dimusuhi PKI. Di masa pendudukan Jepang, ketika  Masyumi mendirikan lasykar Hizbullah---sebagai organisasi ketenteraan Islam, KH. Imam Zarkasyi  menjadi anggota pengurus pusat dan terlibat langsung penanganan berbagai latihan anggota.

KH. Imam Zarkasyi, pada April 1945 aktif dalam berbagai pertemuan Masyumi untuk pembahasan dan mematangkan ide pendirian Perguruan Tinggi Islam. Beberapa kali pertemuan yang diselenggarakan itu, kemudian disebut sebagai Sidang Pendirian Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta. Berhasil diresmikan pembukaanya pada 8 Juli 1945 yang ketika itu masih bernama Sekolah Tinggi Islam (STI).

Dalam Muktamar Umat Islam di Yogyakarta  7-8 Nopember 1945, KH. Imam Zarkasyi tercatat sebagai anggota tim perumus untuk mewujudkan Masyumi sebagai satu-satunya partai politik umat Islam. Setelah Masyumi menjadi partai politik, KH. Imam Zarkasyi tercatat duduk menjadi anggota Majelis Syuro (Dewan Partai) bersama tokoh-tokoh yang lain, diantaranya Ki Bagus Hadi Koesoemo, KH. Wahid Hasyim dan Mr. Kasman Singodimedjo. Pendiri dan Pimpinan Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng,  KH. Hasyim Asy’ari, bertgindak sebagai ketua Majelis Syuro ini.

Sembilan hari sebelum “meletus” pemberontakan PKI, tepatnya pada 9 September 1948, Masyumi wilayah Ponorogo menggelar rapat besar di Pondok Gontor. PKI ternyata juga mengetahui di antara santri (ketika itu berjumlah 200 orang) terdapat seorang anggota tentara Hizbullah; dimaksud adalah Ghozali Anwar.

Terbetik khabar di daerah lain, para Kiai menjadi korban kekejian PKI; karena itu bersama Shoiman, santri senior lainnya, Ghozali Anwar mendesak KH. Imam Zarkasyi dan KH. Achmad Sahal, agar bersedia mengungsi. Sebelum mengungsi, pondok pesantren diliburkan.  Diantara 130 orang santri, yang tidak dapat pulang ke daerah asal, di titip-titipkan ke rumah penduduk. Ikut mengungsi 70 orang santri senior. Pelarian dalam pengungsian ini  akhirnya terkepun dan tertangkap di kawasan Sawoo, timur kota Ponorogo.

Disekap dalam rumah tahanan yang berpindah-pindah hingga akhirnya dijebloskan ke Penjara Ponorogo. Sedang 70 orang santri diangapsebagai tahanan ringan, di sekap di masjid pangung (masjid tingkat milik Muhammadiyah Jl. Soekarno-Hatta,red). Setiap tekanan yang dilancarkan dalam interogasi kepada santri, PKI selalu menanyakan keterlibatannya di dalam Tentara Pelajar, Tentara Hizbullah, GPII (Gerakan Pelajar Islam Indonesia) dan kemungkinan mengetahui keberadaan  KH. Imam Zarkasyi.

Makam Soco


Sebelum ke Ponorogo, tim kecil redaksi Suara Islam, di kota Madiun melihat dari dekat  Rumah Tahanan Militer (RTM) di Jalan Jenderal A. Yani (dahulu Jalan Wilis). Seberang jalan ini, adalah tepian sungai besar Kali Madiun. RTM Madiun, berada tepat di tikungan aliran sungai ini. Sisi kiri RTM, terdapat rumah pengendali lima unit pompa besar, penyedot banjir kota Madiun, diangkat masuk ke aliran Kali Madiun.

Mengapa menengok RTM?. Karena di rumah tahanan ini, sejumlah tokoh ----terbanyak dari Masyumi--- pada awal hingga pertengahan dasawarsa 1960-an, ditahan oleh rezim Soekarno yang sedang bermesraan dan  kesengsem dalam buaian komunis.

Penahanan tokoh Masyumi serta tokoh-tokoh yang lain, tercatat mulai dari 16 Januari 1962 dan berlangsung selama lebih empat tahun hingga April atau Mei 1966. Sebelumnya dipindah-pindah di sejumlah rumah tahanan. Pemindahan ke RTM Madiun dibagi dalam dua gelombang. Pertama, ditempatkan di blok A adalah: Mr. Mohammad Roem satu kamar dengan Prawoto Mangkoesasmito. Kemudian Anak Agung Gde Agung satu kamar dengan Subadio Sastrosatomo. Sutan Syahrir dan Sultan Hamid, masing-masing menempati satu kamar terpisah

Dalam bulan Januari 1963, datang rombongan tahanan ke dua dijebloskan blok B RTM Madiun. Diantaranya; Engkin Zainal (EZ) Mutaqien, HM. Yunan Nasution, Mochtar Loebis, HM. Isa Anshary dan H. Mochtar Ghazali.

Tim kecil redaksi kemudian berziarah ke Taman Makam Pahlawan (TMP), tidak jauh dari RTM. Di TMP ini, terdapat makam Soco; yaitu lokasi pemakaman kembali secara massal (dalam satu liang lahat) sejumlah 108 kerangka jenazah korban kekejian PKI tahun 1948, yang dievakuasi  dari ladang pembantaian dan beberapa sumur di desa Soco, Kecamatan Bendo Kabupaten Magetan. Evakuasi dilakukan, setelah jazad terkubur hampir selama 20 tahun di beberapa sumur.

Tim Suara Islam berziarah ke Taman Makam Pahlawan Madiun

Tertulis pada prasasti Makam Soco, sejumlah 67 tokoh  korban pembantaian dapat diberi nama. Namun 41 kerangka korban lainnya, dalam urutan nomor 68 hingga 108, diberi sebutan tidak dikenal. Tertulis urutan nama no 8, Moch. Soehoed, adalah ayahanda Letjen (Purn) M. Kharis Suhud Ketua DPR/MPR RI pada periode 1988- 1993.

Di luar Makam Soco, terdapat makam Moelyadi, anggota Tentara Republik Indonesia Pelajar (TRIP) pada Brigade 17. Ia gugur saat tugas jaga di gerbang markasnya di SMP (kini SMPN 2 di Jalan HA. Salim). Tragisnya, tewasnya Moelyadi ditembak oleh kakaknya sendiri. Ketika sudah roboh, masih beberapa kali ditusuk bayonet ujung senapan.

Peristiwa tragis lainnya menimpa pelajar, adalah tewasnya Soeryo Soegito, ketua GPII dan Komandan Brigade Pelajar Islam (BPI) Madiun. Ketika itu berniat menyambut kedatangan tentara Siliwangi dengan meluapkan kegembiraan; berteriak dan berlari keluar dari markasnya di sudut perempatan Jalan Jawa. Karena mengenakan pakaian hitam, pasukan Siliwangi mengira ia anggota laskar merah. Segera saja dilepas tembakan. Soeryo Soegito tersungkur. Setelah jasad diteliti, sangat mengejutkan, di balik pakaian hitam terdapat slayer dan pin GPII serta BPI.

Ridwan, Ketua GPII Kabupaten Magetan, yang tinggal di rumah Ibunya, Djuariyah, di Kecamatan Bendo juga tragis. Dia hilang diculik PKI, dan dinyatakan telah sahid bersama ratusan korban lain ditemukan di beberapa sumur yang ditimbun di desa Soco. Nama Ridwan, tertulis pada prasasti Makam Soco di TMP Madiun pada nomer urut 34.      

Perjalanan telusur sejarah ini dilanjutkan ke Monumen Kekejaman PKI di Desa Kresek, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun---sekira 15 Km dari Kota Madiun. Monumen di lereng barat pegunungan Wilis, menandai ladang pembantaian dengan korban 17 orang. Kolonel Marhadi, dari Staf Pertahanan Djawa Timur (SPDT) menjadi korban bersama sejumlah Kiai. Alm. R. Kartidjo, yang pernah menjabat ketua DPR RI, selamat dari pembantaian di Kresek ini. Akhir dasawarsa 1980-an, ketika meresmikan monumen Moelyadi di Jalan Mas Trip, R. Kartidjo menyebut dirinya nyaris sebagai korban ke 18 di Kresek. Ia tertimpa tawanan yang roboh dalam ikatan, terkena tembakan membabi buta karena panik, camp tawanan segera diserbu tentara Siliwangi.

Pimred dan Pimpinan Umum Suara Islam di depan monumen pembantaian PKI terhadap ulama 

Perjalanan diakhiri di Ponorogo. Setelah bertandang ke Universitas Darussalam atau Institut Studi Islam Darussalam dan Pondok Modern Darusalam Gontor, diakhiri di situs Pesantren Tegalsari, di desa Tegalsari Kecamatan Jetis, Ponorogo. Pesantren peninggalan Kiai Ageng Mohammad Besari, yang menjadi cikal bakal pesantren seluruh Jawa. 

