Powered by Blogger.

Life Journey: Menjalin Ukhuwah Menggapai Berkah Bersama MENTARI @BPPK Ciloto, Puncak

Written By Yayasan Peduli Remaja Mentari on Tuesday, August 25, 2015 | 11:10

Buat Pelajar di Cipanas dan Cianjur, ada Pengumuman Penting Bingits banget buat kamu sekalian!!!
Ikutilah kegiatan Outbound Bersama YPR Mentari Cianjur:

"Life Journey: Menjalin Ukhuwah Menggapai Berkah Bersama MENTARI"


Ingat yah, ada Perlengkapan yang harus dibawa yaitu:
- Alat Sholat
- Makang Siang
- Baju Ganti
- Makanan Ringan

Untuk ikut Acara ini:
Daftar Ketik: Nama_Asal-Sekolah_ Kirim ke 08567998228

Kegiatan yang akan Dilakukan:- Lintas Alam
- Flying Fox
- Games
- Materi Kajian yang Menggugah

HTM Cuman Rp 10.000,-


Hari dan Tanggal: Ahad, 30 Agustus 2015
Titik Kumpul: 07.30 @Mesjid Istana Cipanas
Acara Dimulai Pukul: 08.00 - 14.00 WIB

Informasi: 08567998228
11:10 | 0 comments | Read More

Dulu: Kamu Adalah Segalanya Bagiku, Besok: Kamu Adalah Masa Lalu ...

Masa paling indah ketika Sekolah adalah punya gebetan. Dan salah satu moment paling indah adalah pas pulang sekolah bisa jalan bareng ... dan dalam pikiran kita muncul kaya gini: "duch dunia ini seperti milik berdua, yang lain cuman ngontrak."

Ya ... aku punya pasangan yang sejati yang sangat ku damba-dambakan selama ini (omongan ini bakal sering keluar kalau belum diputusin ama pacarnya :D ). Dan yang pasti: "ada yang merhatiin aku, care banget sama aku ... dan pastinya dia menjadikan aku sebagai wanita paling spesial dalam hidupnya" (Padahal Ibu dan Kakak Kandungnya aja yang jelas satu darah, sering kali dilupain T_T).

Karena interaksi yang begitu sering dengan si doi, sering kali melupakan bahwa dalam hidup ini ada CCTV yang senantiasa "On Air" memantau kehidupan semua Manusia. Ya ... CCTV Allah SWT sangat canggih, yang gak kelihatan aja bisa terlihat. Tapi sayang kita sebagai manusia lebih takut dari pengamatan Manusia yang gak selalu On Air, jadi kalau lagi mojok ama si Doi gak masalah ... karena aku yakin dia mencintai aku apadanya ... #Tsaahhhh Huaaaccciimmm

Gambar: Google 
Waktu terus berlalu dan karena "rasa cinta" ini padanya begitu besar, aku memberikan segalanya (Naudzubillah ... jika sampai keperawanan yang sangat suci itupun diberikan juga, jangan sampe kejadian yah). Tapi ternyata doi menyampaikan kalimat perpisahan dengan kata-kata yang diplomatis banget: "kita sudah gak cocok lagi!!!"

Hello ... selama ini kita pacaran trus menikmati hubungan cinta ini, kamu anggap apa???
Trus pengorbananku yang segalanya kepada kamu cuman diakhiri kalimat: kita sudah gak cocok lagi???

"Ya Allah, tolonglah hamba ini yang sedang tersakiti (oleh cinta yang palsu :p ). Aku sudah hilang harapan ... "

Eeetttt ... entar dulu, itu pas pacaran sama doi itu inget sama Allah gak sech? Tahu gak sech aturan Allah tentang hubungan lawan jenis sebelum Nikah?

Ingat aturan mainnya: Berduaan saja sebelum Nikah adalah Haram karena ketiganya syaitan apalagi ditambah aktivitas fisik, sedangkan setelah Nikah adalah Halal.

