Powered by Blogger.

Islamic Sunday: MABIT untuk Hijrah di Mesjid Attarbiyah SMKN 1 Cipanas, 21-22 Desember 2019

Written By Yayasan Peduli Remaja Mentari on Monday, December 16, 2019 | 21:44

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Sahabat Mentari semuanya ... ingin  aktivitas bermanfaat dan menambah semangat di ujung akhir tahun 2019 ini, yuks ikut MABIT (Malam Bina Iman dan Taqwa) untuk HIJRAH di Mesjid At-Tarbiyah yang berlokasi di SMKN 1 Cipanas.
Bukan kalian Pelajar, Mahasiswa dan Anak Muda dibawah Umur 25 Tahun ... Yuks Kumpul di acara keren ini!


SUSUNAN ACARA
16.30 - 17.00 Registrasi
17.00 - 17.30 Pembukaan + Dzikir Petang
17.30 - 19.00 Aktivitas Pribadi
19.00 - 19.30 Makan Malam
19.30 - 21.00 Materi
21.00 - 21.30 Muhasabah
21.30 - 02.30 Istirahat
02.30 - 04.30 Shalat Tahajjud + Shalat Shubuh
04.30 - 05.00 Al matsurat + Kajian Shubuh
05.00 - 06.00 Aktvitas Pribadi
06.00 - 06.30 Riyadhoh
06.30 - 07.30 Outbound
07.30 - 08.00 Penutup
21:44 | 1 comments | Read More

Islamic Sunday Special: Nonton bareng Film Ketika Mas Gagah Pergi (KMGP), 17 November 2019

Written By Yayasan Peduli Remaja Mentari on Tuesday, November 12, 2019 | 16:50

Mas gagah berubah!
Ya, beberapa bulan belakangan ini masku, sekaligus saudara kandungku satu-satunya itu benar-benar berubah!

Mas Gagah Perwira Pratama, masih kuliah di Teknik Sipil UI Semester Tujuh. Ia seorang Kakak yang sangat baik, cerdas, periang dan tentu saja ganteng !
Mas Gagah juga sudah mampu membiayai sekolahnya sendiri dari hasil mengajar privat untuk anak-anak SMA.
-----------------------------------

Itu dia, penggalan dari Cerpen Ketika Mas Gagah Pergi (KMGP)

Dan kamu tau gaes! Islamic Sunday kali ini edisi spesial nonton bareng filmnya lohh..

Yuk agendakan!

[Islamic Sunday] Edisi Spesial

Nonton Bareng Ketika Mas Gagah Pergi

Kapan?
📆 Ahad, 17 November 2019
🕗 08.00 WIB - Selesai
🏠 Aula Toko Rabbani Cipanas (Lantai 2)

Film ini menginspirasi kalian dlm Hijrah yg sesungguhnya..

Kuy agendain dateng dan ajak temen2 yg lainnya yah..

Regards,
YPR Mentari Cianjur

More info:
08567998228
Ypr Mentari Cianjur
@ypr_mentari
yprmentari.or.id
16:50 | 0 comments | Read More

Islamic Sunday Alert - How To Be A Great Muslim, Ahad 15 September 2019 di Rabbani Cipanas

Written By Yayasan Peduli Remaja Mentari on Wednesday, September 11, 2019 | 23:59

💡[Islamic Sunday Alert]💡

Great muslim, berbahagialah. Kau tunjukkan pada dunia. Kau mampu warnai langit indah. Dengan cinta, kau wujudkan masa depan penuh dengan karya nyata. Great Muslim Berprestasi, Menginspirasi.

Ohooyy sahabat mentari, di zaman  sekarang adakah sosok Great Muslim yang cerdas, berprestasi dan menginspirasi?

Dan bagaimanakah cara menjadi muslim yg sesungguhnya? Yang membanggakan tentunya.

Yuk agendakan hadir di IS bulan September ini:

With akang yang full power:
🗣 Kang Hadi Hidayat (Trainer ABCo Motivatindo Bogor)


Kapan? Catet waktunya..
📅 Ahad, 15 September 2019
🕀 08.30 WIB
🏡 Aula Toko Rabbani Cipanas (Lantai 2)
👥 Pesertanya umum

Dan yang pasti acara ini..
💯% free for teen (Pelajar & Mahasiswa)

Yuk ajak teman temannya ikut!

Inget buat bawa:
👉🏻 Al-Qur'an yahh.. See you gaes!

