Powered by Blogger.

Panggilan Allah SWT

Written By Yayasan Peduli Remaja Mentari on Thursday, March 1, 2018 | 07:16

@Akhrie Rabbani

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَجِيبُوا لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ ۖ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ يَحُولُ بَيْنَ الْمَرْءِ وَقَلْبِهِ وَأَنَّهُ إِلَيْهِ تُحْشَرُونَ

Wahai orang-orang yang beriman! Penuhilah seruan Allah dan Rasul, apabila dia menyerumu kepada sesuatu yang memberi kehidupan kepadamu, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan.
(Al Anfal 24)

Sahabatku yang dicintai Allah swt...

Kalo ada orang lain yang memanggil nama kita. Apa yang akan kita lakukan. Pasti kita akan berpaling melihat orang yang memanggil kita tersebut. Dan segera merespon panggilannya.

Apalagi yang memanggil itu bukan sembarangan orang. Jika bapak bupati memanggil nama kita. Dengan segera kita akan menghadap bupati untuk memenuhi panggilannya.

Nggak usah bupati lah. Pimpinan di perusahaan tempat kita bekerja memanggil kita untuk datang ke kantornya jam sekian. Atau kita diundang untuk mengikuti meeting dengan pimpinan jam sekian.

Saya yakin setiap kita akan hadir pada meeting tersebut. Memenuhi undangan atau panggilan dari sang pimpinan.

Bahkan kita akan merasa tidak enak jika masuk ke ruangan meeting terlambat. Jangankan telat. Masuk bareng sama pimpinan saja kita sudah merasa malu.

Lalu bagaimana kalo yang memanggil itu yang memiliki seluruh isi langit dan bumi.

Yang menentukan nasib kita di akhirat. Surga atau ke neraka. Yang tak ada terjadi sesuatu di bawah kolong langit ini tanpa seizin-Nya.

Sudahkah kita sudah memenuhi panggilan tersebut? Bahkan panggilannya tidak hanya sekali. Tapi lima kali sehari semalam.

Dia selalu menunggu kedatangan Anda untuk menikmati jamuannya. Ketika Anda masih terlelap subuh. Ia menanti Anda untuk datang ke rumah-Nya ketika zuhur.

Ehh...Dia juga belum menemukan Anda di rumahNya. Ia sangat memuliakan orang orang yang datang ke rumah-nya dengan ampunan dosa. Dengan rezeki yang berlimpah. Dengan kesehatan fisik yang prima.

Temen temen...
Adakah kita malu ketika dipanggil oleh Allah swt. Tapi kita masih leha leha. Masih sibuk dengan kehidupan dunia kita. Padahal dunia ini berada dalam genggaman-Nya

Bagaimana Anda tidak memberikan waktu untuk-Nya. Padahal Ia yang menciptakan waktu.

Bagaimana Anda tidak memberikan waktu untuk menyembah-Nya. Padahal Dialah yang memberikan rezeki untuk kita.

Jika Anda sudah hadir memenuhi panggilan tersebut. Alhamdulillah...

Namun jika sampai detik ini kita masih saja enggan untuk datang memenuhi panggilanNya. Perbanyaklah mohon ampun. Karena bisa jadi kita belum mampu untuk datang ke rumah-Nya disebabkan beratnya dosa dosa kita.

Rasulullah saw mengatakan dalam sebuah haditnya.

Jika engkau melihat seseorang yang selalu menunaikan shalat berjamaah maka saksikanlah bahwa dia adalah orang beriman.

Shalat berjamaah adalah amalan yang sangat utama. Bahkan jika seandainya sholat kita tidak terlalu khusyu'. Maka Allah akan menyempurnakan pahala kita dengan pahala jamaah yang sholatnya khusyu'.

Musuh-musuh Islam tidak akan pernah takut kepada umat Islam. Mereka hanya takut jika umat Islam ini menunaikan shalat subuh mereka sebagaimana mereka melaksanakan sholat jum'at.

Bulatkan tekad kita untuk selalu hadir dalam panggilan Allah. Karena kita tidak tahu kapan maut akan menjemput kita.