Jadi guys ... jangan salahkan Allah SWT kalau ditinggal pergi pacar, apalagi dia punya gebetan baru. Karena kalau kita tidak patuh syariat, maka hanya penyesalan yang terjadi. Tapi jika taat sama Allah SWT, Insya Allah tidak akan ada hati yang terluka :)

Oleh: Admin YPR Mentari Cianjur
10:53 | 0 comments | Read More

Orangtua Harus Awasi Aktivitas Media Sosial Anak

Written By Yayasan Peduli Remaja Mentari on Thursday, August 13, 2015 | 11:42

Psikolog anak Vera Itabiliana Hadiwidjojo mengatakan orangtua perlu mengawasi kegiatan anaknya saat bermedia sosial untuk menghindari dampak negatifnya.

“Pertama yang perlu dipertanyakan adalah apakah anak perlu memiliki media sosial? Apakah usianya sudah tepat? Batasan umur yang diterapkan pengembang media sosial tentu memiliki alasan,” kata Vera dalam jumpa pers di Jakarta dikutip Antara, Rabu.

Bila telah memiliki media sosial, Vera mengatakan orangtua perlu mendampingi anaknya, salah satu caranya orangtua harus mengetahui kata sandi akun media sosial anak, selain berteman dengan anaknya di media sosial.

“Kalau sudah berteman, orangtua juga perlu menjaga prilaku. Kalau ada masalah, jangan langsung ikut berkomentar di media sosial, tetapi bicarakan langsung baik-baik di dunia nyata,” tuturnya.

Orangtua juga perlu memberi pemahaman kepada anak bahwa internet adalah ruang publik sehingga anak harus bisa menjaga dan memilah apa yang akan diunggah atau dibagikan supaya tidak menjadi korban “bullying”.

“Orangtua bisa mengibaratkan internet seperti di mal. Di dalam mal kan tidak bisa juga seseorang teriak-teriak sembarangan,” kata dia.

Lalu, apa yang harus dilakukan orangtua bila anaknya di-bully di media sosial?
Vera menjawab, bullying di media sosial lebih baik didiamkan saja, tidak perlu ditanggapi, apalagi dibalas. Lebih baik orangtua fokus mendampingi anak supaya kuat dan tidak mendapat pengaruh negatif.

“Namun, bullying yang terjadi perlu disimpan sebagai barang bukti bila di kemudian hari hal itu sampai ke ranah hukum,” ujar Vera dalam sebuah acara yang diadakan sebuah produsen alat kesehatan yang juga menghadirkan artis Alya Rohali dan Shahnaz Haque itu.

Hal penting lain yang perlu diberikan pemahaman dari orang tua kepada anak adalah jangan sekali-kali memberikan identitas dan data pribadi di internet dan media sosial.* (Hidayatullah.com)
11:42 | 0 comments | Read More

[Video] Zakir Naik: Pacaran di kalangan Sekolah dan Kampus 99,9% Tidak Islami dan Melanggar Hijab

Written By Yayasan Peduli Remaja Mentari on Tuesday, August 11, 2015 | 05:59

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Ada seorang Pemudi bertanya kepada Zakir Naik: "Bolehkah Jatuh Cinta kepada seseorang yang shaleh dan shalehah dengan tidak memegang tangan si Pacar atau memandanginya?"

Zakir Naik menjawab bahwa apa yang terjadi di kalangan Remaja Islan yang berpacaran 99,9 Persen tidak Islami karena banyak aturan berhijab yang dilanggar seperti sering memandangi, berjalan berdua dan bahkan berpegangan tangan dengan si Pacar. Jika seseorang suka dengan lawan jenis maka dia akan menindaklanjutinya dengan Melamar si Pacar dan kemudian menikahinya. Jika pun si Pacar dipandang Shaleh, maka ada banyak aturan Hijab.