Sumber: suara-islam.com
05:33 | 0 comments | Read More

Cara untuk Berhenti Mengecek Smartphone Tengah Malam

Written By Yayasan Peduli Remaja Mentari on Tuesday, September 22, 2015 | 09:45

Sebagaimana diketahui, studi baru-baru ini memberikan hasil yang mengejutkan tentang perilaku remaja dengan smartphone mereka. Studi anak-anak di Wales tersebut menemukan adanya gangguan reguler di waktu malam yang berdampak pada kesehatan dan kebahagiaan siswa sekolah. Studi tersebut menemukan satu dari lima remaja hampir selalu bangun pada malam hari untuk mengirim pesan atau mengecek akun media sosial mereka.

Gambar: Google
Interaksi nokturnal (berlangsung di malam hari) dengan Twitter dan Facebook membuat anak-anak lebih lelah selama pelajaran dan berdampak pada kebahagiaan dan kesejahteraan siswa secara keseluruhan.

Para peneliti di Wales Institute of Social and Economic Research (Wiserd) melakukan survei terhadap 412 siswa di tahun delapan yang berusia 12 dan 13 tahun serta 436 siswa di tahun sepuluh yang berusia 14 dan 15 tahun di sekolah menengah Welsh. Para remaja diminta untuk menjawab pertanyaan seberapa sering mereka bangun di malam hari untuk menggunakan media sosial.

Dan ternyata, perilaku ini tidak hanya menghinggapi remaja. Kebanyakan orang dewasa bangun tengah juga melakukan hal yang sama mengecek media sosial melalui smartphone mereka. Akibatnya tentu saja sama, mereka yang rela bangun tengah malam hanya untuk mengecek smartphone mereka akan terlihat lebih lelah.

Untuk itu, Anda perlu menghindari perilaku mengecek smartphone di tengah malam tersebut. Namun bagaimana caranya? Berikut ini beberapa cara yang bisa Anda lakukan.
  1. Buatlah sebuah komitmen sebelum Anda berangkat tidur untuk mengecek smartphone untuk terakhir kalinya pada hari tersebut. Buatlah batas waktu penggunaa smartphone Anda sendiri. Misalnya setiap hari waktu terakhir mengecek smartphone adalah jam 21.00. Setelah membuat batasan anda harus berkomitmen untuk menaati batasan tersebut.
  2. Buatlah smartphone Anda dalam mode penerbangan (flight mode). Untuk urusan yang sangat darurat sediakan nomor yang bisa dihubungi teman atau keluarga sehingga Anda tetap terhubung ketika ada kondisi darurat.
  3. Jangan sesekali membawa smartphone ke tempat tidur. Hormatilah waktu Anda bersama pasangan di kamar tidur sehingga Anda akan berpikir dua kali untuk membawa smartphone karena bisa menganggu waktu di tempat tidur.
  4. Gunakan alarm manual. Ini artinya jangan bergantung kepada alarm yang disediakan smartphone karena ini akan mendorong Anda untuk mengecek smartphone dan terus bergantung kepadanya.
Selamat mencoba!

Sumber: Internet Sehat
09:45 | 0 comments | Read More

Satu dari Lima Remaja Bangun Tengah Malam untuk Medsos

Sebuah studi anak-anak di Wales menemukan adanya gangguan reguler di waktu malam yang berdampak pada kesehatan dan kebahagiaan siswa sekolah. Studi tersebut menemukan satu dari lima remaja hampir selalu bangun pada malam hari untuk mengirim pesan atau mengecek akun media sosial mereka.

Interaksi nokturnal (berlangsung di malam hari) dengan Twitter dan Facebook membuat anak-anak lebih lelah selama pelajaran dan berdampak pada kebahagiaan dan kesejahteraan siswa secara keseluruhan.

Ilustrasi: Dina Tokio

Para peneliti di Wales Institute of Social and Economic Research (Wiserd) melakukan survei terhadap 412 siswa di tahun delapan yang berusia 12 dan 13 tahun serta 436 siswa di tahun sepuluh yang berusia 14 dan 15 tahun di sekolah menengah Welsh. Para remaja diminta untuk menjawab pertanyaan seberapa sering mereka bangun di malam hari untuk menggunakan media sosial.

Hasilnya, dua puluh dua persen dari siswa tahun delapan dan 23 persen dari siswa di tahun 10 menjawab hampir selalu. Lebih dari setengah dari mereka melaporkan hampir selalu bangun untuk menggunakan Facebook dan Twitter sehingga mereka selalu merasa lelah ketika berangkat ke sekolah.

Studi ini menemukan proporsi yang signifikan dari siswa yang mengakui tidur sangat terlambat. Sebanyak 17 persen dari siswa tahun delapan dan 28 persen dari siswa tahun 10 mengatakan bahwa mereka berangkat tidur pada tengah malam.

Dr Kimberly Horton dari Wiserd yang akan menyajikan temuan untuk konferensi tahunan British Educational Research Association mengatakan bahwa sangat penting untuk mencegah remaja menggunakan media sosial di malam hari. Sebab jika mereka menggunakan media sosial tengah malam akan memengaruhi kondisi tubuh mereka dan kesejahteraan mereka secara keseluruhan.

Nah jika demikian, orang tua perlu melihat kembali anak remaja mereka. Apakah mereka bangun tengah malam untuk mengecek media sosial. Jika ya, itu artinya orang tua harus memberikan pengarahan yang lebih baik.

Sumber: Internet Sehat
09:30 | 0 comments | Read More

Bu Elly Risman: Dampak Pornografi di Kalangan Anak-anak Sudah Sangat Berbahaya

Written By Yayasan Peduli Remaja Mentari on Friday, September 18, 2015 | 14:38



Dalam sebuah Acara TV Basa Basi di Trans TV. Bintang tamunya Bu Elly Risman kesan adalah ngeri sekaligus bikin sedih. Musibah paling bahaya adalah ketika kita tidak sadar kalau dalam bahaya besar. Kurang lebih ini kesimpulannya, Untuk para orang tua silahkan dibaca.


Apa yang beliau paparkan, sangat membuat para Orang Tua yang hadir terkejut.
Pemaparan awal tentang kesalahan-kesalahan komunikasi orang tua pada anak, bicara terlalu cepat,
bicara terlalu banyak, ngomel yang tidak perlu, tanpa sadar berbohong, mengkritik, mengenggurui, dan lain-lain.

Komunikasi yang salah mengakibatkan anak jadi BLAST. Jiwanya jadi kosong, tidak pede, pemarah, dendam sama orang tuanya sendiri.

Beliau memberikan contoh kasus anak kecil yang ngadu ke Gurunya, "Bu, kalau aku bunuh ayahku boleh ga? Aku dosa ga?". Ternyata si anak merasa selalu disalahkan dan didikte Orang Tuanya.

Nah, anak-anak yang BLAST ini adalah sasaran empuk buat Pengusaha pornografi karena rata-rata dari mereka pasti akan cari pelampiasan. Sekarang masuk ke bagian industri pornografi. Target market utama mereka adalah anak laki-laki. Kenapa laki-laki? Karena mereka lebih mudah fokus dan hormon testosteron mereka lebih tinggi daripada perempuan. Setiap tahun pebisnis pornografi rapat dengan para ahli dari berbagai disiplin ilmu untuk merencanakan strategi pemasaran yang baru.

Alih-alih mengembangkan produk, mereka memilih untuk 'investasi masa depan' pada anak-anak. Target mereka adalah anak laki-laki yang terpapar pornografi, kalau sudah 33 sampai 35 kali masturbasi berarti sudah bisa dipastikan akan menjadi pelanggan masa depan karena otaknya pasti sudah ketergantungan dengan pornografi (porn addiction).

Yang perlu diketahui, porn addiction jauh lebih merusak otak daripada drugs addiction. Terapinya pun jauh lebih susah. Drug addict bisa diterapi dengan detoksifikasi tapi porn addict harus dengan terapi dan butuh tekad dari yang bersangkutan. Dan kerusakan yang ditimbulkan sekali kita terpapar akan permanen. Paparan pornografi itu berjenjang.

Jadi ibarat sampah, pertama kali mungkin kita akan muntah-muntah nyium baunya. Tapi lama kelamaan, kalau kita nyium sampah (misal tukang sampah) kita akan terbiasa bahkan bisa makan di deket sampah (bahkan ada yang tinggal di TPS kan?)

Begitupun dengan pornografi, setiap levelnya anak akan semakin kebal dan anak butuh melihat yang levelnya lebih tinggi untuk bisa terangsang. Kalau melihat sudah ga 'ngaruh' lagi, mereka akan melakukan. Dan disini bencananya.

