Powered by Blogger.

Cik Atuh Lah ... Rek Kitu Wae? *Di Akhir Zaman Gini Udah Gak Masanya Lagi Tahun Baru Hura-hura*

Written By Yayasan Peduli Remaja Mentari on Sunday, December 31, 2017 | 00:26

Gambar: LDK Alhurriyah IPB

Cik atuh lah... Rek kitu wae... !!? *DI AKHIR ZAMAN GINI UDAH GAK MASANYA LAGI:*

- Tahun baru di hotel
- Tahun baru ke mall
- Tahun baru ke bioskop
- Tahun baru dugem
- Tahun baru hura-hura
- Tahun baru liat kembang api
- Tahun baru niup terompet
- Tahun baru liat live music
- Tahun baru joget joget

*DI AKHIR ZAMAN NOW MASANYA UNTUK:*
- Ke masjid sholat berjamaah
- Hadiri majelis kajian ilmu
- Liat live tausiyah
- Mendengar tilawah
- Tahajud berjama'ah
- Bermuhasabah
- Dzikir & berdoa.

Mari malam 31 berkumpul dengan orang-orang sholeh dengan sajian kajian ilmu bermutu👍🏼
_"Sebaik-baiknya teman adalah orang-orang sholeh."_

*Berkumpul dengan orang-orang yg sholeh akan mengubahmu dari 6 perkara kepada 6 perkara:*
1. Dari keraguan dlm perkara agama, menjadi yakin.
2. Dari sikap riya' dlm beribadah, menjadi ikhlas.
3. Dari lalai mengingat Allah, menjadi senantiasa berdzikir.
4. Dari cinta dunia, menjadi cinta akhirat.
5. Dari sombong, menjadi tawadhu'.
6. Dari yg mudharat, menjadi senantiasa maslahat.
_*(Imam Ibnul Qayyim)*_

_Tinggalkan hingar bingar duniawi, jangan habiskan malam dengan tasyabbuh (Mengikuti kelakuan orang Kafir), mari habiskan malam dengan memuji Allah SWT.

Oleh: Ustadz Evie Efendi
00:26 | 0 comments | Read More

Psikolog : Ini 7 Pola Asuh yang Sebabkan Anak Jadi LGBT

Written By Yayasan Peduli Remaja Mentari on Saturday, December 30, 2017 | 05:28



Nakita.id - Fenomena LGBT kembali merebak. Berawal dari tayangan sebuah televisi yang membahas fenomena LGBT yang kian marak.

LGBT adalah fenomena yang ditujukan pada para Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender. Para orangtua pun mulai cemas dan membuat benteng agar keluarga terhindar dari risiko penyimpangan seksual tersebut.

Nah, Elly Risman, MPSi, psikolog dari Yayasan Kita dan Buah Hati, sudah lama memperingatkan tentang bahaya LGBT tersebut.

Memang, penyebab seseorang menjadi LGBT sangatlah rumit. Ada banyak penyebab yang saling memicu.

Meski begitu, sebagai bentuk kewaspadaan, Elly Risman, mewanti-wanti pola asuh yang salah, yang berisiko menyebabkan anak terjerumus ke dalam lembah LGBT.

Apa sajakah, berikut di antaranya:

1. Moms dan Dads yang Acuh Tak Acuh

Psikolog anak lulusan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia ini mengatakan, kebanyakan orangtua cuek atau abai, kurang peduli, bahkan seolah kurang ngeh terhadap anak-anak mereka.

Akibatnya, para anak khususnya anak laki-laki menjadi lemah dalam BMM.

Yang dimaksud BMM oleh Elly Risman adalah lemah dalam Berfikir, Memilih, dan Mengambil keputusan.

2. Hilangnya Peran Dads

Tidak sedikit orangtua yang keliru saat mengasuh anak laki-laki.

Kenapa anak laki-laki? Karena menurut penelitian, otak kiri laki-laki selalu lebih kuat dibanding otak kiri wanita.

Namun, sambungan antara otak kanan dan otak kiri pada wanita lebih baik. Dengan  begitu, para lelaki sangat mudah fokus pada suatu hal berbeda dengan wanita yang mampu memikirkan banyak hal dalam satu waktu.