Maka ketika seseorang jatuh cinta, tundukanlah pandangan dan jika mau merealisasikan Cinta itu ... lamar dan nikahilah dia. Tapi jika tidak, Stop ... jaga Syahwat denga Syariat



Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
05:59 | 0 comments | Read More

Zakir Naik: Ingin Belajar Islam? Pelajari Islam, Jangan Pelajari (Kelakuan) Orang-orang Islam

Written By Yayasan Peduli Remaja Mentari on Saturday, August 8, 2015 | 07:49


"Jangan pernah menilai mobil dari Sopirnya. Jika Anda ingin menilai betapa bagusnya model keluaran baru mobil 'Mercedes', dan seseorang yang tidak bisa menyetir mobil itu menabrakkannya, siapakah yang akan Anda salahkan? Mobil itu, atau orang yang menyetirnya? Otomatis Anda akan menyalahkan sang sopir.

Untuk meneliti kebagusan mobil itu, seseorang tidak bisa melihat pada sopir, tetapi lihatlah kemampuan dan keistimewaan pada mobil itu sendiri. Seberapa tinggi kecepatannya, berapa kapasitas bahan bakarnya, fasilitas kenyamanannya dan lain sebagainya.

Kita juga tidak bisa menilai Islam dari pengikutnya. Apalagi yang dinilai adalah yang buruk-buruk saja. Jika Anda ingin menilai seberapa bagus agama Islam, maka nilailah menurut sumber yang asli, yaitu Al-Qur'an dan Hadits Shahih.

Dan jika Anda ingin menyelidiki dengan mudah seberapa bagus kualitas mobil tadi, maka pilihlah seseorang yang ahli menyetir mobil. Sama seperti pengikut Islam terbaik dan patut dicontoh, dimana Anda bisa menilai Islam dari segala tindak-tanduknya, dan dialah utusan terakhir Allah SWT, yakni Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi Wasallam." (Lampu Islam)
07:49 | 0 comments | Read More

#DakwahSekolah Mari Menyalakan Lilin, Daripada Mengutuki Kegelapan

Agent of Change,

Kami tak hanya ingin menjadi Mercusuar, 

yang menerangi tempat di sekitar namun menggelapi dirinya sendiri,
Atau menjadi Lilin, menyala namun habis dilahap Api ...

Pemuda adalah aset Agama dan Bangsa, yang harus terus diarahkan dalam Era ini ...

Kami hanya ingin mereka lebih mengenal siapa yg menciptakan mereka dan untuk apa mereka hidup ...

Izinkan kami, agar terus istiqamah dalam jalan ini Allah-ku ...
Mendaki jalan penuh duri, menyelami Samudera yang tak pernah tenang ...

#DakwahSekolah
07:35 | 0 comments | Read More

Hari ini Ilmu Lebih Baik daripada Amal


Oleh: Ahmad Kholili Hasib

IMAM al-Ghazali dalam kitab Ihya’ Ulumuddin  mengutip sebuah riwayat, “Sesunggunya kalian berada dalam zaman dimana fuqaha’nya (ahli ilmu) banyak dan sedikit oratornya (khutoba’). Amal pada zaman ini lebih baik daripada ilmu. Dan kelak manusia akan tiba pada masa di mana fuqaha’nya sedikit tetapi ahli oratornya banyak. Pada zaman itu ilmu lebih baik daripada amal.

Pada zaman Nabi Shallallahu ‘alaihi Wasallam dan Sahabat, amal lebih baik daripada ilmu bukan bermaksud kedudukan ilmu yang lebih rendah. Maksud dari itu adalah, bahwa masa tersebut merupakan era yang mulya. Sumber ilmu (Nabi Shallallahu ‘alaihi Wasallam) masih hidup. Ketika sumber masih hidup, umat Islam dapat langsung ‘menikmati’ sumber tersebut.