Regards,
YPR Mentari Cianjur

More info:
08567998228
Find Us On:
📱FB/FP: Ypr Mentari Cianjur
📲 IG : @ypr_mentari
🌎 yprmentari.or.id
23:59 | 0 comments | Read More

Open Recruitment: The Next Mentari Muda, Pendaftaran Sampai Dengan 13 September 2019

Written By Yayasan Peduli Remaja Mentari on Friday, September 6, 2019 | 06:23

Hayoo siapa yang dari kemarin nunggu info ini?

Siapa juga yang sudah gak sabar mau Join di Mentari Muda?

Yuk.. Mari Bergabung jadi duta Mentari Selanjutnya!

Gimana caranya??

Sahabat Mentari tinggal masuk ke link: bit.ly/daftarmentarimuda
Isi data lengkap sahabat mentari d sana yah.
Tapi ada kriteria khusus apa ajah nih kriterianya:
- Komitmen Kuat
- Usia 16-23 tahun dan belum menikah..

Dan simak timeline pendaftaran nya di pamflet yah:


Yuk segera daftar.. Jangan lupa ajak temenmu untuk gabung juga yah.

Regards,
YPR Mentari Cianjur
More info:
08567998228
Find Us On:
📱FB/FP: Ypr Mentari Cianjur
📲 IG : @ypr_mentari
🌎 yprmentari.or.id
06:23 | 0 comments | Read More

Inspirasi dari Pengusaha Cianjur Tanpa Riba: Kang Apep Daday, Pengusaha Parfum Sukses (Bagian 2)

Written By Yayasan Peduli Remaja Mentari on Sunday, August 25, 2019 | 11:03

Oleh Admin www.yprmentari.or.id

Sahabat Mentari sekalian, kali ini kita akan berbagi cerita tentang Pengusaha asal Cianjur yang Alhamdulillah sudah terbilang sukses memiliki Cabang Toko Parfum di 5 Kota, beliau adalah Kang Apep Daday.

Kisah terkait Pengusaha Parfum asal Cianjur yang sudah memiliki Cabang di 5 Kota ini, Admin dapatkan informasinya dari Pendiri Komunitas #SedekahRombongan dan Penggiat Masyarakat Anti Riba yaitu Mas Saptuari Sugiharto. Dan jujur Admin sendiri baru tahu terkait sosok beliau dari Youtube Mas Saptuari, yang mana Kang Apep sendiri mungkin memiliki Brand-nya belum terlalu dikenal luas di masyarakat Cianjur khususnya apalagi dagangannya Parfum, tidak seperti Rumah Makan yang jualannya makanan ^_^. Tapi kalau parameternya kesuksesan materi, Kang Apep ini menghadiahkan Umroh senilai 60 Juta Rupiah loh pas Milad yang ke-8 #SedekahRombongan.

Kang Apep Daday menempuh pendidikan sampai dengan STM (sekarang SMK) ini bercerita bahwa dulunya beliau bekerja di Pabrik, yang waktu kerjanya berangkat gelap (Shubuh) dan pulang kerja pun masih gelap (Maghrib). Karena ingin waktu yang lebih luang beliau akhirnya usaha sendiri dengan membuka usaha Parfum yang mana dalam perjalanannya karena ingin ekspansi lebih besar usahanya sempat meminjam uang ke Bank dengan menjaminkan sertifikat Rumah Kakaknya.

Dalam perjalanannya Kang Apep bercerita walaupun usahanya maju tapi seperti tidak ada keberkahan, dimana keluarganya seperti Orang Tua dan Keluarga Kakaknya sering sakit-sakitan.

Suatu ketika Kang Apep mengikuti seminar di daerah Epicentrum Kuningan Jakarta, dimana beliau pertama kali bertemu dengan Mas Saptuari Sugiharto. Dalam seminar itu, beliau mendengar pemaparan terkait keberkahan Usaha tanpa Riba dan kebetulan diberikan buku karya Mas Saptuari.

Apa yang dijelaskan oleh dalam buku Mas Saptuari benar-benar membuat Kang Vandhi "menohok" dan terjadilah pergolakan batin selama kurang lebih 1 tahun. Pada akhirnya Kang Apep mulai membersihkan Riba (Hutang yang berbunga) dari Bisnisnya. Dan pada akhirnya kata Kang Apep, kedamaian dan keberkahannya didapat dalam menjalani hidup.

Untuk melihat Videonya inspirasinya bisa dilihat dari Menit 10:20 sampai beres Videonya dibawah ini:

11:03 | 0 comments | Read More

Inspirasi dari Pengusaha Cianjur Tanpa Riba: Kang Vandhi Adam, Pemilik Alam Sunda dengan 14 Cabang (Bagian 1)

Oleh Admin www.yprmentari.or.id

Sahabat Mentari sekalian, kali ini kita akan berbagi cerita tentang Pengusaha asal Cianjur yang Alhamdulillah sudah terbilang sukses memiliki 14 Cabang Rumah Makan Alam Sunda, beliau adalah Kang Vandhi Adam.

