Powered by Blogger.

Komunis Bangkit dalam Wajah Baru, Banyak Generasi Muda Tak Mengenalinya

Written By Yayasan Peduli Remaja Mentari on Thursday, May 26, 2016 | 09:31


SEBULAN ini bangsa Indonesia dihadapkan dengan isu bangkitnya ideologi Komunis gaya baru. Hal itu, dapat kita lihat dari maraknya orang-orang yang mengenakan atau menampakkan atribut dengan simbol Palu dan Arit, serta diselenggarakannya simposium yang terkesan memberikan jalan untuk golongan kiri tampil menyuarakan tuntutannya kepada bangsa ini.

Hidayatullah.com berkesempatan mewawancarai sastrawan dan budayawan senior, Taufiq Ismail,  sosok yang dikenal  lantang melawan Partai Komunis Indonesia (PKI).  Berikut petikan wawancaranya;

Bagaimana menurut Anda soal Komunis Gaya Baru ini?

Sekarang orang yang masih menganut ideologi ini tentu saja mereka tidak tergabung dalam partai, karena PKI itu sudah bubar.

Mereka berkelompok, dan kelompok ini dapatlah kita sebut sebagai Komunis Gaya Baru (KGB). Walaupun kita juga tahu bahwa ada dari mereka itu yang melakukan kongres PKI, dan itu sudah dilakukan beberapa kali.

Dalam konstelasi sejarah, Indonesia telah membubarkan partai komunis ini setengah abad yang lalu, pada waktu ideologi ini berjaya di dunia. Tapi mereka sudah menghianati Indonesia tiga kali, dan kita membubarkan mereka. Kita dikagumi oleh orang-orang anti komunis seluruh dunia.

Dan pada 1998, Boris Yaltsin, sebagai bekas ketua partai komunis Uni Soviet itu membubarkan partai komunis. Ketika dia membubarkan itu dunia gempar, bayangkanlah itu. Apa alasannya? Katanya ideologi kami ini sudah bangkrut, tidak dapat lagi melakasanakan program-programnya.

Tentu saja bersamaan dengan itu, 24 negara komunis dari 28 negara membubarkan diri. Apa sebabnya, sebabnya adalah karena mereka menjagal manusia 120 juta orang. Selama 74 tahun di 76 negara, yang berarti dalam seharinya mereka membunuh 4500 orang.

Dalam konteks Indonesia, apakah Komunis bisa bangkit lagi saat ini?

Begitulah ideologi ini, kita karena cepat sekali membubarkannya, kemudian kita terlena. Banyak dari generasi muda malah tidak kenal dengan ideologi ini. Dan itu bukan kesalahan mereka, itu kesalahan kami, dari generasi tua yang mengalami itu lalai memberitahu ini.

Apa sebabnya lalai? Ya karena sudah 50 tahun itu. Nah mereka itu bangkit lagi sekarang dalam bentuk bermacam-macam seperti yang kita ketahui.

Menurut Anda bagaimana sikap Pemerintah saat ini  terhadap ideologi ini?

Setiap siapa saja yang duduk di pemerintahan dia akan bertindak politis. Nah kalau ada dari pemerintah ini yang pro terhadap yang kiri, pasti itu langkah politis. Langkah yang diambil untuk mengambil keuntungan, apakah itu keuntungan kelompok, partai, ideologi, atau pribadi.

Seberapa banyak orang yang masih menganut ideologi ini yang berada di kursi Pemerintahan?

Sudah cukup banyak, dan ini harus dihadapi dengan sungguh-sungguh. Dan saya dengan pertemuan seperti hari ini (diskusi mengenai PKI), saya menyambut sekali.

Apa yang harus kita lakukan dalam menghadapi generasi muda yang tidak cukup faham soal ideologi ini dan menganggap sepele kebangkitan Komunis?

Nah ini yang kita hadapi sekarang, kita beritahu baik-baik. Saya sebagai orang yang menglami zaman itu, saya menulis, ada buku-buku saya, dan saya berharap bisa membawakan ini di kampus-kampus. Supaya generasi muda bisa menghayatinya.