Penonton dikasih contoh beberapa kasus mengerikan yang pelakunya anak-anak sex addict. Ada audience yang curhat tentang tetangganya, anak kelas 6 SD yang 'ngerjain' adik kandungnya yang berusia 5 tahun. Sekarang si adik malah jadi ketagihan sex. Ada lagi anak 10 tahun yang menyodomi temennya pake SENDOK! (Ada games yang ngajarin anak-anak untuk menyodomi)

Contoh-contoh mengerikan lainnya. Anak-anak porn addict bisa dikenali. Ada ciri-cirinya. Dan pertanyaan mereka luar biasa. Kalau anak normal keponya cuman "sex itu apa?". "Bayi itu berasal dari mana?". Anak-anak porn addict akan bertanya, "Bagaimana cara memasukkan Penis ke dalam Vagina?". Dan pertanyaan-pertanyaan lainnya yang terlalu vulgar.

Bahkan ada istilah-istilah yang audience aja ga tahu itu apa. Kalau anak sudah 33-35 kali Masturbasi, hampir bisa dipastikan akan terjadi incest. Atau dia akan melampiaskan pada temennya di sekolah. Dan itu kasusnya BANYAK. Jadi usia 7 tahun saudara laki-laki dan perempuan tidurnya udah harus dipisah. (Tahu kan kasus anak umur 11 tahun yang memperkosa 2 adik perempuan dan Ibu Kandungnya karena selalu tidur 1 ruangan dengan mereka?)

80% kasus pelecehan terjadi di rumah sendiri atau rumah keluarga dekat (rumah nenek pas ngumpul keluarga) dan sekolah. Nah, disitulah bibit awal pedofilia dan LGBT.

Semuanya saling berkaitan
Sekarang tentang media, film. Terutama yang asalnya dari Amrika yang dicontohkan film Breaking Dawn sama Fifty Shades of Grey. Games-games cowok dan games cewek (The Sims4).
Video klip contohnya Nicky Minaj (yang ngajarin Oral sex) bahkan kata Bu Elly, kalau anak anda disuruh makan sosis malah muntah, berarti dia udah nonton video klipnya dan Miley Ciyrus (wrecking Ball).

Tontonan lainnya ada Glee (udah jelas lah ya misi LGBTnya), komik, Spongebob (kami dikasih lihat scene spongebob ciuman sama patrick), stiker LINE, K-Pop (diliatin foto 2 cowok K-Pop idol lagi ciuman bibir di panggung) dan situs (ada situs LGBT bahkan untuk anak-anak).

Bu Elly menangis di panggung, beliau curhat sama kami bahwa pemerintah seolah tutup kuping sama kejadian ini. Beliau sudah menawarkan reset dan mendatangi kementerian-kementerian terkait untuk sosialisasi porn awareness. Tapi tidak pernah digubris.

UU pornografi pun ga ada penerapannya (sepertinya tidak ada). Bahkan terakhir beliau diskusi dengan Ibu Jokowi tapi yang bikin kecewa justru bersamaan dengan seminar kami, Ibu negara malah kampanye kanker serviks (sudah booming karena si jupe kena).

Tidak mengerti implementasinya sampe atau nggak ke masyarakat. Makanya ayo jadi penggerak di unit kerja kita masing-masing. Pemerintah itu seharusnya membentengi masuknya bencana ke Indonesia bukannya memfasilitasi.

Ekspresi harus bisa dipertanggungjawabkan.
Kalau dibiarkan bebas, akhirnya orang jadi liar. Itulah kenapa harus ada aturan. Sebenarnya yang pikirannya tertutup justru seniman Indonesia.
Pikirannya hanya terfokus pada gimana sih pemerintah!
Gimana sih umat Islam nih ga kompromis! Padahal harusnya mereka lebih DEWASA dalam berpikir. Ga pragmatis.
Orang Indonesia itu tidak semuanya dewasa. Disini juga ada anak-anak. Mereka belum mengerti mana yang harus diikuti, mana yang nggak. Di situlah peran kita melindungi mereka.
Kita semua punya tanggungjawab moral. Termasuk seniman.

Hal yang mengejutkan adalah isi sambutan founder salingsapa.com (penyelenggara). Beliau bilang, "Saya punya kenalan beberapa pemilik stasiun TV Swasta. Salah satunya yang ada di kebon jeruk. Saya kaget, ternyata rata-rata dari mereka tidak mempunyai TV. Ketika saya tanya alasannya (sama pemilik stasiun di kobon jeruk), beliau bilang, "Saya sudah tahu bahwa produser itu mengejar rating. Sekarang, program TV itu murni Bisnis. Jadi mereka akan menayangkan apapun yang menarik minat masyarakat sehingga rating naik. Kalau rating naik, otomatis iklan berdatangan"

Mereka saja tidak membiarkan anak mereka nonton TV. Dan kita masih membiarkan anak-anak kita nonton? Jadi intinya, kita semua punya peran untuk menanggulangi krisis moral di Indonesia. Karena dampaknya jangka panjang dan krusial. Ketika nanti kita jadi pejabat, jadi pengambil keputusan, pelajari baik-baik apa yang mau kita putuskan. Karena tanggungjawab kita besar. Sekarang, tugas kita adalah merintis perubahan positif di unit kerja masing-masing.

Ajak diskusi orang-orang yang masih satu visi, orang-orang yang masih punya passion untuk memperbaiki carut-marut negara ini.
Kalimat terakhir paparannya Bu Elly Risman, "Ayo Bergerak Bersama. Lindungi Anak Indonesia dari Bahaya Pornografi".
Sorry, just sharing. Karena kita ga bisa kerja sendiri. Butuh KAMU... IYA KAMU... Butuh KAMU buat ikutan. Semoga kita bisa merintis perbaikan. Semoga negeri ini jadi lebih baik nantinya.

‪#‎FightTheNewDrugs‬
‪#‎Repost‬ dari grup WA

Sumber: Facebook.com
*Edit oleh Admin tanpa mengubah maksud dari tulisan 
14:38 | 0 comments | Read More

[Video Keren] Boost Your Life: Grand Launching Mentoring Rohis SMAN 3 DEPOK 2015/2016

Written By Yayasan Peduli Remaja Mentari on Wednesday, September 2, 2015 | 16:12

Mentoring gak identik dengan kegiatan ngaji melulu tapi bisa dikombinasikan dengan kegiatan yang mengakomodasi kekinian, yang sesuai dengan tren anak Sekolah saat ini.
Berikut Video Grand Launching Mentoring Rohis SMAN 3 DEPOK 2015/2016, inspirasi buat Mentoring Sekolah di Cianjur:



ROHIS SMAN 3 DEPOK

Sebuah dedikasi Total untuk Dakwah Sekolah.
Dari Sekolah untuk peradaban yang dirindukan.

Tunggu program terbaru skala Nasional kami di bulan Oktober 2015.
Sebuah program kolaborasi lintas ruang dan waktu.
Jangan lewatkan untuk berkontribusi, like fanpage kami di http://bit.ly/skysharefans

http://skyshareacademy.com/

FB, twitter, instagram: skyshareacademy
[klik HD di pojok kanan bawah untuk lebih jelas]

in collaboration with:
FORUM ALUMNI ROHIS SMAN 3 DEPOK
ROHIS SMAN 3 DEPOK
SkyShare Academy
Angkringan Kreatif

16:12 | 0 comments | Read More

Life Journey: Menjalin Ukhuwah Menggapai Berkah Bersama MENTARI @BPPK Ciloto, Puncak

Written By Yayasan Peduli Remaja Mentari on Tuesday, August 25, 2015 | 11:10

Buat Pelajar di Cipanas dan Cianjur, ada Pengumuman Penting Bingits banget buat kamu sekalian!!!
Ikutilah kegiatan Outbound Bersama YPR Mentari Cianjur:

"Life Journey: Menjalin Ukhuwah Menggapai Berkah Bersama MENTARI"


Ingat yah, ada Perlengkapan yang harus dibawa yaitu:
- Alat Sholat
- Makang Siang
- Baju Ganti
- Makanan Ringan

Untuk ikut Acara ini:
Daftar Ketik: Nama_Asal-Sekolah_ Kirim ke 08567998228

Kegiatan yang akan Dilakukan:- Lintas Alam
- Flying Fox
- Games
- Materi Kajian yang Menggugah

HTM Cuman Rp 10.000,-


Hari dan Tanggal: Ahad, 30 Agustus 2015
Titik Kumpul: 07.30 @Mesjid Istana Cipanas
Acara Dimulai Pukul: 08.00 - 14.00 WIB

Informasi: 08567998228
11:10 | 0 comments | Read More

Dulu: Kamu Adalah Segalanya Bagiku, Besok: Kamu Adalah Masa Lalu ...