Kisah terkait owner Rumah Makan Alam Sunda asal Cianjur ini, Admin dapatkan informasinya dari Pendiri Komunitas #SedekahRombongan dan Penggiat Masyarakat Anti Riba yaitu Mas Saptuari Sugiharto.

Kang Vandhi yang hanya menempuh pendidikan sampai kelas 5 SD ini bercerita bahwa dulunya beliau berdagang di daerah Tanah Abang Jakarta sebagai Pedagang Kaki Lima (PKL) yang tentunya tempat berdagangnya tidak tetap karena menggunakan fasilitas umum (bukan milik sendri).

Dalam perjalanannya Kang Vandhi bercerita ketika memulai Bisnis Usaha Rumah Makan Alam Sunda dan terbilang sukses beliau merasa ada kekurangan dalam hidupnya yaitu merasa tidak tenang.

Suatu ketika Kang Vandhi membuka Youtube dan melihat penjelasan tentang Riba dari Mas Saptuari Sugiharto. Apa yang dijelaskan oleh Mas Saptuari benar-benar membuat Kang Vandhi mulai membersihkan Riba (Hutang yang berbunga) dari Bisnisnya.

Seiring dengan berjalannya waktu menurut Kang Vandhi beliau merasakan ketenangan hidup karena merasakan rezeki yang didapatkan menjadi berkah. Untuk melihat Videonya inspirasinya bisa dilihat dari Menit 00:50 sampai dengan 10:10 dibawah ini:

10:35 | 1 comments | Read More

Anggota Mentari Muda Hudzaifah Alghozi dari SMAN 1 Sukaresmi Juara 1 Festival Seni Nasional Tingkat Provinsi

Written By Yayasan Peduli Remaja Mentari on Saturday, August 17, 2019 | 23:39

Sahabat Mentari, beberapa waktu yang lalu ada kabar menggembirakan loch ...Sahabat kita yang juga Anggota Mentari Muda Hudzaifah Alghozi Saifullah dari SMAN 1 Sukaresmi yang mengikuti Lomba Seni Kriya, Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) SMA Tingkat Provinsi Tahun 2019 Menjadi Juara 1.

Lomba ini diselenggarakan di Grand Hotel Lembang Kabupaten Bandung Barat pada Tanggal 7-8 Agustus 2019 yang diikuti total oleh 378 Siswa SMA dari seluruh Provinsi Jawa Barat. Anggota Mentari Muda Huzaifah Alghozi Saifullah yang kerap dipanggil Ujef ini juga aktif di Kepengurusan Mentari dan aktif ikut Mentoring jadi Juara 1 untuk Kategori Kriya Putra.

Kamu pengen tahu apa yang Ujef buat sehingga menjadi Juara 1 Kriya Putra, check it out foto-fotonya dibawah ini:

Foto Sebelum Lomba dimulai


Foto selama proses pembuatan Kriya

 
Foto Barang Prakarya sebelum dan sesudah jadi

Foto Huzaifah Alghozi Saifullah bersama Pemenang lainnya

 
Foto Piagam dan Piala yang diterima



23:39 | 0 comments | Read More

12 Siswi Satu SMP Hamil? Para Pelajar Butuh Komunitas dan Benteng Agar Terhindar dari Freesex

Written By Yayasan Peduli Remaja Mentari on Saturday, August 10, 2019 | 15:23

Oleh Admin www.yprmentari.or.id

Lanjutan dari Post terkait memupuk sensitivitas Pelajar supaya bisa peduli terhadap lingkungan dan sesama, kali ini yang akan dibahas adalah banyaknya Pelajar yang terjerumus kedalam lingkaran Freesex yang berujung Hamil diluar nikah.



Seperti yang diberitakan oleh Tribunnews.com dimana ada Siswi SMP berumur 14 Tahun hamil di Bangka Belitung tapi sang Pacar tidak mau bertanggung jawab. Dan di Lampung dalam 1 Sekolah ada 12 Murid SMP Hamil diluar nikah oleh pacar-pacarnya. Innalillahi Wa Innailahi Raaji'un ... fenomena apakah ini? Apakah ini sudah terjadi sudah sejak lama? Bagaimana nasib Remaja tersebut kedepannya? dimana mereka masih Pelajar SMP sudah hamil sementara mereka belum dan tidak dipersiapkan menjadi seorang Ibu?