Anak laki-laki menjadi banyak yang salah asuh karena kurangnya sosok ayah dalam kehidupannya untuk mengembangkan otak kirinya tersebut.

Para ayah biasanya sibuk mencari nafkah sehingga hanya punya waktu beberapa jam di malam hari dan akhir pekan untuk keluarga. Itupun kalau tidak ada proyek lain di luar jam kerja.

Menurut Elly, saat ini peran ayah semakin tak terlihat dalam pengasuhan anak. Zaman dahulu, para ayah selalu mengusahakan agar punya banyak waktu dengan keluarga, sebut saja ayah dari Ibu Elly Risman ini.

Beliau bekerja tak jauh dari rumah sehingga beliau selalu bisa menyempatkan waktu bermain bersama anak.

Untuk itu, orangtua perlu lebih meluangkan waktu agar dapat bermain dan berinteraksi dengan anak-anak.

3. Anak Lelaki Terlalu Banyak Berinteraksi dengan Moms 

Karena ayah tidak hadir, maka ibulah yang mendidik anak laki-laki sepenuhnya. Contohnya, ketika si anak laki-laki masih kecil, ia dijadikan wadah curhat ibu terhadap suaminya alias ayah dari si anak tersebut.

Pada akhirnya si anak laki-laki ini akan membanding bandingkan sosok ayahnya dengan ayah-ayah yang lain.

Belum lagi ketika anak laki-laki tersebut beranjak dewasa. Ia terbiasa ke mana-mana bersama ibu dan kurang ajakan dari sang ayah. Misalnya saja menemani ibu ke salon.

Hal ini bisa membuat anak tidak punya model identifikasi untuk menjadi lelaki. Mengenai bagaimana ia berperilaku, bersikap, dan merasa sebagai laki-laki.

Dikhawatirkan, hal ini juga bisa menjadi penyebab anak menjadi LGBT.

4. Anak Perempuan Kurang Kasih Sayang Dads

Selanjutnya, pada anak perempuan. Banyak sekali anak perempuan yang kekurangan pengasuhan sang ayah.

Sang ayah pergi di subuh hari menitipkan uang jajan kepada anak, pergi bekerja, kemudian kembali di malam hari.

Banyak ayah yang mengira tugasnya hanyalah sebatas memberi nafkah untuk masa depan anak, lantas lepas tangan terhadap yang lain.

Kurangnya kasih sayang lawan jenis khususnya sang ayah kepada anak perempuan ini kadang kala bisa membuatnya lebih nyaman mendapat kasih sayang dari teman atau sosok lain.

Kalau teman atau sosok lainnya tidak bermasalah, tidak mengapa. "Tapi kalau salah pemilihan sosok, bisa ditebak apa yang akan terjadi pada si anak."

Bagaimana sebenarnya akibat dari peran ayah yang lepas terhadap anaknya?

Menurut beberapa penelitian atas kurangnya peran ayah terhadap anak, ini menyebabkan anak laki-laki menjadi nakal, agresif, terlibat narkoba, dan pada ujungnya bisa terperangkap dalam seks bebas.

Sementara pada anak perempuan juga bisa berdampak pada depresi.

Ingat, peran orangtua sangat vital dalam awal terbentuknya LGBT.

Jangan sampai justru pola asuh kita menjadi pemicu anak terlibat LGBT tanpa kita sadari.

5. Kurang Pemahaman AGAMA

Selanjutnya adalah kurangnya pemahaman agama. Agama hanya dikenalkan lewat berbagai ritual, tidak melalui penanaman nilai-nilai dan perilaku.

Semua agama menentang LGBT.

6. Terlalu Bebas Menggunakan GADGET

Hal lain yang berpotensi jadi pemicu anak menjadi LGBT adalah para orangtua banyak yang belum begitu paham dengan gadget seperti smartpone, tablet, dan komputer.

Anak laki-laki menjadi sasaran utama dari pornografi dan narkoba.

Mengapa? Pasalnya, laki-laki memiliki otak kanan dominan yang lebih mudah fokus, memiliki hormon testosteron atau hormon seks yang lebih, serta penampilan fisik di mana organ vital berada di luar sehingga lebih mudah distimulasi.