Dan yang penting sekali, saya berpesan, literatur atau buku-buku yang ditulis belakangan ini mengenai kebangkitan golongan kiri ini itu dibaca. Baca!.*
09:31 | 0 comments | Read More

Taufiq Ismail: Sepanjang 1917-1971, Ideologi Komunis Telah Membantai 120 Juta Orang

Sastrawan dan budayawan, Taufiq Ismail mengatakan, sulit memaparkan tentang bagaimana bahaya ideologi komunis dengan teori. Hal itu, kata dia, karena ciri orang komunis adalah berdusta, sehingga jika disampaikan tentang begitu kejamnya ideologi tersebut, maka itu tidak akan diakuinya.
“Ada tujuh belas cara mereka dalam berjuang, nomer satu adalah berdusta,” ujar Taufiq dalam sebuah diskusi di Kantor Pengurus Pusat Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), Jakarta, Selasa (24/05/2016).
Ia menjelaskan, baiknya meneropong komunisme dalam angka. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Chang dan Halliday (2006), Courtois (2000), Ratanachaya (1996), Rummel (1993) dan Nihan (1991). Taufiq memaparkan, bahwa sepanjang tahun 1917 hingga 1971, ideologi komunis telah membantai sekitar 120 juta orang.
“Sehingga rata-rata setiap tahunnya mereka membunuh 1,6 juta orang atau 4500 dalam sehari. Yang berlansung selama 74 tahun,” jelasnya.
Padahal, kata Taufiq, menurut Ikatan Dokter Indonesia (IDI) tidak ada penyakit menular sekalipun yang bisa menandingi angka kematian tersebut.
“Saya pergi ke pengurus IDI, saya bertanya penyakit menular mana yang bisa menandingi angka ini. Kemudian mereka menjawab tidak ada. Karena yang paling tinggi itu rokok, membunuh 1200 orang sehari, disusul narkoba 50 orang sehari,” ungkapnya.
Dari jumlah 120 juta orang tewas itu, paparnya, terbanyak adalah rezim Uni Soviet dengan pembantaian 61 juta jiwa. Dan dalam jumlah itu, lanjutnya, Stalin bertanggungjawab terhadap 43 juta orang tewas.
Pembantai kedua, sambung Taufiq, adalah RRC, sebanyak 40 juta yang dibunuh. Ketiga, pembantai paling garang adalah Pol Pot di Kamboja, yang membunuh 2 juta selama 3 tahun dari total penduduk 7 juta orang.
Sedangkan berdasarkan para penjagalnya, terang Taufiq, Lenin membunuh 500 ribu orang, Stalin 43 juta, Mao Tse Tung 70 juta, dan Pol Pot 2 juta orang. Penyebab terbesar kematian yakni karena kerja paksa, kegagalan ekonomi dan dibantai atau dibunuh.
“Kita sekarang enak saja baca angka-angka ini, tapi bisakah kita bayangkan ada jutaan orang mati di kamp kerja paksa, mayat bergelimpangan. Maka bukalah itu buku-buku dokumentasi komunisme, banyak kita saksikan foto-fotonya,” ucapnya.
Untuk itu, menurut Taufiq, Indonesia harus waspada terhadap bangkitnya komunisme yang dengan gaya baru ini. Dikarenakan, jelasnya, selain ingin balas dendam, ideologi ini juga haus darah, pandang enteng nyawa manusia, anti tuhan, anti perdamaian, immoral dan pura-pura pro demokrasi.
“Walaupun disamping upaya itu, sebagai bangsa kita juga harus membasmi kebodohan, mengentaskan kemiskinan, menghabisi korupsi, meredam kekerasan serta menegakkan hukum dan keadilan,” pungkas Mantan Aktivis Pelajar Islam Indonesia (PII) ini.*

Sumber: Hidayatullah.com
09:21 | 0 comments | Read More

Cara Filter Youtube dan Playstore Pada Gadget Anak

Written By Yayasan Peduli Remaja Mentari on Wednesday, May 25, 2016 | 17:50


Kepada seluruh orang tua yg memiliki putra putri,Narkoba memang merusak otak Tapi PORNOGRAFI tidak kalah dalam merusak otak anak.