Masa paling indah ketika Sekolah adalah punya gebetan. Dan salah satu moment paling indah adalah pas pulang sekolah bisa jalan bareng ... dan dalam pikiran kita muncul kaya gini: "duch dunia ini seperti milik berdua, yang lain cuman ngontrak."

Ya ... aku punya pasangan yang sejati yang sangat ku damba-dambakan selama ini (omongan ini bakal sering keluar kalau belum diputusin ama pacarnya :D ). Dan yang pasti: "ada yang merhatiin aku, care banget sama aku ... dan pastinya dia menjadikan aku sebagai wanita paling spesial dalam hidupnya" (Padahal Ibu dan Kakak Kandungnya aja yang jelas satu darah, sering kali dilupain T_T).

Karena interaksi yang begitu sering dengan si doi, sering kali melupakan bahwa dalam hidup ini ada CCTV yang senantiasa "On Air" memantau kehidupan semua Manusia. Ya ... CCTV Allah SWT sangat canggih, yang gak kelihatan aja bisa terlihat. Tapi sayang kita sebagai manusia lebih takut dari pengamatan Manusia yang gak selalu On Air, jadi kalau lagi mojok ama si Doi gak masalah ... karena aku yakin dia mencintai aku apadanya ... #Tsaahhhh Huaaaccciimmm

Gambar: Google 
Waktu terus berlalu dan karena "rasa cinta" ini padanya begitu besar, aku memberikan segalanya (Naudzubillah ... jika sampai keperawanan yang sangat suci itupun diberikan juga, jangan sampe kejadian yah). Tapi ternyata doi menyampaikan kalimat perpisahan dengan kata-kata yang diplomatis banget: "kita sudah gak cocok lagi!!!"

Hello ... selama ini kita pacaran trus menikmati hubungan cinta ini, kamu anggap apa???
Trus pengorbananku yang segalanya kepada kamu cuman diakhiri kalimat: kita sudah gak cocok lagi???

"Ya Allah, tolonglah hamba ini yang sedang tersakiti (oleh cinta yang palsu :p ). Aku sudah hilang harapan ... "

Eeetttt ... entar dulu, itu pas pacaran sama doi itu inget sama Allah gak sech? Tahu gak sech aturan Allah tentang hubungan lawan jenis sebelum Nikah?

Ingat aturan mainnya: Berduaan saja sebelum Nikah adalah Haram karena ketiganya syaitan apalagi ditambah aktivitas fisik, sedangkan setelah Nikah adalah Halal.

Jadi guys ... jangan salahkan Allah SWT kalau ditinggal pergi pacar, apalagi dia punya gebetan baru. Karena kalau kita tidak patuh syariat, maka hanya penyesalan yang terjadi. Tapi jika taat sama Allah SWT, Insya Allah tidak akan ada hati yang terluka :)

Oleh: Admin YPR Mentari Cianjur
10:53 | 0 comments | Read More

Orangtua Harus Awasi Aktivitas Media Sosial Anak

Written By Yayasan Peduli Remaja Mentari on Thursday, August 13, 2015 | 11:42

Psikolog anak Vera Itabiliana Hadiwidjojo mengatakan orangtua perlu mengawasi kegiatan anaknya saat bermedia sosial untuk menghindari dampak negatifnya.

“Pertama yang perlu dipertanyakan adalah apakah anak perlu memiliki media sosial? Apakah usianya sudah tepat? Batasan umur yang diterapkan pengembang media sosial tentu memiliki alasan,” kata Vera dalam jumpa pers di Jakarta dikutip Antara, Rabu.

Bila telah memiliki media sosial, Vera mengatakan orangtua perlu mendampingi anaknya, salah satu caranya orangtua harus mengetahui kata sandi akun media sosial anak, selain berteman dengan anaknya di media sosial.

“Kalau sudah berteman, orangtua juga perlu menjaga prilaku. Kalau ada masalah, jangan langsung ikut berkomentar di media sosial, tetapi bicarakan langsung baik-baik di dunia nyata,” tuturnya.

Orangtua juga perlu memberi pemahaman kepada anak bahwa internet adalah ruang publik sehingga anak harus bisa menjaga dan memilah apa yang akan diunggah atau dibagikan supaya tidak menjadi korban “bullying”.

“Orangtua bisa mengibaratkan internet seperti di mal. Di dalam mal kan tidak bisa juga seseorang teriak-teriak sembarangan,” kata dia.

Lalu, apa yang harus dilakukan orangtua bila anaknya di-bully di media sosial?
Vera menjawab, bullying di media sosial lebih baik didiamkan saja, tidak perlu ditanggapi, apalagi dibalas. Lebih baik orangtua fokus mendampingi anak supaya kuat dan tidak mendapat pengaruh negatif.

“Namun, bullying yang terjadi perlu disimpan sebagai barang bukti bila di kemudian hari hal itu sampai ke ranah hukum,” ujar Vera dalam sebuah acara yang diadakan sebuah produsen alat kesehatan yang juga menghadirkan artis Alya Rohali dan Shahnaz Haque itu.

Hal penting lain yang perlu diberikan pemahaman dari orang tua kepada anak adalah jangan sekali-kali memberikan identitas dan data pribadi di internet dan media sosial.* (Hidayatullah.com)
11:42 | 0 comments | Read More

[Video] Zakir Naik: Pacaran di kalangan Sekolah dan Kampus 99,9% Tidak Islami dan Melanggar Hijab

Written By Yayasan Peduli Remaja Mentari on Tuesday, August 11, 2015 | 05:59

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Ada seorang Pemudi bertanya kepada Zakir Naik: "Bolehkah Jatuh Cinta kepada seseorang yang shaleh dan shalehah dengan tidak memegang tangan si Pacar atau memandanginya?"

Zakir Naik menjawab bahwa apa yang terjadi di kalangan Remaja Islan yang berpacaran 99,9 Persen tidak Islami karena banyak aturan berhijab yang dilanggar seperti sering memandangi, berjalan berdua dan bahkan berpegangan tangan dengan si Pacar. Jika seseorang suka dengan lawan jenis maka dia akan menindaklanjutinya dengan Melamar si Pacar dan kemudian menikahinya. Jika pun si Pacar dipandang Shaleh, maka ada banyak aturan Hijab.

Maka ketika seseorang jatuh cinta, tundukanlah pandangan dan jika mau merealisasikan Cinta itu ... lamar dan nikahilah dia. Tapi jika tidak, Stop ... jaga Syahwat denga Syariat



Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
05:59 | 0 comments | Read More

Zakir Naik: Ingin Belajar Islam? Pelajari Islam, Jangan Pelajari (Kelakuan) Orang-orang Islam

Written By Yayasan Peduli Remaja Mentari on Saturday, August 8, 2015 | 07:49


"Jangan pernah menilai mobil dari Sopirnya. Jika Anda ingin menilai betapa bagusnya model keluaran baru mobil 'Mercedes', dan seseorang yang tidak bisa menyetir mobil itu menabrakkannya, siapakah yang akan Anda salahkan? Mobil itu, atau orang yang menyetirnya? Otomatis Anda akan menyalahkan sang sopir.

Untuk meneliti kebagusan mobil itu, seseorang tidak bisa melihat pada sopir, tetapi lihatlah kemampuan dan keistimewaan pada mobil itu sendiri. Seberapa tinggi kecepatannya, berapa kapasitas bahan bakarnya, fasilitas kenyamanannya dan lain sebagainya.

Kita juga tidak bisa menilai Islam dari pengikutnya. Apalagi yang dinilai adalah yang buruk-buruk saja. Jika Anda ingin menilai seberapa bagus agama Islam, maka nilailah menurut sumber yang asli, yaitu Al-Qur'an dan Hadits Shahih.

Dan jika Anda ingin menyelidiki dengan mudah seberapa bagus kualitas mobil tadi, maka pilihlah seseorang yang ahli menyetir mobil. Sama seperti pengikut Islam terbaik dan patut dicontoh, dimana Anda bisa menilai Islam dari segala tindak-tanduknya, dan dialah utusan terakhir Allah SWT, yakni Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi Wasallam." (Lampu Islam)
07:49 | 0 comments | Read More

#DakwahSekolah Mari Menyalakan Lilin, Daripada Mengutuki Kegelapan

Agent of Change,

Kami tak hanya ingin menjadi Mercusuar, 

yang menerangi tempat di sekitar namun menggelapi dirinya sendiri,
Atau menjadi Lilin, menyala namun habis dilahap Api ...

Pemuda adalah aset Agama dan Bangsa, yang harus terus diarahkan dalam Era ini ...

Kami hanya ingin mereka lebih mengenal siapa yg menciptakan mereka dan untuk apa mereka hidup ...