Semakin cepat kita merespon panggilan Allah maka semakin cepat doa doa kita akan diijabah oleh Allah swt.

Bermanfa’at? Bantu Share yah…

Join Telegram : http://bit.ly/2iZSHLV
Follow Instagram : @akhrierabbani
07:16 | 0 comments | Read More

Terapi Istighfar

@Akhrie Rabbani

Jika kita punya salah sama seseorang. Pasti merasa tidak enak jika bertemu dengan orang tersebut. Hati kita akan selalu merasa gelisah dan gundah.

Hal itu akan terus terjadi setiap kali kita bertemu dengan orang tersebut. Hati kita baru akan merasa lega dan damai jika kita meminta maaf kepada orang yang kita sakiti tersebut.

Ada hal yang lebih penting dari itu semua. Yaitu cara kita meminta maaf kepada orang tersebut.

Kalo kita minta maaf dengan cara yang baik dan mengakui kesalahan kita. Serta berjanji kepada orang tersebut untuk tidak mengulangi perbuatan kita kepadanya.

Maka saya yakin orang tersebut akan memaafkan kita.

Tapi kalo cara kita meminta maaf dengan cara yang kasar dan tidak sopan. Alih alih orang tersebut akan memaafkan kita. Malah ia akan tambah sakit hati kepada kita.

Contohnya kita mengatakan kepada orang tersebut dengan intonasi suara yang super cepat dan datar :

Maaf, maaf, maaf, maaf, maaf, maaf, maaf, maaf, maaf, maaf,maaf, maaf, maaf, maaf,
Maaf, maaf, maaf, maaf, maaf, maaf, maaf, maaf, maaf, maaf,maaf, maaf, maaf, maaf,

Temen temen...
Lalu bagaimana kalo kita punya salah dan dosa kepada Allah Swt.

Tidakkah kita merasa gelisah di dalam hati kita?

Orang yang hatinya masih bersih maka ia akan merasakan hatinya berontak dan gelisah karena dosa yang ia lakukan.

Karena definisi dosa itu kata Rasulullah saw adalah apa yang membuat hatimu gelisah dan engkau tidak ingin dilihat oleh orang lain.

Maka jika ingin hati kita tenang kembali. Solusinya adalah dengan memperbanyak mohon ampun kepada Allah swt.

Sayangnya tidak banyak orang yang tahu cara mohon ampun kepada Allah swt.

Permohonan ampun kita mirip seperti kisah pertama di atas. Yang minta ampun kepada Allah dengan nada yang datar dan super cepat.

Tanpa kita sadari sering banget kita lakukan hal ini kepada Allah swt. Contohnya saja pas beres sholat. Baru beres salam kita langsung pergi. Tanpa memohon ampun terlebih dahulu.

"Astaghfirullah...Astaghfirullah...Astaghfirullah...Astaghfirullah...Astaghfirullah...Astaghfirullah...Astaghfirullah...Astaghfirullah...Astaghfirullah..."

Istighfar kita hanya sampe mulut saja. Belum istighfar yang berasal dari lubuk hati yang paling dalam.

Bagaimana kalo kita memohon ampun kepada Allah swt dengan nada penuh pengharapan. Sembari berharap dosa kita diampuni oleh Allah swt...

Kang Edi Sutisna dalam bukunya Sedekah Membabi Buta. Beliau menuliskan tentang Terapi Taubat.

Begini...
Silahkan temen temen ambil posisi duduk yang nyaman. Tarik nafas tahan dan keluarkan secara perlahan...
Lakukan berulang kali.

Kalo sudah ucapkanlah secara perlahan :

Astaghfirullahal adzhim...
Astaghfirullahal adzhim...
Astaghfirullahal adzhim...

Ya Allah...
Ampun...
Ampun...
Ampun...

Ampuni hamba Ya Allah...
Hamba banyak dosa ya Allah...

Ya Allah...
Ampun...
Hamba mohon ampun ya Allah...

Hamba takut akan siksa Mu...
Hamba takut neraka Mu...

Astaghfirullahal adzhim...
Astaghfirullahal adzhim...

