Powered by Blogger.

Studi Banding Manajemen Masjid Jogokariyan Jogjakarta

Written By Yayasan Peduli Remaja Mentari on Wednesday, November 15, 2017 | 12:18


Oleh Yayasan Bina Masjid Kota Depok
Edit by Admin Situs www.yprmentari.or.id

I. Pendahuluan/Pengamatan sekitar masjid Jogokryan Jogja 
  1. Sholat subuh meluber sampai ruang masjid tidak muat 
  2. Masyarakat berdatangan sholat ke masjid dari rumah-rumah serta gang-gang dan sebagainya nampak semangat ibadahnya 
  3. Ba’da sholat subuh, semua jamaah di kasih sarapan bubur terus ikut mendengarkan kajian subuh (materi kali ini tentang manajemen masjid/studi banding)   
  4. Saat ini yang studi banding ada dari 10 daerah 
  5. Masjid mendapatkan predikat terbaik Se-Indonesia 
  6. Karena banyaknya kunjungan studi banding, menggairahkan ekonomi masyarakat sekitar seperti guest house, hotel, lapak2 rumah makan besar kecil, butik-butik.  Serta Toko buku & herbal, biro perjalanan, dan sebagainya.
II. Tentang Pengurus Masjid 
  1. Memahami Masjid sebagai tempat ibadah diperlukan: Pertama, Kenyamanan dalam beribadah, seperti Imam yang mumpuni, banyak hafalan dan fasih bacaannya. Kedua Tempat wudlu dan toilet harus selalu bersih. Ketiga, Tempat Sholat nyaman: misal karpet, kipas angin dan AC. Keempat, Pengurus menjamin keamanan di masjid, utamanya sandal kalau sampai ada yang hilang akan diganti. 
  2. Keberhasilan masjid diawali dari Pengurus yang benar-benar menjadi Pegawai Allah. Tidak merasa berkuasa dan harus bisa memahami permasalahan dan apa maunya jamaah/masyarakat sekitar masjid
  3. Mindset pengurus masjid/majelis taklim yg perlu diluruskan.  Bahwa Pengurus  adalah pegawai Allah. Pegawai adalah pelayan yg bekerja untuk kepentingan majikannya. Siapakah majikan pengurus masjid/taklim? Allah SWT. 
  4. Penyakit yg ada pada pengurus masjid/taklim adalah mereka sebagai Penguasa, sehingga ini yang mesti kita luruskan cara berfikir kita tentang pengurus masjid/taklim. 
  5. Pengurus Masjid harus bisa memberikan suri tauladan kepada Jamaah. 
  6. Menumbuhkan rasa kepemilikan warga terhadap masjid bukan kelompok tertentu.
  7. Masyarakat sekitar masjid harus selalu dilibatkan sehingga mampu menimbulkan rasa memiliki masjid. 
  8. Mengutamakan target jumlah jamaah yang hadir ke masjid. Harus selalu maksimal. 
  9. Misi menjadikan masjid ramai dan berkah, pemersatu umat. 
  10. Pengurus harus bisa memahami apa permasalahan jamaah/masyarakat sekitar masjid. Apa maunya jamaah dan menghadapi semua dengan iman ikhlas & sabar. Misal : 
  • WC terbuka, siapa saja boleh menggunakan. Tidak ada orang ke WC yang iseng, sebab mereka terpaksa ke WC. Resikonya apa sih? Kotor atau keran air rusak, yah itulah tugas kita sebagai pegawai. Kalau barang rusak atau hilang beli lagi. insya Allah ada titik ada keluarnya. 
  • Keinginan BAB dan BAK adalah kebutuhan dasar dan sifatnya terpaksa, sehingga bisa dikatakan zholim pengurus masjid yang mengunci pintu toilet masjidnya, bahkan  sering memunculkan mudharat yg besar yaitu ada yang BAB dan BAK di sembarang tempat 