Setelah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam wafat, kaum Muslimin masih tidak kesulitan mencari sosok yang dapat dijadikan sandaran ilmu. Pembesar Sahabat — yang tidak lain murid langsung Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam — memberi pengajaran yang baik. Makanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam menyebut masa ini dengan khoirul qurun (sebaik-baik zaman).
Ketika para ahli ilmu masih banyak, kaum Muslim tidak kesulitan untuk melakukan kajian ilmu dengan benar. Sebuah amalan, tinggal mereka praktikkan. Kehidupan keislaman relatif ‘aman’. Ketika bertanya sesuaut masalah agama, mereka langsung bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam dan para Sahabat.

Sedangkan pada hari ini, kita hidup yang jauh dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam dan para Sahabatnya. Bahkan periode kita jauh dari para ulama salaf dan imam mujtahid. Ketika ada suatu persoalan agama kita masih bertanya dahulu kepada ulama yang memahami pemikiran imam madzhab. Itupun kita harus lebih hati-hati.

Generasi zaman ini telah mulai banyak yang tidak mengenal lagi ulama. Mereka hanya mengenal ustadz dan dai melalui media sosial dan televisi. Apalagi jika telah ada orang-orang yang menyamar sebagai ulama dengan modal ilmu yang minimalis. Bahkan, belajar agama mereka cukupkan dengan melalui media sosial dan internet.

Maka, dalam hal ini Imam Nawawi berpendapat bahwa meyibukkan dengan mencari ilmu lebih afdhal daripada sibuk beribadah sunnah, seperti shalat, puasa sunnah dan menbaca tasbih.
Ada beberapa alasan yang diungkapkan oleh Imam Nawawi.

Pertama, manfaat ilmu lebih meluas kepada kaum Muslimin. Sedangkan ibadah sunnah manfaatnya hanya untuk perorang, yaitu orang yang melakukan ibadah sunnah tersebut.
Kedua, karena ilmu itu mengoreksi ibadah sedangkan ibadah sunnah itu membutuhkan ilmu.
Ketiga, ulama merupakan warisan Nabi.
Keempat, karena ilmu tetap kekal meskipun ahli ilmu meninggal dunia. Sedangkan ibadah sunnah terputus jika seseorang meninggal dunia (Imam Nawawi, Muqaddimah Syarah Majmu’, hal. 48).

Banyak orang berbangga dengan ibadah sunnah-nya sedangkan dia enggan mengkaji ilmu. Padahal, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam pernah bersabda: “Majelis ilmu itu lebih baik daripada ibadah enam puluh tahun” (Ibnu Umar dalam Muqaddimah Syarh Majmu’,hal. 47).

Dikisahkan, dari Abdullah bin Umar bin Ash. Suatu hari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam keluar, tiba-tiba beliau melihat di dalam masjid ada dua majelis. Yaitu majelis yang membahas ilmu-ilmu syariat dan kedua majelis yang isinya doa kepada Allah (dzikir).

Para Sahabat kemudian bertanya tentang dua majelis tersebut. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam menjawab: ‘Kedua majelis itu mengajak kepada kebaikan. Yang satu berdoa kepada Allah Subhanahu Wata’ala, dan satunya mereka belajar ilmu dan mengajari orang yang bodoh. Mereka inilah yang lebih utama (dari majelis pertama), saya diutus untuk mengajar manusia. Lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam duduk bersama mereka (majelis ilmu) (HR. Ibnu Majah).

Imam al-Syafi’i juga berpendapat, bahwa tidak ada yang lebih afdhal setelah ibadah wajib (fardhu) kecuali mencari ilmu.

Ilmu memiliki perhatian penting dalam tradisi Islam. Ilmu merupakan motor penggerak pemikiran dan aktifitas manusia. Tinggi rendahnya martabat manusia ditentukan oleh faktor ilmu. Melalui ilmulah manusia dapat mengenal Allah Subhanahu Wata’ala dan memahami cara beribadah kepada-Nya dengan benar.

Penulis adalah Pengurus MIUMI Jatim, Anggota Penulis Bina Qalam Indonesia
07:17 | 0 comments | Read More