Powered by Blogger.

Dibalik Cerita Ibu Digugat Anaknya: "5 Bukti Riba Merusak dan Membinasakan!!!"

Written By Yayasan Peduli Remaja Mentari on Wednesday, March 29, 2017 | 16:17

Ditulis oleh Dian Aryanti Cucu dari Nenek Amih yang digugat anaknya Sendiri di Pengadilan Negeri Garut


KETIKA AMIH DIUJI DI PERSIDANGAN KARENA RIBA KAMI... 
=====================================
Ulasan ringkas dari salah satu media ini, bukan dimaksudkan untuk menebar AIB keluarga kami. Hanya saja saat ini kami merasa nasi sudah menjadi bubur, kami sekeluarga sudah tidak mampu menahan lagi gempuran media.
Hari ini bahkan sudah dibahas di program prime time secara khusus dan live oleh TV nasional. Kami sebagai bagian dari keluarga hanya khawatir, semua yang menonton hanya sebatas mengikutinya sebagai drama, dan kejadian ini malah menjadi jalan terbukanya dosa baru; mengundang cacian dan makian pada mereka penuntut yang sedang menjadi jalan ujian bagi keluarga kami.
Tanpa mengurangi rasa terima kasih untuk banyak pihak yang mendoakan, yang memberikan donasi hingga bantuan advokasi untuk amih dan keluarga besar yang dinilai sedang terdzolimi, kami juga ingin mengajak semua untuk untuk melihat hikmah besar apa yang tengah Allah sematkan dalam kasus yang sedang keluarga kami hadapi ini.
Hingga kejadian ini bisa membawa berkah bagi siapapun, untuk terbukanya pintu ilmu Allah, dengan mendakwahkan:
JAUHI RIBA!!! JAUHI RIBA!!! JAUHI RIBA!!!
Kejadian ini, setidaknya mengandung 5 HIKMAH yang Allah sematkan:
===================================
"LIMA BUKTI RIBA MERUSAK DAN MEMBINASAKAN!!! "
===================================
Amih, nenek kami tercinta... yang tak pernah kenal Riba, di usia senjanya harus merasakan debu riba yang ketika dihirup, membuat sesak nafas ini. Mengucurkan banyak air mata yang tak terbendung.
Apalagi bagi kita yang masih terjebak RIBA???
Boleh dibilang keluarga besar kami, seperti banyak keluarga lainnya di zaman ini, awam dengan istilah RIBA. Dimana setelah dipelajari, RIBA itu adalah setiap kelebihan yang muncul akibat proses utang piutang.
Keluarga besar kami masih percaya utang bank itu menolong, karena bunga nya yang dianggap kecil dan mudah prosesnya. Padahal, kecil atau besar tetap hakikatnya adalah kelebihan yang muncul dari proses utang piutang yang Allah golongkan sebagai 7 DOSA BESAR.
Nabi Muhammad SAW bersabda:
"Jauhi tujuh perkara yang membinasakan (MEMBAWA PADA KEHANCURAN), diantaranya... memakan RIBA"
[HR Bukhari 2766 & Muslim 89]
Mungkin dengan kejadian ini, Allah ingin membukakan mata hati kami, juga seluruh orang yang menyaksikan persidangan ini, betapa RIBA mampu membawa pada kehancuran.
Dimulai dari utang piutang 20 tahun lalu, paman kami memiliki kredit macet di Bank yang memiliki program KUR dengan bunga yang rendah.
Tapi serendah apapun bunga yang diberikan bank untuk menolong, qadarullah utang tersebut tetap tidak bisa terbayar. (#1 bukti RIBA sekecil apapun membinasakan)

Untuk menutup kredit macet tersebut, paman meminta tolong adik perempuan dan suaminya ( yang sekarang menjadi pihak pemuntut ) untuk dipinjamkan uang sebesar 42jt.
Setelah 20 tahun lebih, bibi dan suaminya beberapa bulan lalu menagih hutang tersebut. Paman kami yang meminjam selama ini memang sepertinya belum mampu membayar dan kami keluarga besar sama sekali tidak tahu menahu tentang pinjaman tersebut.
Karena dahulu prosesnya hanya disaksikan amih, yang diminta pertolongan untuk menjadi penjamin dan bersedia memberikan sertifikat rumah untuk membantu anaknya dari lilitan hutang .
Paman kami keberatan membayar hutang sebanyak 42jt tersebut, apalagi setelah dikonversi ke harga emas dan dihitung apabila dipakai untuk modal kerja, modal usaha selama sekian puluh tahun akhirnya nilai itu menjadi berlipat-lipat hingga keluar angka 1.8M (#2 RIBA pangkal kebinasaan)

Selain itu karena merasa baru mendapatkan pinjaman setengah dari yang disepakati. Paman kami yang berhutang enggan membayar seluruh hutang tersebut.
Akhirnya saat ini berlarutlah masalah piutang piutang antara adik dan kakak ini ke meja persidangan. Dengan menuntut amih sebagai pemberi jaminan. (#3 Riba membinaskan tali persaudaraan, bahkan tali kasih antara ibu dan anak)