7. Anak Terpapar PORNOGRAFI

Semuanya berawal dari gadget, dari segala apps yang ada di dalamnya.

Segala info dan hal negatif dengan mudah didapatkan anak dari gadget yang diberikan oleh orangtuanya sejak dini.

Bahkan mengalahkan segala asuhan orangtuanya.

Pada akhirnya orangtua hanya dijadikan sesosok penegak hukum, di mana anak bisa menjadi sosok yang berbeda ketika berada di hadapan orang tuanya.

Pornografi masuk melalu mata, kemudian diolah dengan hati.

Maka BMM tadi pada anak sangat penting bagi anak.

Pada akhirnya merangsang dopamin, menyebabkan ketagihan, sehingga berusaha meniru bahkan mencoba.

Maka orangtua yang santai saja, merasa aman-aman saja dengan gadget dan segala hal yang diberikan kepada anaknya ini yang akan berbahaya.

Ia pun berpendapat, terpaan pornografi bisa berujung pada rasa penasaran yang bisa memicunya terlibat dalam fenomena LGBT.
05:28 | 0 comments | Read More

6 Strategi Snouck Hurgronje Membentuk Sekularisme Di Indonesia


Snouck Hurgronje adalah sosok yang sangat kontroversial dalam sejarah kolonialisme di Indonesia. Sebagai seorang ilmuwan jebolan universitas Leiden dan penasihat kolonial yang terkemuka, Ia telah berhasil membangun dasar-dasar pemikiran yang kemudian diadopsi pemerintah kolonial Belanda, pemerintah orde baru, dan bahkan bukan tidak mungkin diterapkan hingga saat ini.

Ajaran snouck hurgronje sebagai Inlands Policy memisahkan secara ketat tiga masalah utama dalam kehidupan kegamaan umat Islam di Indonesia: masalah ritual, muamalah dan politik.

Semoga 6 siasat snouck hurgronje ini dapat menunjukkan bahwa pemisahan antara ritual keagamaan dan aspek-aspek penting lainnya dalam Islam seperti muamalah dan politik telah SUKSES BESAR berdampak terhadap rusaknya kebangsaaan di Indonesia

1. Pemisahan Ibadah dan Ritual Keagamaan

Sejak abad ke 7M, Islam masuk ke nusantara kemudian mepersatukan, menguatkan plus menjadi benteng pada masyarakatnya. Seiring waktu berjalan, maka perilaku bid’ah pun merebak.

Berdasarkan penelitian snouck hurgronje yang telah melakukan riset di mekah maka Snouck memberikan saran kepada pemerintah kolonial terhadap kehidupan keagamaan yakni memisahkan antara Ibadah muamalah dengan Ritual keagamaan umat muslim.

Snouck memformulasikan dan mengkategorikan permasalahan Islam menjadi tiga kategori, yaitu; bidang Agama Murni, bidang Sosial Kemasyarakatan dan bidang Politik.

Pada hakikatnya, Islam tidak memisahkan ketiga bidang tersebut, namun oleh Snouck diusahakan agar umat Islam terjerumus dan menikmati sistem sekuler tanpa menyadarinya. Sehingga aturan bernegara yang sudah ada panduannya dalam Al-Quran akan terabaikan, sementara hanya menyisakan ritual keagamaan seperti Sholat, Zakat, dan Haji.

Seperti halnya umat kristen yang memisahkan gereja dengan kehidupan sosial, akibat traumatik yang amat sangat terhadap praktik Inkuisisi gereja (yang hal ini tidak pernah terjadi di umat muslim).

2. Pemberian Gelar Haji Untuk Mengontrol Pemberontakan

Pemisahan ritual keagamaan Islam dengan hukum syariat dalam bersosialisasi Snouck mengkritik kebijakan Belanda yang selalu menghalang-halangi ibadah dan ritual umat Islam. Buat Snouck ini merupakan salah satu pangkal penyebab terjadinya pemberontakan umat Islam di berbagai daerah.

Menurut Snouck, sepanjang tidak mengganggu kekuasaan politik, maka pemerintah kolonial semestinya dapat memberikan keleluasaan kepada umat Islam untuk melaksanakan ajaran agamanya.