*****
Di suatu pagi ketika Admin ngobrol dengan seorang tukang tambal ban di sekitar Balakang Cipanas karena ban motor bocor, akangnya bilangnya kalo generasi anak sekolah sekarang lebih banyak berinteraksi dengan kegiatan seperti Main Gadget dan Berpacaran (yang menjurus Freesex alias berzina), sementara generasi kita katanya pas SMP di era tahun akhir 90an lebih senang dengan aktivitas fisik (Duh Admin jadi ngerasa "Old" banget T_T).

Ya memang hal ini tidak terlepas tontonan Pelajar sekarang yang sangat berbeda dengan pelajar dulu dimana Internet belum merajalela. "Zaman now" para Pelajar dengan mudahnya bisa mengakses Video Porno dimana saja. Dan mengapa Freesex di kalangan Remaja begitu banyak terjadi, tentu ada kaitannya dengan tontonan yang mereka ketika mengakses Gadget dengan menonton Video Porno yang membangkitkan Syahwat mereka.

Terus sebenarnya solusi apa yang tepat agar para Pelajar tersebut itu terhindar dari Freesex atau Zina tersebut? dari berbagai informasi dan keilmuan yang Admin dapatkan, ada 2 hal yang bisa dilakukan (hal ini tidak hanya untuk para Pelajar saja tapi berkaitan dengan orang-orang di sekitarnya):

1. Orang Tua Pelajar harus bisa memperlihatkan keharmonisan berkeluarga, karena Ortu bercerai atau suka berantem di depan anaknya menjadi pemicu para Pelajar tersebut mencari ketenangan diluar rumah. Jika para Remaja tersebut bisa mendapatkan kenyamanan didalam rumah, maka mereka sudah mempunyai benteng yang kuat ketika harus berinteraksi diluar rumah. Karena jika kenyamanan dan  keharmonisan tidak ditemukan didalam rumah maka mereka akan mencarinya diluar rumah, mungkin bisa didapat dari Pacarnya ... yang akhirnya bisa berhubungan badan diluar nikah (Freesex).

2. Pelajar tersebut hampir mustahil jadi baik jika berada dalam komunitas yang buruk. Karena ketika mereka diluar rumah, yang jadi teman curhat dan tempat bertanya pasti orang-orang di komunitas tersebut. Maka disinilah pentingnya mengaji, beraktivitas fisik seperti olahraga atau mengikuti Mentoring. Jika mereka melakukan aktivitas yang positif maka mereka akan terhindar dari kegiatan yang menjerumuskan mereka pada hal-hal negatif seperti Narkoba dan Freesex. Dan karena keadaan para Pelajar saat ini disuguhi dengan berbagai informasi yang sangat cepat maka mereka akan menjadi sangat penasaran dengan semua yang terjadi. Penjelasan kepada mereka pun tidak bisa satu arah alias didoktrin. Mereka harus diajak komunikasi 2 arah, dan model seperti itu ada pada Mentoring atau sejenis. Mereka harus diajak ngobrol terkait problematika sehari-hari dan dicarikan solusinya. Karena kalau mereka nyarinya bersama orang-orang yang tidak tepat (ya salah satunya mereka mencari kepada orang-orang yang dianggap peduli seperti Pacar atau Komunitas yang tidak peduli Syariat Islam, maka hal ini bisa mengarah pada pergaulan yang mengarah pada Freesex).

Allahu A'lam Bishowab, ini hanya pandangan Admin sebagai Netter yang semenjak 2004 suka mengamati perkembangan pergaulan Netters di Dunia Maya sampai 2019 ini.
Dan memang perubahan dari tahun ke tahun sangat dinamis alias cepat ... Kalo Orang Tua, Guru, Tukang Mentor dan para Asatidz menggunakan pola pengajaran dan pencegahan di zaman seperti mereka dulu Remaja maka akan terjadi pola pengajaran yang tidak singkron alias gak nyambung.

Khulafarasyidn yang Ke-4 Alibin Abi Thalib berkata: “Wahai Kaum Muslim,” didiklah anak-anak mu sesuai dengan zamannya karena mereka hidup bukan di zamanmu".


15:23 | 0 comments | Read More

Memupuk Sensitivitas dan Kepedulian di Kalangan Remaja Melalui Konser untuk Amal dan Kemanusiaan

Written By Yayasan Peduli Remaja Mentari on Friday, July 26, 2019 | 06:23

Oleh: Admin www.yprmentari.or.id

Sore itu seorang Security di sebuah Perusahaan curhat terkait kelakuan siswa SMK yang sedang magang PKL, yang ketika datang ke dalam kantor mereka masuk dan lewat tanpa mengucapkan salam atau menyapa Security yang berjaga di bagian Resepsionis. Menurutnya, anak-anak itu tidak tahu etika dan karena saking kesalnya siswa yang sedang magang itu ditegur: "Kamu kalau masuk ruangan, ucapkan selamat sore kek". Begitulah ucapan yang terlontar dari Security itu kurang lebih.