Izinkan kami, agar terus istiqamah dalam jalan ini Allah-ku ...
Mendaki jalan penuh duri, menyelami Samudera yang tak pernah tenang ...

#DakwahSekolah
07:35 | 0 comments | Read More

Hari ini Ilmu Lebih Baik daripada Amal


Oleh: Ahmad Kholili Hasib

IMAM al-Ghazali dalam kitab Ihya’ Ulumuddin  mengutip sebuah riwayat, “Sesunggunya kalian berada dalam zaman dimana fuqaha’nya (ahli ilmu) banyak dan sedikit oratornya (khutoba’). Amal pada zaman ini lebih baik daripada ilmu. Dan kelak manusia akan tiba pada masa di mana fuqaha’nya sedikit tetapi ahli oratornya banyak. Pada zaman itu ilmu lebih baik daripada amal.

Pada zaman Nabi Shallallahu ‘alaihi Wasallam dan Sahabat, amal lebih baik daripada ilmu bukan bermaksud kedudukan ilmu yang lebih rendah. Maksud dari itu adalah, bahwa masa tersebut merupakan era yang mulya. Sumber ilmu (Nabi Shallallahu ‘alaihi Wasallam) masih hidup. Ketika sumber masih hidup, umat Islam dapat langsung ‘menikmati’ sumber tersebut.

Setelah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam wafat, kaum Muslimin masih tidak kesulitan mencari sosok yang dapat dijadikan sandaran ilmu. Pembesar Sahabat — yang tidak lain murid langsung Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam — memberi pengajaran yang baik. Makanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam menyebut masa ini dengan khoirul qurun (sebaik-baik zaman).
Ketika para ahli ilmu masih banyak, kaum Muslim tidak kesulitan untuk melakukan kajian ilmu dengan benar. Sebuah amalan, tinggal mereka praktikkan. Kehidupan keislaman relatif ‘aman’. Ketika bertanya sesuaut masalah agama, mereka langsung bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam dan para Sahabat.

Sedangkan pada hari ini, kita hidup yang jauh dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam dan para Sahabatnya. Bahkan periode kita jauh dari para ulama salaf dan imam mujtahid. Ketika ada suatu persoalan agama kita masih bertanya dahulu kepada ulama yang memahami pemikiran imam madzhab. Itupun kita harus lebih hati-hati.

Generasi zaman ini telah mulai banyak yang tidak mengenal lagi ulama. Mereka hanya mengenal ustadz dan dai melalui media sosial dan televisi. Apalagi jika telah ada orang-orang yang menyamar sebagai ulama dengan modal ilmu yang minimalis. Bahkan, belajar agama mereka cukupkan dengan melalui media sosial dan internet.

Maka, dalam hal ini Imam Nawawi berpendapat bahwa meyibukkan dengan mencari ilmu lebih afdhal daripada sibuk beribadah sunnah, seperti shalat, puasa sunnah dan menbaca tasbih.
Ada beberapa alasan yang diungkapkan oleh Imam Nawawi.

Pertama, manfaat ilmu lebih meluas kepada kaum Muslimin. Sedangkan ibadah sunnah manfaatnya hanya untuk perorang, yaitu orang yang melakukan ibadah sunnah tersebut.
Kedua, karena ilmu itu mengoreksi ibadah sedangkan ibadah sunnah itu membutuhkan ilmu.
Ketiga, ulama merupakan warisan Nabi.
Keempat, karena ilmu tetap kekal meskipun ahli ilmu meninggal dunia. Sedangkan ibadah sunnah terputus jika seseorang meninggal dunia (Imam Nawawi, Muqaddimah Syarah Majmu’, hal. 48).

Banyak orang berbangga dengan ibadah sunnah-nya sedangkan dia enggan mengkaji ilmu. Padahal, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam pernah bersabda: “Majelis ilmu itu lebih baik daripada ibadah enam puluh tahun” (Ibnu Umar dalam Muqaddimah Syarh Majmu’,hal. 47).

Dikisahkan, dari Abdullah bin Umar bin Ash. Suatu hari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam keluar, tiba-tiba beliau melihat di dalam masjid ada dua majelis. Yaitu majelis yang membahas ilmu-ilmu syariat dan kedua majelis yang isinya doa kepada Allah (dzikir).

Para Sahabat kemudian bertanya tentang dua majelis tersebut. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam menjawab: ‘Kedua majelis itu mengajak kepada kebaikan. Yang satu berdoa kepada Allah Subhanahu Wata’ala, dan satunya mereka belajar ilmu dan mengajari orang yang bodoh. Mereka inilah yang lebih utama (dari majelis pertama), saya diutus untuk mengajar manusia. Lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam duduk bersama mereka (majelis ilmu) (HR. Ibnu Majah).

Imam al-Syafi’i juga berpendapat, bahwa tidak ada yang lebih afdhal setelah ibadah wajib (fardhu) kecuali mencari ilmu.

Ilmu memiliki perhatian penting dalam tradisi Islam. Ilmu merupakan motor penggerak pemikiran dan aktifitas manusia. Tinggi rendahnya martabat manusia ditentukan oleh faktor ilmu. Melalui ilmulah manusia dapat mengenal Allah Subhanahu Wata’ala dan memahami cara beribadah kepada-Nya dengan benar.

Penulis adalah Pengurus MIUMI Jatim, Anggota Penulis Bina Qalam Indonesia
07:17 | 0 comments | Read More

Kronologi Insiden Pembakaran Mesjid di Tolikara Versi Komite Umat (Komat)

Written By Yayasan Peduli Remaja Mentari on Friday, July 31, 2015 | 22:03

 Setelah hampir seminggu menurunkan tim pencari fakta, Komite Umat untuk Tolikara Papua (Komat Tolikara) akhirnya Jumat siang (31/07/2015) mengeluarkan temuannya.

Komat menemukan fakta, adanya surat dari Gereja Injili Di Indonesia (GIDI) Badan Pekerja Wilayah Toli bernomor 90/SP/GIDI-WT/VII/2015 yang ditandatangani oleh Ketua Wilayah Toli, Pdt Nayus Wenda, S.Th dan Sekretaris, Pdt Marthen Jingga S.Th, MA dengan tembusan Polres Tolikara.
Dalam surat yang ditujukan kepada umat Islam se-Kabupaten Tolikara  GIDI memberitahukan adanya kegiatan Seminar dan Kebaktian Kebangkitan Ruhani (KKR)  Pemuda Geraja Injili Di Indonesia (GIDI) tingkat Internasional pada tanggal 13-19 Juli 2015.
Surat itu juga berisi poin-point LARANGAN kepada umat Islam:

* Acara membuka lebaran tanggal 17 Juli 2015, kami tidak mengijinkan dilakukan di wilayah Kabupaten Tolikara, “ demikian diantara larangan GIDI.

* GIDI membolehkan umat Islam merayakan hari raya di luar Kabupaten Tolikara (Wamena) atau Jayapura.

* Selain itu, GIDI juga  melarang muslimah memakai pakai Yilbab (jilbab, red).

Di bawah ini kronologi temuan Komite Umat untuk Tolikara Papua (Komat Tolikara) yang dibacakan Fadhlan Rabbani Garamatan.

Senin, 13 Juli 2015
1. Selembar surat ditemukan oleh anggota intel Polres, Bripka Kasrim yang tengah berada di Pos Maleo. Surat tersebut berasal dari Gereja Injili Di Indonesia (GIDI) Badan Pekerja Wilayah Toli dengan nomor surat 90/SP/GIDI-WT/VII/2015 yang ditandatangani oleh Ketua Wilayah Toli, Pdt Nayus Wenda, S.Th dan Sekretaris, Pdt Marthen Jingga S.Th, MA dengan tembusan Polres Tolikara. Surat yang ditujukan kepada umat Islam se-Kabupaten Tolikara ini memberitahukan adanya kegiatan Seminar dan Kebaktian Kebangkitan Ruhani (KKR) Pemuda Geraja Injili Di Indonesia (GIDI) tingkat Internasional pada tanggal 13-19 Juli 2015.
Dalam surat itu juga berisi poin-point LARANGAN yang kami tulis sebagaimana aslinya, sebagai berikut:
* Acara membuka lebaran tanggal 17 Juli 2015, kami tidak mengijinkan dilakukan di wilayah Kabupaten Tolikara
* Boleh merayakan hari raya di luar Kabupaten Tolikara (Wamena) atau Jayapura.
* Dilarang Kaum Muslimat memakai pakai Yilbab (jilbab, red).

2. Anggota intel, Bripka Kasrim memfoto surat, kemudian melaporkan melalui alat telekomunikasi handy talky kepada Kapolres Tolikara saat itu, AKBP Soeroso, SH, MH tentang adanya surat tersebut. Foto surat itu pun dikirimkan kepada Kapolres, dan Kapolres langsung mencetak foto tersebut.