Bagaimana memblokir konten porno di youtube pada gadget android anak? Karena kadang tampilan video porno suka muncul sendiri, dan bisa saja tanpa sengaja anak-anak melihatnya.

BEGINI cara memfilternya:

1. Buka youtube
2. Pilih tiga titik di pojok kanan atas
3. Pilih setting/ setelan , lalu pilih umum/general
4. Pilih restricted mode / mode terbatas
5. Selesai

Restricted mode akan menfilter video2 yg memiliki konten tidak layak bagi anak maupun dewasa. Segera lakukan di gadget anak kita, karena pornografi sangat berbahaya bagi anak kita.

TAMBAHAN

Selain Youtube, sebaiknya dilakukan filter juga untuk Play Store Android supaya anak2 tidak menginstall aplikasi/game yg tidak baik sesuai umurnya.

Caranya, cari menu "Settings" di Play Store.
- Lalu pilih submenu "Parental Controls"
- Lalu geser tombol "On" ke posisi kanan
- Lalu "Set content restrictions  for this device" pilih sesuai umur yang diinginkan...

Semoga bermanfaat :)

Sumber: yullhartono.com
17:50 | 0 comments | Read More

Innalillahi ... Cipanas Menjadi Daerah Pengidap HIV/AIDS Terbesar di Cianjur

Written By Yayasan Peduli Remaja Mentari on Monday, May 23, 2016 | 13:20

Sahabat Mentari,
Miris banget mendengarnya jika ternyata Cipanas menjadi daerah pengidap HIV/AIDS terbesar di Cianjur, yang mana penyebabnya karena hubungan Seks bebas dan prilangkus seks menyimpang (Homo).
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur. Daerah Cipanas masih didominasi pengidap HIV/AIDS akibat hubungan seks bebas.
Konselor HIV/AIDS Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, Cicih Kurniasih mengatakan, berdasarkan data Dinkes pada 2016, sebanyak 37 orang positif HIV/AIDS, dan dari 13 orang diantaranya merupakan gay. Sedangkan sisanya merupakan korban dari hubungan seks bebas dengan rentan usia antara 17- 35 tahun.
Sementara itu, berdasarkan hasil pendataan yang dilakukan sejak 2006, terdapat lebih dari 600 orang warga Cianjur yang diidentifikasi mengidap HIV. Para korban tersebar di 32 kecamatan di Kabupaten Cianjur, namun yang paling dominan terdapat di wilayah Cipanas khususnya yang terjangkit HIV/AIDS.
“Jumlah 37 orang positif HIV/AIDS masih dinamis, karena bisa saja jumlahnya bertambah banyak karena belum terdata,” ujar Cicih.
Menurutnya, banyaknya warga Cianjur yang terjangkit HIV dibuktikan dengan hasil visit, jika dirata-ratakan dalam satu bulan bisa sekitar 6 hingga 7 orang warga Cianjur yang positif HIV.
“Kemungkinan masih ada korban lainnya, tapi yang bersangkutan tidak mau melakukan pemeriksaan. Saya menyarankan bagi siapa saja yang akan melangsungkan pernikahan agar dilakukan tes HIV terlebih dahulu,” tuturnya.
Ditambahkannya, sedikitnya sudah ada empat kasus istri yang ditinggalkan oleh suaminya yang meninggal dunia akibat terkena HIV, oleh karenanya ini harus menjadi pelajaran.
“Saat ini untuk pelayanan tes HIV sudah bisa dilakukan di 13 puskesmas yang sudah mendapatkan pembinaan diantaranya wilayah Kecamatan Sukanagara, Kecamatan Cugenang, Kecamatan Cipendawa, Kecamatan Muka, Kecamatan Sindangbarang, dan Kecamatan Cipanas,” ungkapnya.
Sumber: jabar.pojoksatu.id/cianjur
13:20 | 0 comments | Read More

Minuman Keras, Induk dari Segala Kejahatan

Written By Yayasan Peduli Remaja Mentari on Friday, May 20, 2016 | 17:49

Dampak buruk dari miras dan sejenisnya terhadap masyarakat kiranya sudah diketahui secara terang benderang. Sayangnya, sikap yang ditunjukkan sebagian masyarakat dan bahkan pemerintah belum seragam dan tegas dalam melarang produksi dan peredaran miras tersebut. 