Dan lucunya lagi, ketika mereka masuk ruangan hanya salam pas sore dengan mengucapkan selamat sore saja (tidak ada selamat pagi dan selamat siang dan kami yang mendengarnya semuanya tertawa). Sebenarnya maksud Security itu adalah "contoh" saja untuk mengucapkan Salam karena waktu itu sudah Sore, dan mungkin dalam benaknya otomatis para Siswa yang PKL itu tahu kalau Pagi mengucapkan Selamat Pagi. Tapi nyatanya mereka tidak melakukannya, entah karena tidak biasa melakukannya di kehidupan sehari-hari atau tidak pernah diajarkan?

Saya yang suka berinteraksi dengan teman-teman praktisi pendidikan dan juga suka mendengar pola asuh "Zaman Now" sedikit menjelaskan terkait kenapa generasi Zaman Now seperti itu kepada rekan security itu.
Kurang lebih saya jelaskan bahwa, tidak sedikit orang tua yang menyerahkan sepenuhnya terkait pendidikan anaknya kepada Sekolah. Para orang tua hanya fokus memikirkan masalah seperti memberi uang jajan, sementara terkait pengajaran adab dan akhlak tidak terlalu diperhatikan. Makanya, karena tidak diajarkan dan dicontohkan terkait adab berinteraksi, bersosialisasi yang sebenarnya terangkum dalam kitab Ta'lim Muta'alim (yang mengajarkan pentingnya Adab sebelum Ilmu), tidak sedikit Anak Zaman Now ketika bertemu dengan orang yang lebih tua dengannya cuek dan hanya menunduk, padahal sangat mengenal satu sama lainnya. Dan lebih parahnya, sensitivitas mereka untuk saling tolong menolong di dunia nyata menjadi kurang peka.

Karena di Sekolah pun, pola pengajaran para Pengajar saat ini yang Admin YPR Mentari lihat, lebih fokus kepada tersampaikannya materi sekolah kepada para Siswa, sementara terkait adab dan akhlak itu menjadi ranah kewajiban diluar pendidikan Sekolah (Makanya sebenarnya ini kembali kepada Orang Tua agar tidak melepas pendidikan anaknya secara penuh kepada Sekolah saja).

Melihat kondisi sosial para siswa yang seperti itu, Yayasan Peduli Remaja (YPR) Mentari sudah concern sejak lama dan membaca perubahan pola pengajaran adab dan akhlak tersebut. Salah satunya mengajak para siswa untuk peka dengan sesama terutama untuk Saudara-saudaranya yang terkena musibah, baik di Indonesia atau Saudara Muslim di belahan bumi lainnya.


Kami melakukan ini sebenarnya investasi agar kedepannya, para siswa itu peka dan peduli akan sesama terutama di lingkungan sekitar yang butuh bantuan. Karena jika peduli dengan Saudara Muslim diluar negeri sana, maka yang dekat pun Insyaallah akan lebih peka.

Karena dengan mudahnya arus informasi terkait apapun, menjadikan banyak pihak termasuk para Siswa beranggapan bahwa belajar bisa online seperti di Youtube. Padahal dalam Islam, mencari ilmu ada adabnya sendiri dan yang lebih diutamakan menghadiri majelis Ilmu secara langsung, bertemu face to face dengan Ustadz atau pihak yang dianggap sebagai pemateri di Pengajian, Halaqah, Mentoring dan lain-lain. Karena dengan kumpul dalam Majelis tersebut ada keberkahan dan contoh nyata yang bisa dilihat dan itu menjadi energi yang dahsyat untuk melakukan kebaikan.

Allahu A'lam Bishowab
06:23 | 1 comments | Read More

Kisah Anak Pengasuh Becak, Lulus S2 Cum Laude dengan IPK 3,8 Program Fast Track 10 Bulan

Hera, begitu panggilannya, pernah menjadi pemberitaan pada 2018 lalu saat dirinya lulus dengan predikat cum laude dari Institut Teknologi Bandung (ITB). Saat itu, media mengangkat kisah Hera, seorang anak pengayuh becak yang berprestasi.  


Saat ditanya apa cita-citanya, Hera mengutarakan ingin menjadi dosen. Inilah awal mula perjalanan Hera menggapai impiannya mengajar di kampus ternama di Banten tersebut.  

"2018 lalu saya diminta datang ke Untirta, tapi saat itu saya baru lulus S1, sementara jadi dosen minimal S2," kata Hera kepada Kompas.com di kediamannya di Jalan Masigit-Sumur Menjangan, Grogol, Kota Cilegon, Banten, Rabu (24/7/2019). 