Ampun ya Allah...
Ampun ya Allah...

Izinkan Hamba Mendekat kepada Mu
Kenalkan diri Mu kepadaku

Astaghfirullahal adzhim...

Ulangi terus menerus sampai Anda merasakan bahwa betapa lemahnya diri kita.

Cobalah untuk menangis...kalo belum bisa nangis. Coba terus kecilkan diri kita di hadapan Allah yang Maha Besar.

Ali bin Husain rahimahullah berkata:

إن الله يحب المؤمن المذنب التواب

"Sungguh Allah mencintai seorang mukmin berdosa yang bertaubat."

Bermanfa’at? Bantu Share yah…

Join Telegram : http://bit.ly/2iZSHLV
Follow Instagram : @akhrierabbani
07:14 | 0 comments | Read More

Innalillahi ... Dampak Nonton Video Porno, Anak Perempuan 8 Tahun Dilecehkan


Sahabat Mentari,

Kejadian heboh yang terjadi di Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor beberapa waktu yang lalu, menyisakan cerita yang cukup menyayat hati kita. Bagaimana tidak? 6 Anak Laki-laki dengan rentang usia 8-11 mencabuli 2 Anak Perempuan berusia 8 Tahun, Naudzubillah.

Setelah diusut ternyata, 6 anak lelaki tersebut sebelum kejadian suka menonton Video Porno yang diajak oleh Pria Dewasa berumur 25 Tahun. (Baca: Polisi Amankan Barang Bukti Ini dari Pria yang Ajak 6 Bocah Nonton Video Porno sebelum Cabuli Gadis Cilik)

Ya ... Umur 8 Tahun itu kurang lebih kelas 2 SD, baik Pelaku yang Bocah Laki-laki dan Korban Anak Perempuan. Mereka belum Baligh tapi sudah ingin mencoba Aktivitas Seks yang harusnya dilakukan oleh Pasangan yang sudah menikah.

Dampak dari Pornografi yang begitu merusak pikiran dan akal sehat, harusnya menjadi fokus bersama Umat Islam bahwa mendidik anak-anak untuk tidak menonton tayangan yang mengumbar aurat itu harus dilakukan sedari dini. Didik anak-anak kita dengan tuntunan Syariat terkait menjaga pandangan, agar terhindar dari syahwat yang menjurus kepada kemaksiatan. Jika sedari kecil bisa menjaga pandangan maka ketika Remaja dan Dewasa Insya Allah akan lebih mudah menjaga pandangan karena sudah punya dasar pemahaman agama yang kuat, akan tetapi jika dari kecil sudah biasa menonton tayangan dengan konten pornografi maka ketika besar nanti maka kemungkinan menjadi pelaku maksiat jauh lebih besar peluangnya. Naudzubillah ...

Jaga Pandangan, Cara Aman Pelihara Jiwa
Sebagai Muslim tentu kita semua sangat menyesalkan, mengapa kasus pemerkosaan dan tindakan asusila ini kian hari justru kian menjadi-jadi.

Akan tetapi, satu hal yang tidak bisa kita tunda adalah sesegera mungkin membentengi keluarga kita dari akar terjadinya segala macam bentuk tindak kemaksiatan, termasuk di dalamnya sebab utama sebuah pemerkosaan dan tindakan asusila terjadi.

Menundukkan Pandangan

قُل لِّلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ

“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.” (QS. An Nuur [24]: 30).

Menundukkan pandangan adalah perkara utama dan kunci dari keselamatan seorang Muslim dalam memelihara jiwa dan akalnya dari ‘jajahan’ hawa nafsu. Sepintas perintah ini seolah mudah alias gampang. Tetapi, kalau dipikir lebih dalam, ternyata perintah ini sangat penting untuk diamalkan.

Apalagi menjaga pandangan di zaman sekarang ini, betapa berat dan  sangatlah sulit.

Mengapa? Dalam sehari semalam, utamanya bagi mereka yang aktivitasnya di luar rumah, maka mata dalam situasi tertentu, mau tidak mau harus melihat hal-hal yang dilarang agama. Seperti melihat aurat kaum hawa dan lain sebagainya.