  • Tukang becak pakai WC dan tidak ikut solat, kita merasa jengkel. Berarti masih ada penyakit dalam hati kita/pengurus masjid. Padahal hidayah itu hak prerogatif Allah. Kita baru satu cara saja sudah memaksa Allah untuk memberi hidayah pada mereka padahal nabi-nabi sudah 1001 cara untuk menasehati kerabat terdekatnya, namun mereka tetap tak beriman. 
  • Insya Allah jika kita serius semaksimal mugkin sebagai pegawai Allah maka Pemilik Masjid yang sesunguhnya Allah SWT pasti memperhatikan kita, tidak musti berwujud materi.
III Bagaimana Agar Sukses 
  1. Pengurus masjid harus tahu problematika jamaah masjidnya. Upaya memberikan solusi kepada masalah masyarakat, misalkan: memberi makan, menjamin pendidikan, dan sebagainya. Sehingga perlu pendataan kebutuhan masyarakat (program berdasarkan data dari masyarakat).
  2. Program masjid berdasarkan kebutuhan masyarakat bagaimana memberikan gambaran ke jamaah bahwa masjid itu tempat yang nyaman.  
  3. Program masjid juga berdasarkan ukuran kinerja, bukan biaya. Karena prinsipnya ketika masjid itu makmur maka biaya akan tertutupi dan campur tangan Allah jelas sekali. 
  4. Secara khusus mengadakan imam sholat yang secara bacaan hafal 30 Juz dan menarik enak di dengar. 
  5. Sarana prasarana juga di upayakan di lengkapi dengan baik tentu dengan melibatkan jamaah juga. Ada yang unik yaitu ada semacam program asuransi sepatu sandal, jaminan penggantian jika hilang. 
  6. Semua segmen usia ada kajian masing-masing dan khusus remaja masjid dibentuk lembaga otonom. 
  7. Fasilitas masjid juga di persilahkan untuk di pakai acara kemasyarakatan (tentu ada adab-adab dasar yang di sepakati jika mau pakai fasilitas masjid), misalkan : berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan nasional kebangsaan seperti 17 Agustus, Nonton bareng dan sebagainya. Prinsipnya memberi manfaat dan menghindari masyarakat dari berbuat yang makruh dan haram. 
  8. Dalam periode tertentu , kepengurusan masjid baru di pilih dengan melibatkan masyarakat sehingga masyarakat merasa memiliki masjid. Ternyata partisipasi keikutsertaan masyarakat melebihi partisipasi mereka dalam pilpres. 
  9. Kepengurusan dibuat yang lengkap dan detail (sesuai kebutuhan berdasarkan data), di sini ada 30 bidang supaya penanganan lebih maksimal (dan adanya keterlibatan yang banyak menumbuhkan tanggung jawab partisipasi). Misal ada biro muadzin, biro imam, biro golongan darah dan sebagainya.  
  10. Optimalisasi remaja masjid (Pemuda-pemuda yg inovatif menyikapi perkembangan teknologi informasi). Memberikan ruang yang seluas luasnya buat remaja masjid untuk membantu, berkreasi dan berkreatifitas namu  dengan penuh tanggung jawab dan pengurus inti tetap melakukan pendampingan ke mereka dan mengadakan pembinaan karakter & pemahaman agama & dakwah agar tetap terjaga juga stock untuk regenerasi kedepannya. 
IV Langkah strategis dalam membangun dakwah masjid 
  1. Tentukan wilayah kerja dakwah (untuk prioritas program), misal area kampung tertentu atau area keluarahan tertentu dan sebagainya. 
  2. Database jamaah di wilayah kerja dawah tersebut atau potret jamaah (data di buat selengkap dan sedetail mungkin mencakup kebutuhan-kebutuhan dakwah). 