Yang menggugatpun pada dasarnya hari ini sedang terlilit hutang RIBA sampai hampir habis seluruh hartanya. (#4 bukti RIBA mampu menghancurkan harta yang telah dibangun dengan susah payah)
ﻣَﺎ ﺃَﺣَﺪٌ ﺃَﻛْﺜَﺮَ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺮِّﺑَﺎ ﺇِﻻَّ ﻛَﺎﻥَ ﻋَﺎﻗِﺒَﺔُ ﺃَﻣْﺮِﻩِ ﺇِﻟَﻰ ﻗِﻠَّﺔٍ
"Siapapun yang memperbanyak hartanya dari RIBA maka ujung akhir urusannya adalah kemiskinan." [HR. Ibnu Majah 2365]

Membuat tamak hatinya, mencari jalan keluar dengan jalan apapun, sampai harus menjadikan ibu sebagai alat pancingan dengan menggiringnya ke meja persidangan.
(#5. Bukti RIBA membinasakan hati nurani dan menjadikan mereka seperti hilang ingatan)

Mungkin ini gambaran dari firman Allah Ta’ala ,
الَّذِينَ يَأْكُلُونَ الرِّبَا لَا يَقُومُونَ إِلَّا كَمَا يَقُومُ الَّذِي يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطَانُ مِنَ الْمَسِّ
“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) gila.” (QS. Al Baqarah: 275)
Jelas sudah, kejadian ini telah Allah sematkan hikmah yang tentu menjadi ibrah bagi semua, mengapa Allah sampai mengharankan RIBA!!!
ﺍَﻟَّﺬِﻳْﻦَ ﻳَﺄْﻛُﻠُﻮْﻥَ ﺍﻟﺮِّﺑٰﻮﺍ ﻟَﺎ ﻳَﻘُﻮْﻣُﻮْﻥَ ﺍِﻟَّﺎ ﻛَﻤَﺎ ﻳَﻘُﻮْﻡُ ﺍﻟَّﺬِﻱْ ﻳَﺘَﺨَﺒَّﻄُﻪُ ﺍﻟﺸَّﻴْﻄٰﻦُ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻤَﺲِّ ؕ ﺫٰ ﻟِﻚَ ﺑِﺎَﻧَّﻬُﻢْ ﻗَﺎﻟُﻮْۤﺍ ﺍِﻧَّﻤَﺎ ﺍﻟْﺒَﻴْﻊُ ﻣِﺜْﻞُ ﺍﻟﺮِّﺑٰﻮﺍ ﻭَﺍَﺣَﻞَّ ﺍﻟﻠّٰﻪُ ﺍﻟْﺒَﻴْﻊَ ﻭَﺣَﺮَّﻡَ ﺍﻟﺮِّﺑٰﻮﺍ ؕ ﻓَﻤَﻦْ ﺟَﺎٓﺀَﻩٗ ﻣَﻮْﻋِﻈَﺔٌ ﻣِّﻦْ ﺭَّﺑِّﻪٖ ﻓَﺎﻧْﺘَﻬٰﻰ ﻓَﻠَﻪٗ ﻣَﺎ ﺳَﻠَﻒَ ؕ ﻭَﺍَﻣْﺮُﻩٗۤ ﺍِﻟَﻰ ﺍﻟﻠّٰﻪِ ؕ ﻭَﻣَﻦْ ﻋَﺎﺩَ ﻓَﺎُﻭﻟٰٓﺌِﻚَ ﺍَﺻْﺤٰﺐُ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ ﻫُﻢْ ﻓِﻴْﻬَﺎ ﺧٰﻠِﺪُﻭْﻥَ
Orang-orang yang memakan RIBA tidak dapat berdiri, melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan karena gila. Yang demikian itu karena mereka berkata bahwa jual beli sama dengan RIBA. Padahal, Allah telah menghalalkan jual-beli dan MENGHARAMKAN RIBA.
Barang siapa mendapat peringatan dari Tuhannya, lalu dia berhenti, maka apa yang telah diperolehnya dahulu menjadi miliknya dan urusannya (terserah) kepada Allah. Barang siapa mengulangi, maka mereka itu penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya. [QS. Al-Baqarah: Ayat 275]