Walau kita akui, sebagian pemda, ormas, serta masyarakat telah mengambil sikap sendiri terhadap peredaran miras dengan sikapnya yang tegas, menolak peredaran miras. Terjadinya tindak kriminal, tidak jarang dimulai dari pengaruh minuman keras yang ditenggaknya.

Karena dengan miras, konon keberanian pelaku menjadi meningkat, rasa takut dan minder menjadi hilang, kontrol dan akal sehat menjadi lemah bahkan hilang, sehingga perbuatannya menjadi ngawur dan lepas kendali.

Akibatnya, ia bisa bertindak nekat dan di luar batas kemanusian. Ia bisa menodong, menjambret, melukai dan bahkan membunuh. Yang memprihatinkan seperti kejadian baru-baru ini, sudah memperkosa korban lalu membunuhnya, sunguh sangat biadab.

Sikap Islam sangat tegas mengenai miras. Hukumnya haram, dan pelakunya dianggap telah melakukan dosa besar serta dikenakan hukuman had berupa dicambuk/dipukul dalam hitungan 40 atau 80 kali cambukan.

Nabi Muhammad SAW juga menyatakan khamr (miras) adalah ummul khaba 'its (induk dari segala kejahatan) sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, Khamr adalah induk dari kekejian dan dosa yang paling besar, barang siapa meminumnya, ia bisa berzina dengan ibunya, saudari ibunya, dan saudari ayahnya.” (HR ath-Thabrani)

Dengan redaksi yang sedikit berbeda, Abdullah bin Amr meriwayatkan, bahwa Nabi SAW bersabda, "Khamr adalah induk dari segala kejahatan, barang siapa meminumnya, maka shalatnya tidak diterima selama 40 hari, apabila ia mati sementara ada khamr di dalam perutnya, maka ia mati sebagaimana matinya orang Jahiliyyah.” (HR ath-Thabrani)

Bahaya miras juga telah diingatkan oleh salah seorang sahabat Rasulullah SAW, Utsman bin Affan. Diriwayatkan, suatu ketika Utsman sedang menyampaikan khutbah sembari berpesan, “Waspadalah terhadap miras karena sesungguhnya miras merupakan induk segala perbuatan keji. Sungguh, pernah terjadi pada seorang pria saleh sebelum kalian dari kalangan ahli ibadah. Ia rajin beribadah ke masjid. Suatu ketika ia bertemu dengan seorang perempuan nakal."

"Perempuan tersebut memerintahkan kepada pembantunya agar mempersilakan lelaki tersebut masuk ke dalam rumah. Kemudian pintunya dikunci rapat-rapat. Di sisi perempuan tersebut terdapat miras dan seorang bayi. kemudian perempuan tadi berkata, 'Kamu tidak bisa keluar dari rumah ini sebelum engkau memilih minum segelas arak ini atau engkau berzina dengan aku, atau engkau membunuh bayi ini. Jika kamu tidak mau, maka saya akan berteriak dan saya katakan bahwa kamu ini memasuki rumahku. Siapa yang akan percaya kepadamu?'

Lelaki tersebut menjawab, “Saya tidak mau melakukan perbuatan keji (berzina) atau pun membunuh jiwa seseorang.” Akhirnya ia minum segelas miras. Demi Allah, ia menjadi mabuk sehingga ia pun berbuat zina dengan perempuan tersebut dan membunuh si bayi.