  3. Penyusunan program roadmap kegiatan masjid berdasarkan 2 hal diatas dan dalam pelaksanaannya di lakukan dengan kerja ikhlas, sabar, keras, cerdas, tuntas (data sesuai kebutuhan, misal : Data kemampuan sholat, baca quran, golongan darah. Sehingga ada program mensholatkan orang hidup secara “silent program”). Membuat program yang kreatif membangkitkan semangat jamaah untuk beribadah sholat berjamaah.  
  4. Pengurus masjid harus punya pemahaman bahwa mereka adalah pegawai Allah, sehingga yang ada adalah sikap melayani yang mumpuni kepada jamaah tanpa pamrih, penuh kesabaran. Tidak ada pemberian penghasilan kepada pengurus masjid terkecuali mereka yang memang di angkat sebagai pegawai untuk mengurusi keseharian masjid. Ketika pemikiran pengurus masjid merasa sebagai pegawai Allah maka pengurus menjadi lebih tanggung jawab dan kerja penuh keshabaran, tawakal, keteladanan dan mengedepankan ukhuwah dan kenyamanan jamaah untuk ibadah 
  5. Masjid bersifat terbuka, menghargai perbedaan yang sesuai syariat, tidak berafiliasi pada organisasi tertentu atau jamaah dakwah tertentu dan berupaya memfasilitasi berbagai ibadah yang berbeda, misalkan : Memfasilitasi jamaah yang mau sholat tarawih 11 rakaat dan 23 rokaat, Tetap memberikan ta'jiL buka puasa bagi jamaah yang secara pilihan hari Iedul Fitri nya berbeda. 
  6. Jika Masjid berafiliasi kepada satu ormas tertentu namun dalam prakteknya hendaknya tetap mengakomodir ormas/golongan lain karena masjid untuk dimakmurkan bukan untuk dikuasai. Sehingga saling kontribusi bukan saling menguasai, siapapun boleh berkontribusi. 
  7. Konsep ukhuwah harus tertanan kuat ke bawah dan keteladanan dari pengurus. Memberikan peluang kepada semua kelompok jamaah. Ada tahlil, ada kajian-kajian ilmiah. namun jangan menyalahkan dan atau membid'ah kan jamaah lain. 
  8. Dalam sisi penggalangan dana, Takmir cukup berani dengan meniadakan donatur tetap. Dana dari luar negri dan sebagainya namun membuka seluas luasnya infaq warga melalui kotak kotak masjid atau warga yang mau sumbang langsung ke sekretariat.  Dana sepenuhnya di keluarkan untuk kebutuhan kemakmuran masjid yang membuat jamaah menjadi nyaman ibadah di masjid, namun bukan berarti kas masjid harus NOL .
  9. Pengelolaan dana masjid yang efektif dan efisien. Filosofi saldo nol maksudnya adalah jangan sampai dana besar terlalu lama mengendap di bendahara. Intinya pemanfaatan dana masjid seefisien dan seefektif mungkin. Misal : jika ada warga yang tidak sekolah SMP SMA maka itu tangung jawab masjid juga 
  10. Database jamaah di peroleh dari sensus jamaah dikumpulkan saat pemilihan kepengurusan baru dan melibatkan pula remaja masjid untuk bergerak. Ada data yang sifatnya isian, ada juga data yang sifatnya penyataan langsung sehingga di catat. 
#Berbagai Opini tentang Fungsi Masjid : 
Fungsi masjid secara garis besarnya ada 3 yaitu : 
  1. Fungsi Tarbiyah (pembinaan : adanya kesinambungan dalam pembinaan keislaman di semua level generasi) 
  2. Fungsi Ijtimaiyah (secara koordinatif berkhidmat untuk ikut menyelesaikan problematika umat) 
  3. Fungsi Ubudiyah (berkhidmat untuk kenyamanan ummat dalam ibadah) 
* Diresume / kompilasi dari berbagai catatan yang di share peserta Studi Banding
* Berharap tidak mengurangi Inti dan Makna dari Taujih yang di sampaikan oleh Pihak DKM Jogokaryan Jogja

0 comments:

Post a Comment