Pemerintah harus memperlihatkan sikap seolah-olah memperhatikan agama Islam dengan memperbaiki tempat peribadatan, serta memberikan kemudahan dalam melaksanakan ibadah.

Dalam kasus Haji misalnya, Snouck menolak kebijakan pemerintah yang melarang umat Islam untuk pergi Haji ke Mekah.

Menurutnya yang perlu dilakukan pemerintah adalah mencatat orang-orang yang pergi haji. Oleh sebab itu diterapkan dua (2) siasat kelicikan snouck hurgronje, yakni pemberian gelar “Haji” untuk mereka yang pergi Haji dan melarang mereka untuk tinggal lebih lama di kota Mekah.

3. Membangun Kader Kader Lokal Berjiwa Pendidikan Barat

Melalui “Politik Asosiasi” diprogramkan agar lewat jalur pendidikan bercorak barat dan pemanfaatan kebudayaan Eropa diciptakan kaum pribumi yang lebih terasosiasi dengan negeri dan budaya Eropa yang berorientasi jangka pendek serta memuja hedonisme.

Program Asosiasi ini ternyata sukses besar, karena berhasil menempatkan beberapa tokoh negara, yang dikemudian hari dikenal sebagai tokoh tokoh nasionalis.

4. Kriminalisasi: Merusak peran ulama dan Dekontruksi Image dari Ulama dan Syariat

Upaya membangun kader lokal lewat membentuk lembaga lembaga pendidikan menjadi salah satu ruang untuk membentuk stigma negatif terhadap ulama dan syariat Islam. Peran ulama dan syariat Islam yang telah terbangun sejak abad ke-7 M di citrakan seakan akan merusak persatuan dan justru membangun sikap fanatisme agama.

Bagi Snouck Hurgronje, Islam politik adalah sesuatu yang perlu dihindari, dibatasi bahkan harus dilarang. Pembiaran terhadap aktifitas politik hanya akan melahirkan fanatisme keagamaan yang sangat membahayakan kekuasaan kolonialisme.

Berbagai bentuk muamalah politik Islam yang dipandu Al-Quran dengan tafsir yang lurus akan mendorong rakyat kepada fanatisme dan Pan Islam yang akibatnya belanda akan kehilangan jajahan koloninya. Untuk menghadapinya pemerintah diperbolehkan untuk menumpas Islam politik, bila diperlukan, dengan kekerasan dan kekuatan senjata.

Namun demikian segera setelah diperoleh ketenangan, pemerintah kolonial harus menyediakan pendidikan, kesejahteraan dan perekonomian, agar kaum pribumi mempercayai maksud baik pemerintah kolonial dan pada akhirnya rela diperintah.

Hal ini juga yang dikemudian hari melahirkan para sekularis dan liberalis dengan slogan “Islam yes!, politik Islam No”.

5. Deislamisasi Sejarah Nusantara Sebagai Bagian Dari Strategi reconquista

K.H Abdullah Bin Nuh. Seperti masalah waktu masuknya Islam ke Indonesia, fakta bahwa masuknya Islam terjadi di abad ke-7 M namun berdasarkan strategi snouck hurgronje, waktu dimundurkan hingga abad ke 13 M yang kemudian dikenal dengan teori gujarat snouck hurgronje.

Strategi reconquista usulan snouck hurgronje terhadap negri jajahan, khususnya Islam diharapkan tidak hanya menjajah wilayah jajahan melainkan juga pola pikir masayarakatnya dengan mendistorsikan sejarah lewat penulisan ulang sejarah dan penjajahan berita.

Dari hasil penulisan ulang sejarah, akan berdampak tebentuknya perubahan sistem keimanan dan tingkah laku sosial – politik dan berbudaya. Yang selanjutnya memihak penjajah.

6 “Theorie Receptie”: Mengutamakan hukum adat diatas syariat

Sebagai seorang etnolog yang memiliki pengalam riset di berbagai daerah Snouck mengembangkan suatu gagasan tentang perlunya mendorong “adat-adat”lokal. Snouck memandang bahwa upaya untuk mengurangi militansi dan keteguhan keagamaan orang-orang Islam maka perlu dibangun instrumen rivalitas dengan hukum Islam.