Utsman RA pun berpesan, “Jauhilah minum minuman keras, karena minuman keras merupakan induk segala perbuatan keji. Demi Allah, sungguh, iman dan minuman keras tidak akan bersatu di dalam hati seseorang melainkan hampir pasti salah satu di antaranya melenyapkan yang lain.”
Setelah menyadari bahaya miras, masihkah kita bersikap lembek terhadapnya? Ataukah masih butuh korban lebih banyak lagi baru mau mengambil tindakan? 

Sumber: Republika Online
17:49 | 0 comments | Read More

(Revisi) Islamic Sunday Edisi Spesial Tarhib Ramadhan, 29 Mei 2016

Written By Yayasan Peduli Remaja Mentari on Friday, May 13, 2016 | 11:02

Asssalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Sahabat Mentari yang dimuliakan Allah SWT ada perubahan Tanggal pelaksanaan Islamic Sunday Mentari yang hadir dengan Edisi Spesial karena bertepatan dengan agenda Tarhib Ramadhan (Menyambut datangnya Bulan Ramadhan 1437H).

Dan pada Islamic Sunday kali ini akan diadakan berbagai jenis lomba diantaranya: Tahfidz Qur'an Juz 30, Deklamasi Puisi, Kaligrafi, Menghias Ta'jil dan Nasyid. Semua lomba itu tentunya akan betambah Spesial karena pemenang akan diberikan uang pembinaan dan piagam bagi setiap pemenang.

Semua lomba ini GRATIS alias tidak ada biaya pendaftaran dan Pesertanya terbuka untuk Siswa SMP/MTs dan SMA/SMK/MA Se-Cianjur.

Untuk Pendaftaran kirim SMS dengan format: 085697047440 dan juga lewat BBM dengan Pin 7F29FF84

Catat Tempat dan Waktu Pelaksanaannya:
Hari: Ahad
Tanggal: 29 Mei 2016
Pukul: 08.00 WIB - Selesai
Tempat: Mesjid Baiturahman Istana Cipanas

Harap diperhatikan: Peserta dilarang datang terlambat

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

11:02 | 0 comments | Read More

"Resign" dari Dakwah: Menelisik Diri untuk Berbenah

Written By Yayasan Peduli Remaja Mentari on Wednesday, May 11, 2016 | 17:39

Oleh @dwiboediyanto
Kabid. Pelatihan dan Dakwah PW IKADI Yogyakarta

Meninggalkan dakwah itu perkara gampang. Kita tinggal sedikit demi sedikit menjauhinya saja. Tidak aktif lagi tanpa pemberitahuan. Tidak merespon saat dihubungi. Bersikap masa bodoh terhadap aktivitas. Tidak datang saat diundang. Sembunyi ketika dimobilisasi. Intinya, bersikap cuek dan masa bodoh saja. Tenggelamkan dalam aktivitas yang memuaskan diri. Dengan cara demikian lambat laun kita akan meninggalkan (atau barangkali lebih tepat — ditinggalkan dakwah). Gampang sekali. Tapi apa manfaatnya bagi kita mengambil sikap demikian?

Benar, meninggalkan dakwah itu perkara yang mudah. Tapi saya sangat yakin, jauh lebih mudah lagi bagi Allah Ta’ala untuk mencari pengganti yang jauh lebih baik daripada mereka yang memutuskan untuk pensiun dari dakwah. Para pengganti itu akan menggerakkan dakwah jauh lebih ikhlas dan bersemangat. Ya, sangat mudah bagi Allah untuk melakukannya. Sangat mudah. Tidak ada sedikit pun kerugian bagi dakwah ketika seseorang 'resign' darinya. Dakwah akan terus berjalan, ada atau pun tanpa kita.

Sekali lagi kita bertanya, apa manfaatnya bagi hidup kita? Dakwah memang tidak memberi tumpukan harta. Bahkan bisa jadi kitalah yang mesti menyisihkan dari yang Allah karuniakan pada kita untuk menggerakkan dakwah. Tapi di sanalah kita menemukan makna yang indah. Kita terlibat dalam dakwah bukan untuk memperoleh harta berlimpah. Kita ingin mendapatkan keridlaan Allah, sehingga dengannya hidup kita bertabur barakah.