Mohon diaminkan oleh semua yang membaca tulisan ini. Agar kami mampu melewati dengan mengundang ridho Allah disetiap prosesnya. Dan tentu menjadi pembelajaran berhagra bagi semua.
Khusus buat Amih... Kanyaah Dian...
Hatur nuhun sudah tegar menjalani proses sulit ini. Tidak mudah menghadapi kenyataan, anak yang telah dikandung dan dilahirkan dengan susah payah, sekarang harus mengajak amih berhadapan di muka persidangan. Hanya karena kelalayan sebagian dari kami anak cucumu.
Jika semua mempertanyakan apakah anak mantumu itu tidak takut akan pengadilan akhirat? Justru saat itu pula kami menyaadari bahwa kami yang sekarang merasa ada di pihak benar dan ada disisimu untuk membela, akan dimintakan juga pertanggung jawaban di akhirat;
Sudah tepatkah cara kami menghadapi ujian ini?
Jangan-jangan selama prosesnya, kami justru hanya belajar keburukan karena terlalu fokus dengan keburukan mereka.
Doakan ya mih, kami mampu lebih bijak menghadapi tuntutan mereka ke amih. Menjadi hujjah di hadapan Allah kami telah membalas keburukan mereka dengan cara yang lebih baik.
Menjadi amal shaleh yang melangit bagi setiap jiwa yang diuji...
Doakaaaan... Semoga kejadian ini menjadi moment kebaikan untuk semua yang menyaksikannya.
Mereka yang menuntut, bisa belajar kebaikan dari kita keluarga besar yang dituntut.
Keluarga yang dituntut semoga tidak belajar membalas keburukan dengan keburukan.
Menteladani Rasulullah, beliau tidak menghadapi keburukan dengan kemarahan, apalagi dendam dan sindiran.
Ketika beliau diludahi, dicaci, kepala di injak, dilempar kotoran hingga malaikat jibril menangis melihatnya.
Jibril menawarkan Rasulullah untuk menimpakan satu dua buah gunung kepada penduduk thaif yang telah berlaku kasar teehadap kekasih Allah tersebut .
Namun Rasulullah menolak tawaran Jibril dan melarang Jibril melakukannya:
"Jangan engkau lakukan wahai Jibril. Mereka memperlakukan aku seperti ini karena mereka belum tahu. Aku harap suatu saat nanti, keluar dari sulbi-sulbi mereka kebaikan serta keturunan yang akan menjadi pengikut agama Allah ini".
Keburukan dibalas dengan sifat-sifat baiklah yang dicontohkan Rasulullah. Insha Allah akhirnya akan baik, seperti kemenangan beliau hingga mampu menjadikan kita bangga sebagai muslim hingga saat ini.
Mudah-mudahan kita semua tidak mengingkari ilmu yang sudah beliau contohkan dengan dalih kita hanya manusia biasa. Bukan Rosul Allah..
Padahal salah satu dari rukun iman itu adalah iman kepada Rasul Allah, yang diutus Allah sebagai teladan bagi umatnya, dan rahamat bagi semesta.
Mintakan ke Allah ya mih, mampaukan kami Meneladani Rasulullah dan menjadikan kami bagian dari rahmat bagi semesta...
Rahmat bagi sang penuntut yang miskin ilmu, yang sedang gundah gulana karena dunia, yang begitu menuhankan harta sampai tamak dan hilang ingatan.
Jika bukan dimulai dari kita keluarganya siapa lagi yang akan menolong mereka yang sedang tersesat ini?
Bismillah kita lebih Bijak membalas keburukan mereka dengan setitik kasih sayang, rangkulan hangat dan ilmu Allah yang terkandung dari setiap interaksi kita dengan mereka.
Sesuangguhnya harta yang tengah mereka perebutkan dengan cara tidak baik itu, dari awal telah hilang keberkahannya.
Tidak akan menjadi kebaikan bagi siapapun yang menang, sebelum semua dari kita bisa mengambil kebaikan dari kasus ini dengan cara yang baik.
Ikhlaskan... Ikhlaskan karena Allah...
Doakan ya mih, Semua ujian Allah ini menjadikan tidak hanya kami, tapi juga anak amih lainnya yang sekarang menjadi sebab ujian, mampu menjadikan Moment ini untuk berhijrah menjadi pribadi-pribadi yang lebih hanif.
Sehat amiiih, barokah di umur senjamu Allah pilih amih dijadikan pembuka tabir ilmu bagi kami anak cucu, juga semua orang yang menyaksikan ....
Barakallah...
16:17 | 0 comments | Read More

Islamic Sunday Chapter Cipanas: Pemuda Islam Penakluk Dunia

Written By Yayasan Peduli Remaja Mentari on Tuesday, March 21, 2017 | 19:17


✨*Save The Date*✨

🌏Pemuda *ISLAM* Penakluk *_Dunia_*🌏
#IslamicSunday

Untukmu #PemudaBawaPerubahan
Yuk hadir dan agendakan..

📆 Ahad, 26 Maret 2017
🕗 08.00 - Selesai
🏠 Toko Rabbani Cipanas (Lantai 2

With :
Akhrie Ramadayanto, Lc. (Trainer Motivasi Islam)

