Powered by Blogger.

Kapan Munculnya Tradisi Berkirim Kartu Di Hari Valentine?

Written By Yayasan Peduli Remaja Mentari on Wednesday, February 13, 2013 | 16:36



TRADISI mengirim kartu Valentine, sebenarnya tidak ada kaitan langsung dengan Santo Valentine. Riwayatnya, pada tahun 1415 M, Duke of Orleans yang dipenjara di Tower of London, bertepatan dengan perayaan hari gereja mengenang St. Valentine tanggal 14 Februari, mengirim kartu kepada isterinya di Perancis yang berisi puisi cinta. Oleh Geoffrey Chaucer, penyair Inggris, peristiwa itu dikaitkannya dengan musim kawin burung-burung dalam puisinya.
Lantas, bagaimana dengan ucapan “Be My Valentine?” yang sampai sekarang masih saja terdapat di banyak kartu ucapan atau dinyatakan langsung oleh pasangannya masing-masing? Ken Sweiger mengatakan kata “Valentine”berasal dari bahasa Latin yang mempunyai persamaan dengan arti: Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat, dan Yang Maha Kuasa”. Kata ini sebenarnya pada zaman Romawi Kuno ditujukan kepada Nimrod dan Lupercus, tuhannya orang Romawi.
Disadari atau tidak, demikian kata Ken Sweiger, jika seseorang meminta orang lain atau pasangannya menjadi “To be my Valentine?”, maka dengan hal itu sesungguhnya kita telah terang-terangan melakukan suatu perbuatan yang dimurkai Tuhan (mereka), karena meminta seseorang menjadi “Sang Maha Kuasa” dan hal itu sama saja dengan upaya menghidupkan kembali budaya pemujaan kepada berhala.
Adapun Cupid (berarti: the desire), disebut sebagai Dewa cinta. Ia digambarkan si bayi atau lelaki rupawan setengah telanjang yang bersayap dengan panah, ia adalah putra Nimrod “the hunter”dewa Matahari. Disebut tuhan Cinta, karena ia begitu rupawan, sehingga diburu banyak perempuan. Bahkan dikisahkan bahwa ibu kandungnya sendiri pun tertarik sehingga melakukan incest perzinahan dengan anak kandungnya itu!
Silang sengketa tentang siapa Santo Valentine ini juga terjadi di dalam Gereja Katolik sendiri. Menurut gereja Katolik seperti yang ditulis dalam The Catholic Encyclopedia (1908), nama Santo Valentinus paling tidak merujuk pada tiga martir atau santo (orang suci) yang berbeda, yakni: seorang pastur di Roma, seorang uskup Interamna (modern Terni), dan seorang martir di provinsi Romawi Afrika. Koneksi hubungan kisah antara ketiga martir ini dengan Hari Valentine juga tidak jelas.
Bahkan Paus Gelasius II, pada tahun 496 menyatakan bahwa sebenarnya tidak ada yang diketahui secara pasti mengenai martir-martir ini, walau demikian Gelasius II tetap menyatakan bahwa setiap tanggal 14 Februari merupakan hari raya peringatan Santo Valentinus.
Ada yang mengatakan bahwa, Paus Gelasius II sengaja menetapkan hal ini untuk menandingi hari raya Lupercalia yang dirayakan pada tanggal 15 Februari. Sisa-sisa kerangka yang digali dari makam Santo Hyppolytus di Via Tibertinus dekat Roma, diidentifikasikan sebagai jenazah St. Valentinus. Jenazah itu kemudian ditaruh dalam sebuah peti emas dan dikirim ke Gereja Whitefriar Street Carmelite Church di Dublin, Irlandia. Jenazah ini telah diberikan kepada mereka oleh Paus Gregorius XVI pada tahun 1836.
Banyak wisatawan sekarang yang berziarah ke gereja ini pada hari Valentine, di mana peti emas diarak dalam sebuah prosesi khusyuk dan dibawa ke sebuah altar tinggi di dalam gereja. Pada hari itu, sebuah misa khusus diadakan dan dipersembahkan kepada para muda-mudi dan mereka yang sedang menjalin hubungan cinta. Hari raya ini dihapus dari kalender gerejawi pada tahun 1969, dengan alasan sebagai bagian dari sebuah usaha gereja yang lebih luas untuk menghapus santo dan santa yang asal-muasalnya tidak bisa dipertanggungjawabkan, karena hanya berdasarkan mitos atau legenda.
Namun demikian, ternyata misa ini sampai sekarang masih dirayakan oleh kelompok-kelompok gereja tertentu. Sayangnya pemuda-pemudi muslim juga ikut-ikutan terjerumus ke dalam budaya paganisme agama katholik roma ini.
Jelas sudah, Hari Valentine sesungguhnya berasal dari mitos dan legenda zaman Romawi Kuno di mana masih berlaku kepercayaan paganisme (penyembahan berhala). Gereja Katolik sendiri tidak bisa menyepakati siapa sesungguhnya Santo Valentine yang dianggap menjadi martir pada tanggal 14 Februari. Walau demikian, perayaan ini pernah diperingati secara resmi Gereja Whitefriar Street Carmelite Church di Dublin, Irlandia dan dilarang secara resmi pada tahun 1969. Beberapa kelompok gereja Katolik masih menyelenggarakan peringatan ini tiap tahunnya. [Islam Pos]

0 comments:

Post a Comment