Pembangunan rivalitas antara hukum adat dan hukum syariat ini pula yang menjadi bagian dari politik Devide et impera.

Pemerintah kolonial harus bisa memanfaatkan adat kebiasaan yang berlaku dan membantu menggalakkan rakyat agar tetap berpegang pada adat tersebut.

Snouck berupaya agar hukum Islam menyesuaikan dengan adat istiadat dan kenyataan politik yang menguasai kehidupan pemeluknya. Islam jangan sampai mengalahkan adat istiadat.

“Theorie Receptie” disarankan memanfaatkan kelompok Elite Priyayi dan Islam Abangan untuk meredam kekuatan Islam dan pengaruhnya di masyarakat. Kelompok ini paling mudah diajak kerjasama karena ke- Islaman mereka cenderung tidak memperdulikan tegaknya syariat Islam.

Sementara Kaum pribumi yang telah mendapat pendidikan bercorak Barat dan telah terasosiasikan dengan kebudayaan Eropa, harus diberi kedudukan sebagai pengelola urusan politik dan administrasi setempat. Termasuk pendirian orgnisasi semacam budi oetomo

Snouck seakan-akan menunjukkan diri sebagai tokoh Belanda yang moderat, membela hak-hak keagamaan umat Islam, melindungi peribadatan dari pelarangan pemerintah Belanda. Namun bila dianalisis lebih dalam apa yang dikemukakan Snouck justru melemahkan sendi-sendi kehidupan umat Islam khususnya di bidang hukum dan politik.

Menurut kamu, benarkah dampak dari pemikiran snouck hurgronje tersebut masih terasa hingga saat ini?

Sumber Rujukan

1. Patria, Nezar dan Andi Arief. 2003. Antonio Gramschi; Negara dan Hegemoni. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Baso, Ahmad. 2005. Islam

2. Pascakolonial; Perselingkuhan Agama, Kolonialisme dan Liberalisme. Bandung: Mizan.

3. Ernas, Saidin. 2001. Pendapat Snouck Hurgronje tentang Islam di Indonesia dan Iplikasinya terhadap Susunan dan Kekuasaan Peradilan Agama, IAIN  Bandung.

4. H.T, Faruq. 2007. Belenggu Pasca Kolonial: Hegemoni dan Resistensi dalam Sastra Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

5. Hurgronje, Sonuck. 1985. ACEH; di Mata Kolonialisme, Jilid I dan II. Jakarta: Yayasan Soku Guru. _. 1996. Kumpulan Karangan Snouck Hurgronej, Jilid III, IV, V, VII dan XII. JakartaINIS.

6. Lev, Daniel S. 1990. Hukum dan Politik di Indonesia; Kesinambungan dan Perubahan. Jakarta: LP3S.

7. Noeh, Zaini dkk. 1983. Sejarah Singkat pengadilan Agama di Indonesia. Surabaya: PT. Bina Ilmu.

8. Noer, Deliar. 1996. Gerakan Moderen Islam di Indonesia 1900-1942. Jakarta: PT. Pustaka LP3S Indonesia.

9. Ratna, Nyoman Kutha. 2008. Postkolonialisme Indonesia Relevansi Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

10. Steenbrink, Karel A. 1984. Beberapa Aspek tentang Islam di Indonesia Abad ke-19. Jakarta: Bulan Bintang.

11. Suminto, Aqib. 1985. Politik Islam Hindia Belanda. Jakarta: LP3ES.

12. Van Koeningsvald. 1989. Snouck Hurgronje dan Islam, Delapan Karangan tentang Hidup dan Karya Seorang Orientalist Zaman Kolonial. Jakarta: PT. Grimukti Pusaka.

13. Woodward, Mark R. 1998. Indonesia, Islam dan Oriantalisme; Sebuah Wacana yang Melintas, Pengantar dalam “Jalan Baru Islam”. Bandung: Mizan.

14. Ahmad mansyur suryanegara, Buku Api sejarah


Sumber: deerham.com/strategi-snouck-hurgronje-membentuk-sekularisme/
05:23 | 0 comments | Read More