Jangan Ada Niat Buruk

Bagaimana ternyata jika upaya kita menjaga pandangan tidak benar-benar maksimal, karena memang sekarang gambar atau ‘perhiasan’ perempuan ada dimana-mana?

Kita harus tetap pada posisi tidak melampiaskan pandangan untuk menikmati hal-hal yang diharamkan Islam. Jika pemandangan haram itu tetap tidak bisa dihindari maka sungguh Allah Maha Mengetahui.

يَعْلَمُ خَائِنَةَ الْأَعْيُنِ وَمَا تُخْفِي الصُّدُورُ

“Dia mengetahui (pandangan) mata yang khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati.” (QS. 40: 19).

Menafsirkan ayat tersebut, Ibn Katsir mengatakan bahwa Allah memberikan kabar tentang ilmu-Nya yang sempurna dan meliputi segala sesuatu, baik yang terhormat dan yang hina, yang besar dan yang kecil, atau pun kasar dan yang lembut, agar manusia waspada terhadap pengetahuan-Nya kepada mereka.

lebih dari itu juga agar kita malu kepada Allah Ta’ala dengan sebenar-benarnya malu dan bertakwa kepada-Nya dengan sebenar-benar takwa, serta merasa diawasi-Nya dengan pengawasan orang yang mengetahui, bahwa Dia melihatnya.

Kemudian, Ibn Katsir mengutip penjelasan Ibn Abbas terhadap ayat tersebut. “Yaitu, seorang laki-laki yang masuk ke sebuah rumah yang salah seorang penghuninya terdapat wanita cantik, atau wanita itu sedang melewatinya. Jika mereka lengah, dia pun menoleh kepada wanita itu. Dan, jika mereka mengawasi, dia pun menahan pandangannya. Sesungguhnya Allah Ta’ala Maha Mengetahui hatinya yang berkeinginan, seandainya dia berhasil melihat auratnya.” (HR. Ibn Abi Hatim).

Kewajiban Muslimah

Jika pada ayat 30 dari Surah Al-Nur Allah memerintahkan secara gamblang kepada Muslim laki-laki untuk menundukkan pandangan. Maka pada ayat ke-31 Allah tidak saja memerintahkan Muslimah hanya menundukkan pandangan. Lebih jauh juga menutup perhiasan yang haram dilihat lelaki bukan mahrom.

“Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (QS. 24: 31).

Ayat tersebut secara eksplisit sangat panjang, selain karena tidak ada salah paham, rincian tersebut memberikan penegasan bahwa siapa saja Muslimah yang tidak hati-hati terhadap perhiasannya, maka sadar atau tidak, ia sedang dalam potensi bahaya yang berpotensi merusak diri dan masa depannya.

Oleh karena itu, dari hati yang terdalam, pihak mana pun harus mendukung Muslimah negeri ini untuk menutup auratnya, karena itu adalah perintah langsung dari Allah Ta’ala yang menciptakan manusia itu sendiri. Sungguh, tidak bisa dibayangkan betapa sangat murkanya Allah kepada siapa pun yang menghalangi kaum Muslimah menjalankan perintah Allah Ta’ala yang Maha Hidup Maha Benar lagi Maha Mengetahui.

Bahaya Melampiaskan Pandangan

Seorang konsultan keluarga pada sebuah majalah komunitas mengatakan bahwa menurut para pakar penyakit hati (qalbu), antara mata dan hati terdapat jalur penghubung. Manakala pandangan mata sudah rusak dan bobrok, hati pun ikut rusak dan bobrok serta menjad kotak sampah tempat berbagai najis dan kotoran.

Ia tidak layak lagi menjadi tempat bersemayamnya ma’rifat tentang Allah, kecintaan terhadap-Nya, ketundukan kepada-Nya dan ketentraman serta kegembiraan dengan dekat bersama-Nya. Qalbu seperti ini hanya akan diisi dengan keburukan demi keburukan.*

Referensi:
- hidayatullah.com
- jabar.pojoksatu.id
05:43 | 0 comments | Read More