Sekiranya kita memilih ‘masa bodoh’ dan pensiun dari dakwah, sungguh ada satu hal yang dikhawatirkan: dicabutnya barakah dari hidup kita. Direnggutnya rasa qanaah terhadap harta dari diri kita. Tiba-tiba saja kita berubah menjadi orang yang sangat ‘kemaruk’ dan rakus terhadap duniawi, secuil apapun ia. Lalu aktivitas dakwah ditinggalkan. Forum-forum pembinaan mulai diabaikan. Sebagai gantinya proyek-proyek materi menjadi lebih diutamakan.

Dalam situasi demikian (kadang) seseorang masih merasa berkebajikan. Padahal, yang dilakukannya tidak lebih dari aktivitas remeh yang disesaki oleh hasrat yang besar terhadap uang. Semakin dikejar, rasa puas tak pernah akan terpenuhi. Tiba-tiba juga kebutuhan tak bisa tercukupi, padahal pendapatan lebih banyak dari sebelumnya. Jika hal demikian yang terjadi, alangkah baik, sekiranya kita berhenti sejenak. Menelisik kondisi diri.

Jangan-jangan kebarakahan itu telah dicerabut dari hidup kita. Na’udzubillahi min dzalik.

Setiap saat kita memang perlu menelisik diri. Jika ada benih-benih bergesernya orientasi, mari diluruskan kembali. Saat kelesuan mulai tumbuh, segera pupus dengan semangat beramal. Ketika kejenuhan mulai melanda, perlulah silaturahmi agar ada penyegaran dan suntikan semangat membara.

Memperturutkan kelesuan dan kemalasan beraktivitas dakwah hanya mendatangkan situasi yang semakin berat. Lambat laun seseorang berkemungkinan ‘resign’ tanpa pamitan.

Dalam situasi demikian, ia tidak menyadari bahwa ada yangi berbeda dari cara berpikir, berasa, dan juga bertindak. Mulailah ia bersikap seperti penumpang dan mulai menanggalkan mental seorang sopir (driver) yang bersemangat, pantang menyerah dan berkeluh kesah, berorientasi untuk mencari solusi, dan memilih untuk tidak menghujat serta menghakimi.

Saking mudahnya meninggalkan dakwah, alasan apapun bisa dikemukakan. Seseorang dapat mengelabuhi Ustadz atau Pembina dengan alasan yang tampak masuk akal: bisnis, kerja, urusan keluarga, atau apapun (Qs. Al Fath:11 dan Al Ahzab: 13). Tapi sungguh, Allah yang paling tahu apa yang sebenarnya terjadi dalam diri kita.

Apakah alasan-alasan itu benar adanya, ataukah muncul dari kelemahan diri dan hasrat kuat untuk menghindar dari amanah. Lagi-lagi, kita memang perlu banyak menelisik diri sendiri.

Jika hari-hari ini kita mulai tampak lesu dan tidak bergairah di jalan dakwah, forum-forum pembinaan juga terasa gampang ditinggalkan, kontribusi yang mesti diberikan juga terasa berat ditunaikan, kerinduan bertemu ikhwah tergantikan dengan hasrat kuat untuk mengejar duniawi, atau teramat nyinyir dan antipati memandang dakwah serta komunitas kebaikan lainnya, rasa-rasanya kitalah yang lebih butuh untuk menerima banyak nasihat dibandingkan orang lain.

Sungguh, tak ada manfaat yang dapat diperoleh dari meninggalkan dakwah, kecuali hidup yang tercerabut dari memperoleh barakah. Hari-hari ini ketika waktu istirahat bagi sejumlah ikhwah terasa amat singkat, kita sungguh merasa malu. Sebagian kita masih bersantai-santai, bahkan membiarkan diri dalam lalai. Ya, ada banyak di antara kita, termasuk saya, yang lebih butuh nasihat.