Hera yang kebetulan mengambil program fast track di ITB melanjutkan S2 di sana, yang ditempuhnya dalam waktu kurang dari satu tahun. Hebatnya lagi, dia lulus dengan predikat cum laude dengan IPK 3,8.

Setelah lulus S2, pihak Kampus Untirta kembali memanggil Hera, dan langsung diberi amanah untuk mengabdi sebagai dosen luar biasa di Jurusan Teknik. 

"Maunya jadi dosen tetap, tapi harus PNS, sambil menunggu penerimaan, jadi dosen luar biasa dulu sementara di teknik untuk kimia dasar, mulai ngajar bulan September ini," kata perempuan kelahiran 17 April 1997 ini.  

Apa yang dicapai oleh Hera saat ini bukan sesuatu yang bisa didapat dengan mudah. Dia menceritakan perih dan terjalnya perjalanan saat menempuh kuliah dalam keadaan terbatas. 

Ya, ayah Hera, Sawiri, hanyalah seorang pengayuh becak di Cilegon. Sementara ibunya tinggal di rumah mengurus rumah tangga. Dengan penghasilan yang tidak menentu, sulit dipercaya bahwa Hera bisa menyabet gelar sarjana dan magister di ITB.  

Awal mula masuk ITB 
Hera mengatakan, impian untuk masuk ke ITB sudah muncul sejak dirinya SMP. Selepas lulus SMA, Hera pernah gagal masuk ITB di seleksi pertama lewat jalur undangan.  Tidak patah semangat, dia mengikuti seleksi berikutnya lewat tes tertulis dan lolos di Teknik Kimia. 

Walaupun berasal dari keluarga dengan ekonomi terbatas, Hera tidak pernah ragu untuk tetap melanjutkan kuliahnya. Dia tetap melaju dengan optimistis.  

Herayati dan kedua orang tuanya usai wisuda di ITB.(Dokumen Herayati) Pada awal tahun kuliahnya, Hera mendapat sejumlah beasiswa, di antaranya dari program bidik misi dan bantuan dari Pemerintah Kota Cilegon.  

Namun, beasiswa tersebut terkadang masih kurang untuk menutupi kebutuhan sehari-hari. Sementara mengandalkan kiriman dari orangtuanya juga mustahil. 

"Akhirnya saya cari tambahan, mulai dari jadi asisten dosen, hingga ngajar bimbel," kata dia.  

Hera akhirnya berhasil lulus S1 pada Juli 2018 lalu dan menjadi salah satu lulusan ITB terbaik dengan predikat cum laude. 


Satu bulan setelah lulus, Hera lantas mengambil magister untuk memenuhi syarat menjadi dosen di Untirta. Dari target lulus satu tahun karena program fast track, Hera mampu menyelesaikannya dalam waktu 10 bulan saja, itu pun setengah masa kuliahnya dihabiskan di Chulalongkorn University Thailand lewat program Student Exchange. 

Hera mengatakan kerja kerasnya selama ini tidak lepas dari dukungan kedua orangtuanya. Kendati mereka tidak mampu membiayai kuliah, tapi, kata dia, dukungan dan doanya tidak pernah berhenti.  "Walaupun tidak punya, Bapak dan Mamah tidak pernah melarang, walaupun diam, tapi tidak pernah bilang jangan, selalu mendukung, walaupun tidak lewat materi, tapi doanya luar biasa," kata dia.

Sumber: Kompas.com
05:38 | 0 comments | Read More

Konser Amal untuk Kemanusiaan dan Dunia Islam, Featuring: Sabyan - Arie Untung - Opick

Written By Yayasan Peduli Remaja Mentari on Tuesday, July 16, 2019 | 08:31

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Apa kabarnya Good People Semua? Kami do'akan semuanya sehat dan sukses selalu, aamiin..

Ahad 21 Juli 2019 ini ada acara istimewa dan membahana di Cianjur, ya ... ada SABYAN ke Cianjur. Tepatnya di Ballroom Hotel Agra Cipanas.

Ngga tiap hari kita bisa dapat acara kayak gini !!!

Dikemas sebagai: KONSER AMAL UNTUK KEMANUSIAAN DAN DUNIA ISLAM

Tiket yang dibeli adalah donasi, alias amal sholeh.

Hadir yuk !
Saksikan konser ini sebagai :
1. Hiburan positif
2. Pertunjukan kreatif
3. Edukasi kemanusiaan

Cocok buat :
1. Orang tua
2. Millenials
3. Remaja
4. Anak-anak

Kepoin posternya. Tanya-tanya ngga bayar kok.