100% free


💭 Bila majelis ilmu dan guru masih ragu untuk kau buru, lalu dengan cara apa lagi Allah bukakan jalan untukmu.
~~~~~~~
Yayasan Peduli Remaja Mentari Cianjur

More information:
☎ WA : 08567998228
📲 Facebook : Ypr Mentari Cianjur
📸 Instagram : @ypr_mentari
19:17 | 0 comments | Read More

Islamic Sunday Chapter Cianjur: Together Until JANNAH

Written By Yayasan Peduli Remaja Mentari on Friday, March 17, 2017 | 14:31

🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃🍂

YPR Mentari Present:

🎊 ISLAMIC SUNDAY 🎊
〰〰〰〰〰〰〰〰

REMAJA PEDULI

Kapan nich??
Hari dan Tanggal: Ahad, 19 Maret 2017
Pukul:  09.00 WIB sd 12.00
Tempat:  Bukit Kalimaya Indah Pasir Gede Raya Cianjur

Yuuuk sobat bersama sama kita isi liburanmu untuk meniti jejak menuju surga dengan keridhoanNya..😉

Dengan tema : TOGETHER until JANNAH bersama narasumber: Kang Hilal Al Faruq, ST.

Wajib kepo untuk yang satu ini, don't miss it!! G R A T I S 😉

Note :
☄ dapatkan ilmunya
☄ serbu aneka doorprizenya
☄ cendera mata gantunga kunci cuma²
☄ discount tiket masuk bagi sobat² yang mau  berenang  (bawa baju ganti, makan siang)

📲 Pastikan kehadirannya:
Ketik Nama (spasi) Asal sekolah
kirim ke:  081573780773 (ika haryati)

🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃🍂
14:31 | 0 comments | Read More

Mendikbud Larang Siswa Lakukan Skip Challenge

Written By Yayasan Peduli Remaja Mentari on Wednesday, March 15, 2017 | 19:57


Skip Challenge adalah menekan dada secara keras-keras dalam waktu beberapa detik hingga tak sadarkan diri.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy melarang para siswa melakukan skip challenge yang marak beredar di media sosial. Untuk bisa mencegah para siswa mencontoh hal tersebut, para guru dan kepala sekolah diminta memberi perhatian terhadap kegiatan siswa di lingkungan sekolah.

“Skip challenge sangat berbahaya bagi siswa, dan ini harus diberikan larangan keras. Guru dan Kepala Sekolah perlu memberikan perhatian khusus,” kata Muhadjir, dikutip Sabtu (11/3).

Ia menilai, permainan tersebut sangat membahayakan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Menurutnya, apa yang dilakukan di usia anak-anak akan memberikan dampak yang sejalan saat sudah tua.

“Permainan tersebut sangat membahayakan, dan akan berdampak buruk bagi kesehatan siswa. Sekolah harus menghentikan aktivitas yang membahayakan,” tegasnya.

Saat ini sedang viral video yang mempertunjukkan siswa melakukan tantangan skip challenge atau pass out challenge.

Tantangan ini dilakukan dengan cara menekan dada sekeras-kerasnya selama beberapa waktu sehingga menyebabkan pelakunya kejang dan pingsan.

Banyak siswa menganggap bahwa aktivitas tersebut merupakan pengalaman yang menegangkan dan menyenangkan.

Tetapi, tanpa disadari oleh para siswa tersebut, mereka pingsan karena asupan oksigen ke otak terhenti beberapa saat. Hal itu dapat menyebabkan kerusakan sel-sel otak, dan berakibat fatal seperti terjadinya kerusakan otak atau kelumpuhan organ-organ vital lainnya. (cnnindonesia.com/pojoksatu.id)
19:57 | 0 comments | Read More

Remaja Kita Sudah Mandeg Berpikir?

Written By Yayasan Peduli Remaja Mentari on Monday, March 13, 2017 | 20:13


DALAM sebuah forum training yang diikuti murid-murid SMP di Depok, saya menemukan satu fakta yang sebenarnya berdampak serius bagi masa depan generasi muda. Tapi tidak begitu disadari sebagai masalah serius oleh kita pada umumnya, apa itu? Berpikir.

Ada beberapa bukti mengenai hal ini. Coba tanyakan kepada mereka tentang pemain sepak bola, sekejap pun mereka bisa menjawab. Tetapi, tanyakan kepada mereka tentang Umar Bin Khattab, Sayyidina Ali bin Abi Thalib, Sultan Muhammad al Fatih, atau siapapun tokoh penting dalam sejarah Islam, satu jam pun mereka tidak akan bisa mengutarakan jawaban.

Mengapa bisa?

Sederhana jawabannya, indera dan akal mereka banyak diisi oleh hal-hal yang populer sekarang. Sementara di kelas, mereka tak lebih dari sekadar menjadi pendengar yang baik dari paparan guru tentang segala macam pelajaran. Di sisi lain, guru pada umumnya juga tidak mengajarkan bagaimana membangun tradisi berpikir.

Sangat berbeda dengan apa yang terjadi pada zaman Nabi. Sekalipun masih remaja, kemampuan berpikir mereka sudah sangat luar biasa.

Keislam-an Ali bin Abu Tholib