Semoga Allah jadikan kita generasi yang Allah kokohkan di jalan dakwah ini, terus kokoh, semakin kokoh hingga husnul khotimah. Aamiin.

NB: Diedit oleh Admin seperlunya
17:39 | 0 comments | Read More

Ketentuan Lomba Tarhib Ramadhan Mentari Ramadhan 1437H YPR Mentari Cianjur

Jadwal Pelaksanaan Lomba
Hari/Tanggal : Ahad, 29 Mei 2016
Waktu : 08.00 – Selesai
Tempat : Mesjid Baiturrahman Istana Cipanas
(peserta wajib hadir tepat waktu)

Pendaftaran
Pendaftaran seluruh mata lomba ditutup pada tanggal 21 Mei 2016.
Pendaftaran dilakukan Via sms dengan cara Ketik :
Nama_AsalSekolah_JenisLomba Kirim Ke : 085697047440
Perlombaan ini tidak dipungut biaya (Gratis) dan masing-masing peserta hanya diperkenankan mengikuti 1 mata lomba

Susunan Acara Kegiatan
08.00-09.30 : Pembukaan
08.30-09.00 : Taujih
09.00-11.00 : Perlombaan
11.00-11.30 : Pengumuman dan Penutup

Juklak Perlombaan
  1. Lomba Tahfidz
  • Ketentuan Umum Lomba
  1. Peserta adalah Siswa-siswi SMP/SMA/Sederajat
  2. Surat-surat yang diuji yaitu juz 30
  • Teknis Perlombaan
  1. Penentuan Nomor Urut Peserta yang akan dipanggil berdasarkan pada pengundian sebelum perlombaan
  2. Surat yang dihafal terdiri dari surat wajib dan surat pilihan
  3. Surat wajib adalah Q.S Adh-dhuha
  4. Surat Pilihan dipilih berdasarkan undian yang diambil peserta juri membacakan sedikit potongan surat yang diuji kemudian dilanjutkan oleh peserta lomba
  • Kriteria Penilaian
  1. Tajwid
  2. Makhorijul dan Shifatul Huruf
  3. Kelancaran Bacaan
  1. Lomba Kalighrafi
  • Ketentuan Lomba
  1. Durasi Waktu pembuatan karya lomba kaligrafi adalah 2 jam
  2. Peserta membawa peralatan sendiri
  3. Jenis pewarnaan bebas (crayon, cat air, cat minyak, spidol warna )
  4. Kaligrafi minimal dibuat dengan ukuran HVS dan diatas kertas karton atau yang sejenis
  5. Peserta yang terlambat tidak diberikan waktu tambahan
  6. Karya merupakan hasil karya orisinil tanpa bantuan orang lain
  7. Tidak diperkenankan membawa mal tulisan kaligrafi sendiri
  8. Peserta yang menyalahi aturan akan didiskualifikasi
  9. Lafadz yang dituliskan adalah ayat Al-Qur’an yang ditentukan masing-masing peserta dengan tema ‘kemuliaan akhlak’
  10. Hal-hal lain yang kurang jelas dapat dikonfirmasi kepada panitia
  11. Jumlah Peserta dibatasi sampai 20 orang
  • Kriteria Penilaian
  1. Tulisan
  2. Pewarnaan
  3. Harmonisasi & estetika
  4. Makna Kaligrafi
  1. Lomba Deklamasi Puisi
  • Ketentuan Umum
  1. Puisi di buat oleh panitia, puisi bisa di akses di yprmentari.or.id dan di fb Ypr Mentari Cianjur
  2. Peserta terdiri dari perseorangan.
  3. Durasi perorangan maksimal 10 menit.
  • Kriteria Penilaian
  1. Penghayatan
  2. Penampilan
  3. Intonasi
  4. Pelafalan
  5. Vokal
  6. Mimik
  • Puisi Yang Disediakan (terlampir)
  1. Membuat Minuman Ta’jil
  • Ketentuan Umum
  1. Peserta terdiri dari 1 tim yang terdiri dari 2 orang
  2. Tema Perlombaan ‘Membuat Ta’jil Minuman Manis’
  • Ketentuan teknis Perlombaan
  1. Setiap tim bebas berkreasi sesuai tema yang sudah ditentukan dan menentukan judul hidangan ta’jil minuman manis yang akan dibuat
  2. Tim menyiapkan sendiri bahan-bahan dan alat yang akan dibuat dan diperlukan untuk hidangan
  3. Waktu yang disediakan 45 menit
  4. Peserta yang terlambat tidak diberikan waktu tambahan
  • Kriteria Penilaian
  1. Rasa
  2. Tampilan
  3. Kreasi
  4. Presentasi
  5. Lomba Nasyid
  • Ketentuan Lomba Nasyid :
  1. Peserta membawakan 1 lagu nasyid (edcoustic-sebiru hari ini) wajib dan 1 lagu nasyid bebas dengan format acapella/akustik diiringi minus one
  2. Minus one dipersiapkan oleh masing-masing peserta
  3. Peserta memakai pakaian muslim
  4. Pemenang akan mendapatkan hadiah uang tunai
  5. Keputusan juri adalah mutlak dan tidak dapat diganggu gugat
  • Persyaratan Lomba Nasyid
  1. Peserta merupakan Siswa/I SMP/MTs SMK/SMA/MA Se-Kabupaten Cianjur
  2. Tim Nasyid beranggotakan 3-6 orang
  3. Setiap tim terdiri dari laki-laki seluruhnya dan perempuan seluruhnya
  4. Mengisi form pendaftaran
14:31 | 0 comments | Read More