Sampai ketemu di GRAND BALLROOM AGRA Cipanas !

Tiket bisa didapatkan di : 
Cipanas - Toko Rabbani (depan Pasar Cipanas)
Cianjur - Kios buku Mesjid Agung (sebelah Mesjid Agung)

Atau Hubungi:
Ani +62 877-2021-4991
08:31 | 0 comments | Read More

Islamic Sunday Alert 17 Maret 2019: Menjadi Pemuda IPK (Inovatif, Prestatif dan Kreatif)

Written By Yayasan Peduli Remaja Mentari on Thursday, March 14, 2019 | 08:11


💡[Islamic Sunday Alert]💡

Kesuksesan BESAR itu milik mereka yang menyandarkan kepada yg MAHA BESAR..

Sukses bukanlah suatu kebetulan. Sukses lahir dr kerja keras, kegigihan, banyak belajar, berani berkorban dan yg terpenting mencintai hal yg kamu lakukan. ~Pale

Yess.. Islamic Sunday bulan ini bakalan ngupas tuntas.. How..

Menjadi Pemuda IPK (Inovatif, Prestatif dan Kreatif)

With akang yg kece badai:
🗣 Marlis Nawawi, S. Pt., MS

Yg mana beliau itu salah satu pemuda yang prestatif dulunya..
Dan sekarang beliau beraktifitas sebagai researcher, Penggiat Pemberdayaan Masyarakat dan Kewirausahaan Sosial..
Penasaran kan yah, apa yang akan beliau share..

Catet waktunya..
📅 Ahad, 17 Maret 2019
🕀 08.30 WIB
🏡 Aula Toko Rabbani Cipanas (Lantai 2)

👥 Pesertanya umum
Dan yang pasti acara ini..
💯% free for teen (Pelajar & Mahasiswa)

Yuk ajak teman temannya ikut!

Inget buat bawa:
👉🏻 Al-Qur'an yahh..

See you gaes!

Regards,
YPR Mentari Cianjur

Find Us On:
📱FB/FP: Ypr Mentari Cianjur
📲 IG : @ypr_mentari
🌎 yprmentari.or.id
08:11 | 0 comments | Read More

Awas! 91 Warga Terkena Demam Berdarah di sekitar Daerah Cipanas

Written By Yayasan Peduli Remaja Mentari on Wednesday, January 23, 2019 | 18:55

Seperti yang diberitakan oleh radarcianjur.com daerah Daerah sekitar Cipanas (Kecamatan Pacet, Cipanas, Sukaresmi dan sekitarnya) benar-benar menjadi perhatian khusus peristiwa serangan Demam Berdarah Dengue (DBD). Di bulan pertama 2019 ini, tak sedikit korban yang menjadi sasarannya.
Yang terbaru, Selasa (22/1/2019), sedikitnya ada 91 warga kawasan Cianjur Utara terpaksa dilarikan ke RSUD Cimacan untuk menjalani penanganan medis.
Bahkan penyakit yang dibawa nyamuk aedes aegypti ini hampir merenggut nyawa. Pantauan Radar Cianjur, gejala DBD itu dialami 91 warga dari berbagai daerah yang ada di Kecamatan Cipanas, Sukaresmi, dan wilayah lainnya. Hasil pemeriksaan medis pun seluruh pasien dinyatakan positif DBD dan ditemukan bintik merah pada kulit.
Tak hanya anak-anak, DBD juga menyerang orang dewasa. “Pasien yang memang datang kesini (RSUD Cimacan) selama bulan Januari cukup banyak. Tetapi beberapa pasien sudah mulai berangsur pulang,” kata Humas RSUD Cimacan, Hendrawan, kemarin.
Ia menjelaskan, sejumlah pasien yang positif DBD tengah menjalani perawatan di sejumlah ruang perawatan RSUD Cimacan yakni di ruang flamboyan sebanyak 46 pasien, ruang tulip sembilan orang, ruang anggrek 33 orang dan ruang mawar tiga orang. “Itu dari sejumlah ruangan baik dewasa dan anak-anak. Kalau dewasa sebanyak 55 orang, dan anak-anak sebanyak 36 orang,” jelasnya.
Pasien yang datang pun rata-rata ada atas rujukan dari pihak puskesmas setempat, dan ada pula yang memang berinisiatif langsung datang ke RSUD Cimacan.
Dengan hal tersebut, pihak RSUD Cimacan mengimbau kepada masyarakat agar tetap menjaga kebersihan lingkungan sekitar tempat tinggal dengan menerapkan metode 3M (menguras, membersihkan dan mengubur). “Saat ini lagi musimnya (DBD). Diharapkan kepada masyarakat, supaya bisa lebih hidup sehat. Artinya makan makanan yang bersih, sesuai aturan, menjaga lingkungan, apalagi kalau ada semacam genangan-genangan air, supaya bisa cepat dibersihkan,” tukasnya.
Peristiwa ini pun menuai reaksi Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cianjur yang dinilai harus memaksimalkan kinerjanya, dari mulai pengecekan di lapangan hingga melakukan fogging (pengasapan). Selain DBD, diare dan juga muntaber bisa saja menyerang, “Di musim hujan seperti saat ini kita pun siaga dalam kasus penyakit seperti demam berdarah, diare dan juga muntaber, seperti sekarang kasus DBD yang terjadi,” ujar Kasi Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Kabupaten Cianjur, Rosdiani Dewi.
Menurutnya, pencegahan yang dilakukan dinilai tidak terlalu berdampak jika masyarakat tidak menjaga kebersihan lingkungan, pasalnya itu hanya bersifat sementara. Pihaknya pun mengimbau untuk lebih menjaga kebersihan di sekitar, agar sumber penyakit di musim penghujan saat ini bisa diminimalisir.
Ia menambahkan, seperti halnya DBD, ketika dilakukan fogging itu tidak bersifat akan menghilangkan DBD tapi harus dilakukan pembersihan jentik nyamuk (PJN). “Itu (fogging) kan hanya bersifat sementara. Namun, yang perlu dilakukan itu pembersihan jentik nyamuk dan juga menjaga kebersihan sekitar,” paparnya.
18:55 | 0 comments | Read More