3. Selanjutnya, Kapolres melalui telepon menghubungi Bupati Tolikara, Usman Wanimbo. Saat komunikasi itu, diketahui Bupati sedang berada di Jakarta, dan baru akan kembali ke Tolikara pada keesokan harinya (14/7). Namun, Kapolres tetap menyampaikan perihal isi surat tersebut dengan membacakannya.

Menanggapi informasi itu, menurut Kapolres, Bupati menyampaikan, “Itu tidak betul! Saya akan telepon ketua GIDI wilayah Tolikara. Saya akan minta itu (surat) dicabut atau diralat.”
Lalu, Kapolres menyatakan, “Itu yang saya mau, karena itu akan menimbulkan keresahan umat Islam.”

4. Kapolres juga menghubungi Presiden GIDI, Pdt.Dorman Wandikbo, S.Th di Jayapura, melalui telepon. Komunikasi melalui telepon itu direkam oleh Kapolres. Menanggapi informasi dari Kapolres, berikut ini kutipan tanggapan Presiden GIDI dalam rekaman yang kurang jelas suaranya itu, “Pak Kapolres, nanti saya akan berkordinasi dengan adik-adik ….”
Kapolres kembali menyatakan, “Jadi izin Bapak, untuk pengamanannya kami sudah siap mengamankan seluruh kegiatan GIDI maupun kegiatan lebaran. Jadi kami sudah siapkan pengamanan, TNI dan Polri akan bersama-sama agar kegiatan ini aman kondusif dan lancar tanpa hambatan. Kedua, saya juga sudah lapor Pak Bupati. Pak Bupati sependapat dengan Presiden GIDI, nanti Pak Bupati akan tiba di Tolikara lagi. Saya harap agar tidak menimbulkan keresahan bagi warga Muslim, mohon ditinjau kembali dan dicabut agar tidak menimbulkan permasalahan. Terutama masalah SARA, Pak Presiden.”

Presiden GIDI juga mengatakan. “Saya akan telepon Pak Bupati sebentar, saya juga akan telepon Pak Nayus, dan juga adik sekretaris. Saya akan telepon mereka, Bapak. Sekali lagi itu anak-anak emosional, saya sampaikan permohon maaf. Cukup Bapak saja tidak usah sampaikan kepada teman-teman Muslim yang lain. Itu sangat tidak sehat, dan kurang sehat untuk surat itu. Saya pesan begitu”

Kapolres menyatakan, “Baik, itu hanya akan di tangan saya saja. Nanti tokoh-tokoh Muslim nanti akan saya panggil juga.”

Rabu, 15 Juli 2015
1. Kapolres kembali melakukan komunikasi dengan Bupati dan Presiden Geraja Injili Di Indonesia (GIDI), karena pada siang hari itu akan ada acara pembukaan Seminar dan KKR. Namun Kapolres tidak mengikuti acara pembukaan, karena ada perang suku di Kampung Panaga, Tolikara. Kapolres berangkat ke lokasi perang suku itu bersama Bupati dan Ketua DPRD Kab Tolikara.

2. Pada malam harinya, Kapolres yang mendapat kabar ada peresmian monumen Geraja Injili Di Indonesia (GIDI) di bagian atas Tolikara. Dalam acara peresmian monumen itu, Muspida yang hadir hanya Kapolres. Kehadiran Kapolres saat itu hanya ingin menegaskan kepada Presiden GIDI agar tidak terjadi gejolak. “Pak, saya ingatkan kembali tanggal 17 Juli, umat Islam akan melaksanakan Idul Fitri. Masalah surat kemarin agar ditindaklanjuti.”

Kepada Kapolres, Presiden Geraja Injili Di Indonesia (GIDI) dengan tegas menyatakan dan menjamin shalat Idul Fitri. “Iya gak apa-apa, Pak Kapolres. Silakan dilanjutkan.”
Pak Kapolres membalas, “Pak mohon ijin, masalah surat kemarin itu agar ditindaklanjuti.”
Kapolres juga menyatakan, bahwa ada ada orang asing yang datang, yaitu dari perwakilan Israel, Belanda, dan Papua Nugini (untuk menghadiri KKR).*


















Kamis, 16 Juli 2015 
  1. Sore hari, Kapolres menelepon Presiden GIDI lagi, namun tidak diangkat. Lalu mengirimkan pesan singkat yang isinya : Mohon ijin saya telepon, mohon diangkat. Baru dijawab 30 menit kemudian, namun saat dihubungi telepon tidak terangkat. Dan hanya membalas dengan SMS, “Maaf Bapak, saya sedang di lapangan.”
  2. Akhirnya, Kapolres mengirim pesan singkat: “Bapak ijin mengingatkan kembali bahwa besok shalat Idul Fitri mulai dari 06.30 – 07.30.” Presiden GIDI menjawab pesan singkat itu: “Baik Bapak, terima kasih. Selama melaksanakan shalat, Tuhan memberkati.”
  3. Malam hari, sebelum ada pengumuman isbat 1 Syawal, Kapolres mendatangi masjid sekitar pukul 19.30 WITA, kesepakatan para pengurus pelaksanaan shalat dilaksanakan di halaman Markas Koramil, karena masjid hanya menampung 100 orang jamaah, sedangkan jamaah shalat diperkirakan 300 orang. Kapolres juga menyatakan siap memberikan pengamanan selama shalat Ied.
  4. Arkam Jalil, salah seorang warga Muslim mengaku pada malam itu belum mendapat kepastian perihal diadakan shalat Id. Berkaitan dengan adanya surat edaran dari GIDI yang sudah beredar di tengah masyarakat.
Jum’at, 17 Juli 2015
  1. Pukul 7 pagi, shalat Idul Fitri dimulai. Sebelum itu, Kapolres yang duduk di belakang imam shalat Id, Junaedi, agar pelaksanaan shalat Ied harus sudah selesai pukul 07.30 WIT.
  2. Konsentrasi massa sudah mulai berkumpul di 3 titik yang mengarah ke lokasi shalat Id. Pertama, depan kantor BPD. Kedua, dari arah Jalan Irian yang akan masuk melalui jalan samping Markas Koramil. Ketiga, Jl Gili Batu yang berada di bawah Markas Koramil.
  3. Lettu Inf TNI Wahyudi Hendra, Komandan Pos Pengamanan Daerah Rawan (Pos Pam Rawan) mengaku, pada takbir kedua sudah mendengar suara massa yang memprovokasi dengan melempar atap seng kios dan teriakan-teriakan hentikan shalat. Mendengar itu, Lettu Wahyudi langsung meninggalkan shalat sambil mengajak pasukan lainnya yang tengah shalat. Wahyudi langsung memerintahkan memperkuat anggota TNI yang tengah berjaga bersama Brimob dan anggota polisi Polres.
  4. Sementara itu, Kapolres meninggalkan shalat saat takbir ke-7. Bahkan Kapolres meminta agar Imam menghentikan Shalat. “Pak Ustadz, sudah hentikan nggak usah dilanjutkan.” Kapolres langsung balik kanan dan langsung menugaskan anggota polisi untuk mengamankan ibu-ibu dan anak-anak ke belakang kantor Koramil.
Dalam penuturan yang sama, Kapolres dan Komandan Pos Pam Rahwan, mendengarkan adanya teriakan massa, “Hentikan…bubarkan …” diiringi lemparan batu, seng, dan kayu ke arah jamaah yang makin riuh.

Menurut Kapolres, massa yang pertama mendesak masuk dari titik pertama berjumlah 150 orang. Massa dari titik ini melakukan penyerangan pelemparan batu. Kapolres bersama 10 orang petugas gabungan dari Polisi, Brimob, dan TNI mencoba menghalau massa sambil bernegosiasi dengan massa. “Saya Kapolres, mohon jangan melempar.” Massa berhasil dihalau.

Sementara, massa dari titik kedua mulai merangsek masuk jalan samping Koramil. Kapolres beranjak ke titik massa kedua, “Dikhawatirkan massa itu akan menerobos masuk ke arah lapangan Koramil.” Kapolres kembali melakukan negosiasi dengan memegang megaphone yang dibawa oleh massa yang ingin menghentikan shalat Ied.  “Saya Kapolres, saya sudah koordinasi dengan Bupati dan Presiden GIDI.”

Saat negosiasi itu, terdengar suara letusan tembakan. Kapolres beranjak dari titik kedua menuju titik massa pertama untuk mencari sumber suara tembakan. Namun, gelombang massa titik pertama ini kian besar diperkirakan Kapolres mencapai 500 orang. Sementara di saat yang sama, kepulan asap sudah meninggi dari arah kios milik Pak Sarno yang juga ketua DKM Baitul Muttaqin yang berjarak sekitar 20 meter dari masjid.