Suatu kisah menuturkan. Suatu saat Ali yang kala itu masih berusia di bawah 10 tahun melihat Rasulullah dan Siti Khadijah melaksanakan shalat. Melihat itu, Ali terusik pikirannya, lalu memberanikan diri bertanya kepada mereka berdua. “Apa yang Anda berdua lakukan?”

Maka Rasulullah menjawab, “Kami sedang melaksanakan shalat.” Kemudian Ali bertanya lagi “Lalu kepada siapakah kalian menyembah?” Rasul menjawab, “Kepada Allah Ta’ala, Rabb semesta alam.”

Rasul pun bertanya, “Wahai Ali tidakah engkau pernah berpikir bahwa Allah Maha Esa itu lebih baik dari berhala-berhala yang disembah?”

Ali menjawab, “Aku sangat tertarik kepada apa yang Anda berdua lakukan, tetapi izinkan aku untuk bertanya dahulu kepada ayahku yaitu Abu Thalib”.

Sekejap kemudian Ali beranjak. Dan, ketika baru tiga langkah Ali beranjak, Ali berbalik, seraya berucap kepada baginda Nabi, “Ya Rasulullah sesungguhnya Allah Ta’la ketika menciptakan aku tidak bermusyawarah dengan Abu Thalib. Lantas untuk menyembah Allah, mengapa aku mesti bermusyawarah dengan Abu Thalib.”

Ini ungkapan yang sangat cerdas. Kita mungkin dibuat bertanya-tanya, bagaimana pada usia yang belum genap 10 tahun, seorang Ali bisa berpikir sedemikian dalam?

Pergaulan

Kalau kita bertanya, mengapa Sayyidina Ali bisa seperti itu? Jawabannya sederhana, karena putra Abu Thalib itu bergaulnya memang bersama Nabi. Dalam benaknya mungkin tersirat pertanyaan, mengapa Nabi Muhammad tidak sama dengan masyarakat umumnya, menyembah berhala dan melakukan tradisi-tradisi jahiliyah.

Perilaku Nabi menjadi pemicu Ali terus bertanya-tanya. Sampai pada saat melihat beliau mendirikan sholat. Dan, itu tentu tidak dilihat secara kebetulan, tetapi sudah amat sering, sehingga semakin dilihat semakin menambah rasa penasarannya.

Bandingkan dengan remaja masa kini. Mereka mungkin melihat orang tua atau gurunya sholat. Tetapi, waktu mereka bersama televisi, smartphone, internet, game-online, teman dan sebagainya jauh lebih intens, sehingga ketertarikan mereka lebih pada apa yang menyenangkan. Akibatnya, mereka tidak pernah terpancing untuk mendalami masalah penting dalam agama ini.

Bagaimana mereka bisa berpikir, waktu kecilnya banyak dihabiskan nonton film, tragisnya, film yang dilihat adalah Doraemon, yang menyajikan kehidupan begitu mudah dengan adanya kantong ajaib. Sepintas seperti tidak berhubungan, tetapi bukankah manusia akan berpikir dari apa yang paling sering dilihatnya.

Benarlah ungkapan yang mengatakan bahwa, “Satu kesalahan yang dipresentasikan terus-menerus akan dianggap sebagai kebenaran. Dan, satu kebenaran yang tidak pernah dipresentasikan secara intens akan dianggap sebagai kesalahan.”

Sayyidina tidak melihat melainkan perilaku Nabi, maka akalnya pun terangsang berpikir hal-hal mendalam. Wajar jika kemudian Sayyidina Ali disebut sebagai Babul ‘ilm (Pintunya Ilmu.” Ketajamannya berpikir sangat luar biasa.

Dengan kata lain, penting bagi semua pihak, utamanya orang tua dan guru untuk menjaga pergaulan anak-anak kita. Latih mereka untuk berpikir dengan mendiskusikan sejarah dan membandingkan kondisi zaman Nabi dengan saat ini. Bahkan orang tua atau guru harus sabar, telaten dan serius menjawab pertanyaan-pertanyaan anak-anak itu, terutama jika yang ditanyakan adalah hal-hal yang substansial.

Mungkin, pernyataan entrepreneur muda seperti Muhammad Assad perlu disampaikan kepada remaja masa kini. Berteman silakan dengan siapa saja. Tetapi bergaul harus dengan yang bisa menjamin masa depan kita (dunia-akhirat).

Silakan pegang smartphone tapi Al-Qur’an harus selalu dibaca, ditadabburi, dan diamalkan. Silakan berselancar ria untuk menambah wawasan di internet, tetapi sholat jangan pernah ditinggalkan. Silakan berkunjung kemana-mana, tetapi masjid harus menjadi yang favorit. Seandainya ini menjadi tradisi remaja kita, Insya Allah kemampuan berpikir mereka akan sangat luar biasa.

Latihan

Namun demikian menghidupkan tradisi berpikir itu tidak mudah. Jangankan kepada remaja, orang dewasa saja butuh waktu. Tetapi, kita bisa mengembangkan metode bagaimana mendidik akhlak dan moral mereka dengan memerintahkan mereka untuk biasa bertanya, terutama dalam pergaulan mereka sehari-hari bersama temannya.