Ternyata ... Bahaya Menghisap Shisha Lebih Dari Rokok

Written By Yayasan Peduli Remaja Mentari on Friday, January 4, 2019 | 08:09

Perokok Shisha

Shisha merupakan salah satu metode menghisap tembakau di mana tembakau kerap dicampur dengan buah atau gula molase. Campuran ini dihisap melalui sebuah selang atau tabung khusus.

Meski cukup populer, shisha ternyata memiliki dampak negatif bagi kesehatan yang lebih berat dibandingkan rokok. Menurut penelitian, satu sesi shisha bisa memberikan efek negatif yang lebih berat dibandingkan satu bungkus rokok.

Hal ini diungkapkan oleh tim peneliti dari Brighton and Sussex Medical School setelah melakukan penelitian berskala besar. Penelitian yang melibatkan 9.840 partisipan ini bertujuan untuk mengetahui dampak buruk dari shisha.

Berdasarkan penelitian, orang-orang yang suka menghisap shisha lebih berisiko untuk mengalami kenaikan berat badan dan menderita diabetes tipe 2 dibandingkan non perokok. Penelitian ini juga menemukan hubungan positif antara menghisap shisha dengan obesitas, sindrom metabolik, diabetes serta dislipidemia.

Temuan ini sekaligus membantah anggapan bahwa shisha tidak seberbahaya rokok. Faktanya, tim peneliti justru melihat kecenderungan bahwa shisha lebih berbahaya dibandingkan rokok.

"Satu sesi merokok hookah (shisha) bisa setara bahkan lebih dibandingkan satu bungkus rokok, dan senyawa beracun yang terhirup (dari shisha) bisa jauh lebih banyak," papar Profesor Gordon Ferns dari Brighton and Sussex Medical School seperti dilansir Independent.

Saat ini, tim peneliti belum memahami mengapa kebiasaan menghisap shisha berkaitan dengan obesitas dan diabetes. Akan tetapi ada kemungkinan racun pada asap shisha menstimulasi respon inflamasi yang menyebabkan jaringan tubuh menjadi resisten terhadap efek hormon insulin yang meregulasi kadar gula dalam darah.

"Tetapi, ada kemungkinan pula bahwa merokok hookah berkaitan dengan perilaku sosial lain yang menyebabkan kenaikan berat badan," jelas Ferns.

Senada dengan penelitian ini, British Heart Foundation (BHF) mengatakan sulit untuk menentukan secara pasti seberapa banyak seseorang bisa terpapar senyawa beracun dalam satu sesi menghisap shisha. Akan tetapi BHF bisa memastikan bahwa senyawa beracun yang mungkin dipaparkan dalam satu sesi menghisap shisha sangat banyak. Alasannya, jumlah asap yang dihisap dalam satu sesi shisha setara dengan asap yang dihasilkan lebih dari 100 batang rokok.

"Sebagai hasilnya, perokok shisha memiliki risiko penyakit yang sama seperti perokok biasa, misalnya penyakit jantung, kanker, penyakit pernapasan dan masalah selama kehamilan," ungkap BHF.

Sumber: Republika Online
08:09 | 0 comments | Read More