Penulis Buku Pelajaran 'Ini Budi' Meninggal Dunia

Penulis buku pelajaran SD berjudul 'Ini Budi', Siti Rahmani Rauf meninggal dunia pada Selasa (10/5) malam pukul 21.20 WIB. Wanita yang akrab disapa Nenek Rauf itu, meninggal akibat penyakit diabetes yang diderita sekira dari 30 tahun.

"Ibu meninggal sakit gula sudah 30 tahun," kata anak ketiga Nenek Rauf, Karmeni Rauf dalam pesan singkat pada Republika.co.id, Rabu (11/5).

Ia menjelaskan, almarhumah meninggal dalam usia 97 tahun di kediamannya di Tanah Abang, Jakarta Pusat.  Karmeni mengatakan rencananya penulis buku 'Ini Budi' akan dimakamkan di TPU Karet Bivak setelah shalat Dzuhur.

Karmeni mewakili keluarga, meminta maaf atas segala kesalahan almarhumah. "Kami dari, pihak keluarga mohon dibukakan pintu maaf sebesar-besarnya. Semoga almarhumah diterima di sisi-Nya," ujarnya.

Diketahui, pada 1980-an, Siti Rahmani Rauf dikenal sebagai penulis buku berjudul 'Ini Budi'. Karyanya tersebut menjadi buku pelajaran wajib bagi siswa SD. (Republika Online)
14:00 | 0 comments | Read More

Siswa SMK di Salatiga Jawa Tengah, Berangkat Sekolah Sambil Bawa Dagangan

Written By Yayasan Peduli Remaja Mentari on Monday, May 9, 2016 | 14:10

Namanya adalah M Fikri Mabruri. Pelajar Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Salatiga, Kota Salatiga, Jawa Tengah. Tidak seperti pelajar lainnya, dia pergi ke sekolah bukan hanya untuk belajar, tapi juga yang berjualan bakwan kawi dan bubur kacang hijau.
Sungguh seorang siswa yang patut dibanggakan. Tidak seperti remaja lainnya. Dimana, kebanyakannya memiliki rasa gengsi yang tinggi dan memilih nongkrong daripada harus berjualan demi membantu Orang Tuanya.
Kita harus salut kepada perjuangannya. Dia, seorang remaja yang mau bekerja keras untuk mengurangi beban hidup keluarga. 
Sumber: kamiguru.com
14:10 | 0 comments | Read More