“Nak kalau ada temanmu ngajak pergi, tanyakan padanya, “Pergi kemana, untuk apa, dan apakah ini diridhoi Allah atau tidak? Jadi jangan asal ikut, pastikan itu baik bagi kamu dan Allah ridho ya nak.” Sepertinya sederhana, tetapi tidak ada yang luar biasa yang tak berawal dari hal sederhana. Dengan begitu anak tidak mudah ikut-ikutan.

Kemudian, ajak mereka untuk segera meningkatkan level belajarnya. Misalnya, “Nak, Alhamdulillah kamu sudah bisa mengaji. Sekarang saatnya kamu pelajari terjemahan apa yang sudah bisa kamu baca dari Al-Qur’an, sehingga kamu bisa lebih memahami makna dan kandungannya.”

Tentu masih bisa dikembangkan pada aspek lainnya. Prinsipnya, mari ajari remaja dan generasi muda kita untuk bisa berpikir, sebagaimana remaja dan pemuda berpikir di zaman Rasulullah. Jika, kehebatan itu pernah tampil di pentas sejarah dunia, bukan mustahil kita mengikutinya. Wallahu a’lam.*  (Hidayatullah.com)

Penulis aktiv menulis di berbagai media massa
20:13 | 0 comments | Read More

Wasiat dan Pesan Penting Nabi Untuk Pemuda Muslim


MENGELOLA masa muda agar memili karakter kuat dalam keagamaan, merupakan suatu perjuangan yang tidak mudah dan sederhana. Sebab pertentangan yang paling berat dan sulit serta menantang dalam fase kehidupan kita adalah menundukkan masa muda untuk tumbuh dalam beribadah kepada Allah (syaabun nasya-a fi ‘ibadatillah).

Dorongan kebaikan dan keburukan sama kuatnya. Semakin sering kita kalah dalam menghadapi godaan, seperti itulah akhir kehidupan kita. Semakin sering kita menang dalam pertarungan melawan musuh internal dan eksternal, akan seperti itulah akhir/ending kehidupan kita.

Itulah sebabnya Rasulullah menyebutkan di antara tujuh golongan yang memperolah naungan pada saat tiada naungan kecuali naungan dari-Nya pada hari kiamat adalah pemuda yang tumbuh dalam kerangka beribadah kepada Allah Subhanahu Wata’ala.

Pemuda yang ingin sukses adalah pemuda yang pandai memanfaatkan peluang masa mudanya untuk maju dan berubah.Ia menyadari bahwa peluang itu tidak akan berulang. Ia memanfaatkan masa muda sebelum datang masa lemahnya (tua), masa sehat sebelum sakitnya, masa lapang sebelum sempitnya, masa terang sebelum masa gelapnya.

Ada ungkapan dalam sastra Arab yang melukiskan sebuah penyesalan di masa beruban. “Aduhai alangkah indahnya jika masa muda kembali lagi hari ini, akau akan menceritkan kepahitan pada masa beruban.”

Mencermati dinamika kehidupan yang fluktuatif dan terus berubah, para pemuda Muslim dituntut memiliki modal kuat khususnya dari ajaran Islam, agar kelak di masa tua tak menyesal.

Setidaknya ada beberapa kemampuan yang perlu dimiliki para pemuda Muslim hari ini; mencakup daya pikir (ijtihad), daya kalbu (mujahadah), dan daya raga (jihad) dalam arti yang seluas-luasnya.Termasuk jihad peradaban (kehidupan) di mana memilih hidup dalam kemuliaan Islam dan meninggal dalam keadaan husnul khatimah.

Jagalah Allah
عَنْ أَبِي الْعَبَّاسِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ: كُنْتُ خَلْفَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْماً، فَقَالَ: يَا غُلاَمُ إِنِّي أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ: اْحْفَظِ اللهَ يَحْفَظْكَ، احْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ، إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللهَ وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللهِ، وَاعْلَمْ أَنَّ اْلأُمَّةَ لَوْ اجْتَمَعَتْ عَلَى أَنْ يَنْفَعُوْكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَنْفَعُوْكَ إِلاَّ بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ لَكَ، وَإِنِ اجْتَمَعُوا عَلَى أَنْ يَضُرُّوْكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَضُرُّوْكَ إِلاَّ بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ عَلَيْكَ، رُفِعَتِ اْلأَقْلاَمُ وَجَفَّتِ الصُّحُفُ [رواه الترمذي وقال: حديث حسن صحيح وفي رواية غير الترمذي: احْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ أَمَامَكَ، تَعَرَّفْ إِلَى اللهِ فِي الرَّخَاءِ يَعْرِفْكَ فِي الشِّدَّةِ، وَاعْلَمْ أَنَّ مَا أَخْطَأَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُصِيْبَكَ، وَمَا أَصَابَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُخْطِئَكَ، وَاعْلَمْ أَنَّ النَّصْرَ مَعَ الصَّبْرِ، وَأَنَّ الْفَرَجَ مَعَ الْكَرْبِ وَأَنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْراً].