Hal ini dibenarkan Pak Sarno, Ketua Dewan Kemakmuran Masjid Baitul Muttaqin yang ditemui TPF, “Titik pertama memang berada di kios saya. Itu pun sebenarnya, aksi pembakaran itu sudah dihalau oleh tokoh tua GIDI.”

Kapolres yang masih menghalau gelombang massa di titik pertama mengaku mendapatkan pukulan di dada kiri. Bahkan, Kapolres menyaksikan, Bupati yang datang menghalau massa itu diabaikan, bahkan sempat terdorong desakan massa. Setelah itu, Kapolres mengaku tak lagi melihat keberadaan Bupati.

Menurut Kapolres, kebakaran yang menghanguskan 64 kios di tanah (Informasi dari Panitia Pemulihan Tolikara) seluas sekitar 4000 m2 itu berlangsung selama 2 jam. Setelah kejadian itu, Kapolres mengaku mendapatkan informasi ada korban luka tembak yang dibawa ke rumah sakit di Wamena.

Tentang luka tembak ini, berdasarkan berita yang dimuat di koran Cenderawasih Pos, 29 Juli 2015. Keterangan dari dokter menyatakan, luka tembak pada korban itu berasal dari pecahan proyektil ditembakkan ke bawah (richocet).*
Sumber: www.hidayatullah.com
22:03 | 0 comments | Read More

[Inspirasi] 5 Tahun Putus Sekolah, Seorang Pengamen Lulus SMPTN ke Universitas Indonesia

Berangkat dari keluarga sederhana, Dzulfikar Akbar Cordova atau kerap disapa Dodo (21 tahun) berhasil duduk di bangku kuliah. Yang menggembirakan lagi, anak pertama dari tiga bersaudara ini berhasil masuk di salah satu perguruan tinggi negeri bergengsi, Universitas Indonesia, melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Saat ujian, dia harus bersaing dengan ribuan siswa lain di seluruh Indonesia berasal dari berbagai sekolah.

Siapa sangka jika Dodo hanyalah siswa Sekolah Masjid Terminal (Master) yang merupakan sekolah terbuka di Depok. Berbeda dengan sekolah umumnya yang menjalani proses belajar intensif, Dodo justru belajar dalam waktu singkat.

"Saya hanya satu tahun belajar di Master karena saya masuk langsung kelas III. Pertama kali datang ke Depok dan masuk Master bulan Juli 2014," kata Dodo saat ditemui di Universitas Indonesia (UI) Depok, Rabu (29/7).

Ketika mengikuti ujian, Dodo mengaku sedikit khawatir karena saingan masuk ke kampus bergengsi itu sangat banyak. Namun, Dodo memiliki tekad membuat keyakinannya buat bisa tetap sekolah. Perjalanan hidupnya bukan tanpa rintangan. Dia sempat merantau ke Sumatera dan lama menetap di Lampung buat bisa bertahan hidup.

"Semua Sumatera hampir saya datangi. Tapi saya lama di Lampung," ujar Dodo.

Selama merantau bersama Lukmanul Hakim (48 tahun) dan satu orang adiknya, Dodo bekerja serabutan buat tetap bertahan hidup. Segala macam pekerjaan digeluti. Mulai dari berjualan, mengamen, hingga menjadi kuli bangunan.

"Yang penting bisa buat hidup kak. Tujuan saya dan keluarga merantau dari Bondowoso kan untuk memperbaiki hidup," lanjut Dodo.

Hidup di jalanan bukanlah hal baru bagi Dodo dan keluarga. Menjadi pengamen di angkutan kota (angkot) telah dilakoni sejak 2006. Saat itu usianya baru sebelas tahun. Niatannya bersekolah lagi muncul ketika membaca berita di sebuah media massa mengupas profil Sekolah Master.

"Saya merasa sekolah ini cocok untuk orang seperti saya. Saya minta izin ke bapak saya dan diperbolehkan," lanjut pria kelahiran 21 Juli 1994 itu.

Dodo lantas datang ke Sekolah Master pada Agustus 2014, dan langsung ditempatkan di kelas III. Kemudian, Dodo ikut seleksi program Intensif Master Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) pada dua bulan kemudian. Dalam kegiatan itu, Dodo dan enam rekannya dari Sekolah Master belajar intensif di Perpustakaan Fakultas Ekonomi UI, Depok.

"Kita dibimbing oleh kakak-kakak mentor dari UI," tambah Dodo.

Dodo juga kerap belajar di luar UI. Selepas mengamen, dia kembali belajar di rumah dikontrak bersama keluarganya. Pada 9 Juni, dia mengikuti seleksi ujian bersama.

"Modalnya saya yakin dan percaya. Dan saya enggak bawa stres sebelum ujian," ucap Dodo.





Selama intensif belajar di UI, Dodo harus rela memangkas waktu mengamen. Namun, jika tidak sedang belajar, dia memilih menjajakan kemahirannya bernyanyi di angkot trayek Depok-Pasar Rebo atau Depok-Pasar Minggu. "Saya ngamen bareng adik. Kalau ayah saya enggak kerja lagi," jawab Dodo.

Pengalaman buruk saat mengamen sudah dirasakan Dodo. Pernah suatu waktu dia terjaring razia petugas. Hal itu terjadi sehari sebelum pengumuman Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri pada 9 Juli lalu.

"Saya kena razia Satpol PP di Pasar Rebo pada 8 Juli. Kemudian dioper ke Dinsos Cipayung. Saya di sana selama tiga hari. Jadi pas pengumuman saya lagi ada di dinsos," kenang Dodo.

Perjuangan Dodo bersusah payah mencari nafkah dan menuntut ilmu akhirnya terbayar. Dia berhasil masuk kuliah di kampus kuning itu. Ini merupakan gambaran masih adanya semangat dari anak muda sederhana buat meraih cita-cita. Tak peduli latar belakangnya apa, Dodo patut menjadi salah satu teladan anak muda Indonesia.

Sumber: www.merdeka.com
21:45 | 0 comments | Read More

Wahai Pemuda, Yuk Berkontribusi …

Written By Yayasan Peduli Remaja Mentari on Friday, May 29, 2015 | 13:41


“Adapun buih itu akan hilang sebagai sesuatu yang tidak ada gunanya, tetapi yang bermanfaat bagi manusia akan tetap bertahan di muka bumi. Demikianlah Allah telah memberikan perumpamaan.” (Ar-Ra’d : 17)

Sahabatku, kita sering mendengar ilustrasi rumus BCD untuk menggambarkan kehidupan kita. B adalah Birth (Hidup), D adalah (Death), dan di antara keduanya ada C (Choice). Kita telah terlahir ke dunia ini dan kelak kita akan mati, di antara dua masa ini kita diberikan kesempatan untuk memilih. Seperti firman Allah di atas, kita bisa memilih di antara dua hal; menjadi buih yang hidupnya berlalu tanpa arti atau menjadi orang yang bermanfaat bagi manusia.

Sahabatku, tentu kita akan mengambil pilihan yang kedua; menjadi orang yang bermanfaat bagi manusia. Lantas, pertanyaannya, apa yang harus kita lakukan untuk menjadi orang yang bermanfaat itu?
Tak ada syarat yang rumit, cukuplah kita berkontribusi dengan apa saja yang bisa kita lakukan. Meskipun sederhana. Meskipun dianggap kecil. Yang penting itu bermanfaat untuk umat. Yang penting itu adalah kebaikan dan kebenaran. Bukankah kita tahu bahwa sekadar menyingkirkan batu dari jalanan juga tercatat sebagai kebaikan karena membawa kesalamatan bagi orang banyak?

Sahabatku, Allah telah memberikan kepada kita potensi yang besar. Allah telah melengkapi kita dengan sumber daya yang luar biasa. Maka, hendaknya kita pergunakan itu semua dalam rangka menyembah kepada-Nya, mengagungkan nama-Nya di muka bumi, dan meninggikan agama-Nya. Itulah tugas kita.

Bagi kita, para pemuda, Allah telah mengucurkan nikmat yang amat besar. Jika saja diperkenankan, maka manusia akan meminta kepada Allah agar ia tetap berusia muda, tak pernah menua. Namun, sudah menjadi sunnatullah, setiap manusia akan menua. Maka, tugas manusia bukanlah menyesali keadaan ini, tapi melalui momen yang sekali lewat ini dengan sebaik-baiknya.

Wahai para pemuda yang merindukan kesuksesan sejati, ketahuilah kesuksesan sejati adalah ketika engkau tercatat sebagai orang yang berkontribusi besar untuk umat. Engkau dikatakan sukses apabila ketika engkau mati, orang-orang yang mendatangimu menjadi saksi bahwa engkau adalah pelaku kebaikan yang bermanfaat hidupnya. Bukan ukuran sukses bagi seorang muslim bila hanya memiliki harta yang banyak dan popularitas yang melambung. Satu-satunya ukuran sukses bagi seorang muslim adalah kontribusinya untuk umat. Tentu, niatnya adalah ikhlas untuk mengharapkan ridha Allah Ta’ala.