Dari Abu Al ‘Abbas, ‘Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu anhu, ia berkata: Pada suatu hari saya pernah berada di belakang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda: “Wahai anak muda, aku akan mengajarkan kepadamu beberapa kalimat: Jagalah Allah, niscaya Dia akan menjaga kamu. Jagalah Allah, niscaya kamu akan mendapati Dia di hadapanmu. Jika kamu minta, mintalah kepada Allah.Jika kamu minta tolong, mintalah tolong juga kepada Allah. Ketahuilah, sekiranya semua umat berkumpul untuk memberikan kepadamu sesuatu keuntungan, maka hal itu tidak akan kamu peroleh selain dari apa yang sudah Allah tetapkan untuk dirimu. Sekiranya mereka pun berkumpul untuk melakukan sesuatu yang membahayakan kamu, niscaya tidak akan membahayakan kamu kecuali apa yang telah Allah tetapkan untuk dirimu. Pena-pena telah diangkat dan lembaran-lembaran telah kering.” (HR. Tirmidzi). (dari Syarh Hadits Ke-19 Arbain an Nawawiyyah)

Makna ‘menjaga Allah’ dalam hadits di atas adalah menjaga hak-hak Allah, perintah-perintah, dan larangan-laranganNya.Karena Allah sendiri tidak butuh dengan penjagaan siapapun, bahkan Dialah yang Menjaga seluruh makhluk di alam semesta.

Hak Allah yang paling pertama harus dijaga oleh seorang hamba adalah tauhid.Tauhid adalah penentu utama seseorang untuk masuk surga atau neraka. Hal yang pertama dinilai adalah: apakah ia mensekutukan Allah (berbuat syirik) atau tidak, sesuai dengan hadits:

مَنْ لَقِيَ اللَّهَ لَا يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ لَقِيَهُ يُشْرِكُ بِهِ دَخَلَ النَّارَ

“Barangsiapa yang bertemu dengan Allah tidak mensekutukanNya dengan suatu apapun, maka ia masuk Jannah (surga). Barangsiapa yang bertemu denganNya mensekutukanNya dengan sesuatu, maka ia masuk anNaar (neraka).” (H.R Muslim).

Di antara hak-hak Allah yang paling agung yang wajib dijaga oleh seorang hamba adalah memurnikan segala bentuk ibadah hanya kepada-Nya.Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata kepada Mu’adz, “Wahai Mu’adz, tahukah engkau apa hak Allah atas hamba-Nya?”Mu’adz menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.”Kemudian Rasulullah bersabda, ‘Hak Allah atas hamba-Nya adalah beribadah hanya kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya.” (HR. Bukhari: 2856 dan Muslim: 48)…

Jagalah tauhid (keimanan) dari kemusyrikan (selingkuh dengan Allah SWT), niscaya Allah akan menjaga kita agar tidak terjerumus ke neraka.

مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ

… Barangsiapa yang mensekutukan Allah, maka Allah haramkan baginya surga, dan tempat tinggalnya adalah neraka… (Q.S al-Maidah (5) :72)..

Setelah tauhid, penentu berikutnya adalah jagalah syariat (sholat). Jika baik sholatnya, maka akan baik seluruh amalannya.

Jagalah shalat, niscaya Allah akan menjaga kita

مَنْ حَافَظَ عَلَيْهَا كَانَتْ لَهُ نُورًا وَبُرْهَانًا وَنَجَاةً مِنَ النَّارِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ، وَمَنْ لَمْ يُحَافِظْ عَلَيْهَا لَمْ يكُنْ لَهُ نُورٌ ، وَلاَ بُرْهَان ، وَلاَ نَجَاة وَكَانَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَعَ قَارُونَ ، وَفِرْعَونَ ، وَهَامَانَ ، وَأُبَيِّ بْنِ خَلَفٍ

“Barangsiapa yang menjaganya (sholat) maka ia akan memiliki cahaya, penjelas, dan keselamatan dari anNaar pada hari kiamat. Barangsiapa yang tidak menjaganya, ia tidak akan memiliki cahaya, penjelas, dan keselamatan dan pada hari kiamat akan dikumpulkan bersama Qarun, Firaun, Haaman, dan Ubay bin Kholaf.”  (H.R Ahmad)

Jagalah Allah, niscaya Allah akan menjaga kita di dunia dan di akhirat

Jaga larangan-larangan Allah jangan dilanggar, dan jaga perintah-perintahNya jangan ditinggalkan. Demikian juga termasuk dalam upaya menjaga Allah adalah menjaga lisan dari segala bentuk kedustaan, perkataan kotor, adu domba, menggunjing, dan menjaga kemaluan serta menundukkan pandangan.

Rasulullah shallallahu ‘alihi wasallam bersabda;

“Jika kalian bisa menjamin enam hal, maka aku akan jamin kalian masuk surga: [1] Jujurlah dalam berucap; [2] tepatilah janjimu; [3] tunaikanlah amanatmu; [4] jaga kemaluanmu; [5] tundukkan pandanganmu; [6] dan jaga perbuatanmu.” (HR. Al Hakim:8066 dan Ibnu Hibban: 107)

Doa Meminta Penjagaan dari Allah pada Seluruh Sisi

Disunnahkan untuk membaca doa pagi petang yang tidak pernah ditinggalkan oleh Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam guna memohon penjagaan dari Allah pada seluruh penjuru:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي دِينِي وَدُنْيَايَ وَأَهْلِي وَمَالِي اللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِي وَآمِنْ رَوْعَاتِي اللَّهُمَّ احْفَظْنِي مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ وَمِنْ خَلْفِي وَعَنْ يَمِينِي وَعَنْ شِمَالِي وَمِنْ فَوْقِي وَأَعُوذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحْتِي

“Ya Allah sesungguhnya aku meminta kepadaMu ‘afiat (keselamatan dari segala keburukan) di dunia dan di akhirat.Ya Allah sesungguhnya aku meminta kepadaMu pemaafan dan ‘afiat pada agamaku dan kehidupan duniaku, keluarga, dan hartaku.Ya Allah tutuplah aurat-auratku, berikan rasa aman padaku. Ya Allah jagalah aku dari arah depan, belakang, kanan, kiri, dari atas, dan aku berlindung pada keagunganMu agar aku tidak tersambar dari bagian bawahku.” (H.R Abu Dawud)

Beberapa Contoh Penjagaan Allah dalam Kehidupan Dunia

Barangsiapa yang menjaga Allah, menjauhi kemaksiatan-kemaksiatan di masa muda, Allah akan menjaga badannya di masa tua. Abu  Thoyyib at Thobary yang berusia melewati 100 tahun masih memiliki kekuatan yang luar biasa. Pernah suatu ketika ia melompat dari perahu ke tepi daratan, sehingga orang-orang di sekelilingnya mengkhawatirkan keadaanya yang sudah tua. Tapi beliau mengatakan :Tubuhku ini aku jaga dari kemaksiatan sejak muda, sehingga Allah menjaganya ketika aku sudah tua. (Dalam Jaami’ul Uluum wal Hikaam (1/186)).

Para ulama dikenal kuat menjaga hafalan, pemahaman, dan kefaqihannya di usia yang sudah sangat tua, terhindar dari kepikunan, di saat orang-orang lain seusianya sudah banyak yang lupa bahkan tidak mengenal lagi anak-anak dan orang terdekatnya.

Suwaid bin Ghoflah –salah seorang tabi’i yang pernah mengambil ilmu dari Abu Bakr, Umar, Utsman, dan Ali- masih kuat hafalannya dan menjadi imam pada sholat tarawih di bulan Romadhan pada saat usianya sudah 120 tahun (Riwayat Abu Nuaim dalam Hilyatul Awliyaa’ (4/175).

Harta kedua anak yatim dijaga Allah melalui perbuatan Nabi Khidhr yang menegakkan dinding rumahnya yang miring, sedangkan di bawah dinding tersebut terdapat simpanan harta mereka (Qur’an surat al-Kahfi ayat 82). Nabi Khidhir menyatakan bahwa ayah kedua anak yatim itu adalah orang yang sholeh. Para ulama menjelaskan bahwa inilah bukti bahwa keshalehan dan ketakwaan dari seseorang menjadi sebab Allah akan menjaga dirinya dan keturunannya.

Tentang kasus pagar halaman sebuah rumah itu adalah milik dua anak laki-laki yatim di negeri itu.Di bawah pagar rumah itu ada harta simpanan berharga milik kedua nak itu. Dahulu ibu bapaknya adalah orang-orang shalih. Tuhanmu ingin agar kedua anak itu mencapai umur dewasa, dan keduanya dapat mengeluarkan harta simpanan berharga itu sebagai rahmat dari Tuhanmu.Aku melakukan semua itu bukan karena kemauanku sendiri (QS. Al Kahfi (18) : 82).*/bersambung “Jika Engkau Meminta, Mintalah Kepada Allah”

Oleh : Sholih Hasyim
Penulis kolumnis hidayatullah.com, tinggal di Kudus, Jawa Tengah
20:06 | 0 comments | Read More

Siswa SMK Meninggal Setelah Minum Miras Oplosan

Innalillahi Wa Innailhi Raaji'un ... Seperti yang diberitakan oleh pojoksatu semoga menjadi pelajaran buat kita semuanya terkait kabar seorang Siswa SMK yang meninggal dunia setelah mengkonsumsi Minuman Keras oplosan.  Ditambah 2 teman lainnya yang ikut mengkonsumi, saat ini kritis dan menderita kebutaan. Peristiwa tersebut terjadi setelah Korban mengkonsumsi Miras Oplosan kemudian bermain futsal dan merasa pusing hingga meninggal dunia.

Padahal Allah SWT dalam Al-Qur'an sudah melarang Umat Islam untuk meminum Khmar (Bir atau Minuman Keras) dan berjudi karena itu adalah perbuat maksiat yang mengikuti langkah Syaitan Laknatullah:

Allah SWT berfirman, "Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu)," (QS. Al-Maadiah: 90-91).

Foto Korban Miras Oplosan (pojoksatu)

Untuk Sahabat Mentari, harusnya hal ini menjadi pembelajaran bahwa mengkonsumsi Minuman Keras sekalipun dibarengi dengan aktivitas berolahraga adalah sangat berbahaya buat kesehatan dan tentunya dilaknat oleh Allah SWT. Jika ada temannya yang mulai mencoba mencicipi minuman haram tersebut sebaiknya diingatkan dampaknya dan adzab yang pedih dari Allah SWT
19:50 | 0 comments | Read More