Allah Ta’ala kelak tidak akan mempertanyakan seberapa banyak harta yang bisa kita kumpulkan, tidak pula seberapa tinggi jabatan duniawi kita, tapi seberapa besar kontribusi yang kita sumbangkan menggunakan nikmat-nikmat-Nya.

Wahai para pemuda; yuk, kita tekadkan untuk berkontribusi di dalam kehidupan kita. Mari kita torehkan manfaat dari diri kita untuk umat. Semoga, kelak Allah mencatat kita sebagai bagian dari hamba-Nya yang melalui kehidupan dengan sebaik-baiknya. Sehingga, Allah pun melengkapi nikmat-Nya dengan hadiah surga serta segala keindahan di dalamnya. Amiin. (Dakwatuna)
13:41 | 0 comments | Read More

Ketentuan Lomba Tarhib Mentari Ramadhan 1436 H

Written By Yayasan Peduli Remaja Mentari on Thursday, May 14, 2015 | 15:25

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Klik Gambar Untuk Perbesar

Jadwal Pelaksanaan Lomba
            Hari/Tanggal   : Ahad, 7 Juni 2015
            Waktu                        : 08.00 – Selesai (peserta wajib hadir tepat waktu)
            Tempat              : Mesjid Baiturrahman Istana Cipanas

Pendaftaran          
Pendaftaran seluruh mata lomba ditutup pada tanggal 31 Mei 2015.
Pendaftaran dilakukan Via sms dengan cara Ketik : Daftar_Nama_AsalSekolah_MataLomba Kirim Ke : 085697047440
Perlombaan ini tidak dipungut biaya (Gratis) dan masing-masing peserta hanya diperkenankan mengikuti 1 mata lomba

Susunan Acara Kegiatan
08.00-09.30   : Pembukaan
08.30-09.00   : Taujih
09.00-11.00    : Perlombaan
11.00-11.30       : Pengumuman dan Penutup

Juklak Perlombaan
a.    Lomba Tahfidz
-         Ketentuan Umum Lomba
a.      Peserta adalah Siswa-siswi SMP/SMA/Sederajat
b.      Surat-surat yang diuji yaitu juz 30

-         Teknis Perlombaan
a.      Penentuan Nomor Urut Peserta yang akan dipanggil berdasarkan pada pengundian sebelum perlombaan
b.      Surat yang dihafal terdiri dari surat wajib dan surat pilihan
c.        Surat wajib adalah Q.S Adh-dhuha
d.      Surat Pilihan dipilih berdasarkan undian yang diambil peserta juri membacakan sedikit potongan surat yang diuji kemudian dilanjutkan oleh peserta lomba

-         Kriteria Penilaian
a.      Tajwid
b.      Makhorijul dan Shifatuk Huruf 
c.        Kelancaran Bacaan

b.    Lomba Kalighrafi
-         Ketentuan Lomba
1.        Durasi Waktu pembuatan karya lomba kaligrafi adalah 2 jam
2.       Peserta membawa peralatan sendiri
3.       Jenis pewarnaan bebas ( kerayon, cat air, cat minyak, spidol warna )
4.       Kaligrafi minimal dibuat dengan ukuran HVS dan diatas kertas karton atau yang sejenis
5.       Peserta yang terlambat tidak diberikan waktu tambahan
6.       Karya merupakan hasil karya orisinil tanpa bantuan orang lain
7.       Tidak diperkenankan membawa mal tulisan kaligrafi sendiri
8.       Peserta yang menyalahi aturan akan didiskualifikasi
9.       Lafadz yang dituliskan adalah ayat Al-Qur’an yang ditentukan masing-masing peserta dengan tema ‘kemuliaan akhlak’
10.   Hal-hal lain yang kurang jelas dapat dikonfirmasi kepada panitia
11.      Jumlah Peserta dibatasi sampai 20 orang

-         Kriteria Penilaian
a.      Tulisan
b.      Pewarnaan
c.        Harmonisasi & estetika
d.      Makna Kaligrafi

c.      Lomba Deklamasi Puisi
-         Ketentuan Umum
a.       Puisi di buat oleh panitia, puisi bisa di akses di ypr-mentari.blogspot.com dan di fb Ypr Mentari Cianjur
b.      Peserta terdiri dari perseorangan.
c.       Durasi perorangan maksimal 10 menit.
-         Kriteria Penilaian
a.      Penghayatan
b.      Penampilan
c.        Intonasi
d.      Pelafalan
e.       Vokal
f.        Mimik

-         Puisi Yang Disediakan
a.      judul puisi        : airmata alquran
oleh                 : Nabila
aku adalah sesuatu yang akan
membawamu kejalan yang
lurus..
andai aku bisa bicara,dan
andai aku bisa menangis…
aku ingin bicara kepadamu…
aku berharap kepadamu..
agar kamu tidak lebih
mementingkan duniamu
melainkan pentingkanlah
akhiratmu…
aku ingin menangis…
menangis disaat kau telah
melupakanku..
dulu,ketika kau kecil kau selalu
menyentuh hingga membaca
dan menyayangiku..
Tapi kini…
kini kau telah dewasa..
dan dan kau selalu
mementingkan dirimu sendiri
hingga kau lupa kewajibanmu
untuk membaca dan
menyayangiku…
kini kau lupa dengan ku..
dan kau tega menyimpanku
di pojokkan yang penuh debu…
kini badanku tertutupi
debu,dan
badanku kini telah terobek-
robek
seperti sampah kertas yang
dibuang dengan sengaja…
aku mohon…
bacalah aku dan sayangi aku…
apa salahku? sehingga kau
tega
melupakanku begitu saja…

b.      judul puisi : puisi masa alfatihah - anonim.
Tulisku barisan bisu
Membungkam bahasa kelu
Lahirkan bait-bait puisi dalam
kemarau
Lihatku secercah cahaya
Cahaya pencerahan menggapai
hakekat
Ta’awudz,
Al Fatihah…
Dengan nama Allah, penuh kasih
penuh sayang
Segala pujiku
Tuhan semesta alam
Pemilik hakekat, tubuh tak
bermakna
Penyempurna segala alam
perwujudan
Tuhanku
Penguasa hari pembalasan
Izinkanku berdoa karena diri
hilang bentuk
Sembahku
Tuhan maha penyayang
Tempat keluh kesah umat
manusia
Dan memohon perlindungan
Bimbinglah kami ke lebuh
lempang
Menjejaki siapa yang kau beri
hati
Bukan yang kau dera dengan
kemurkaan
Bukan pula yang hilang jalan
Subhanallah walhamdulillah walaa
ilaaha illallah allahu akbar… !!!
Ku kutip dari pena ilahi yang
maha suci
Dengan menyebut nama Allah
yang maha pengasih, lagi
penyayang
Diceritakan dari suhuf-suhuf yang
bertumpuk pelan disudut bilik
rindu
Demi kuda perang yang berlari
kencang terengah-engah
Dan kuda yang memercikan
bunga api dengan pukulan kuku
kakinya
Dan kuda yang menyerang tiba-
tiba diwaktu pagi
Sehingga menerbangkan debu
Lalu, menyerbu ke tengah-tengah
kumpulan musuh
Sungguh…!!! Manusia itu sangat
ingkar, tidak bersyukur kepada
Tuhannya…!!!
Dan sesungguhnya dia mengakui
keingkarannya
Dan sesungguhnya cintanya pada
harta benar-benar berlebihan
Maka tidaklah mereka
mengetahui, apabila apa yang di
dalam kubur dikeluarkan
Dan apa yang di simpan di dalam
dada dilahirkan?
Sungguh, Tuhan mereka pada
hari itu Maha teliti terhadap
keadaan mereka.

d.      Membuat Minuman Ta’jil
-         Ketentuan Umum
1.        Peserta terdiri dari 1 tim yang terdiri dari 2 orang
2.       Tema Perlombaan ‘Membuat Ta’jil Minuman Manis’

-         Ketentuan teknis Perlombaan
1.        Setiap tim bebas berkreasi sesuai tema yang sudah ditentukan dan menentukan judul hidangan ta’jil minuman manis yang akan dibuat
2.       Tim menyiapkan sendiri bahan-bahan dan alat yang akan dibuat  dan diperlukan untuk hidangan
3.       Waktu yang disediakan 45 menit
4.       Peserta yang terlambat tidak diberikan waktu tambahan

-         Kriteria Penilaian
a.      Rasa
b.      Tampilan
c.        Kreasi
d.      Presentasi

15:25 | 0 comments | Read More