Powered by Blogger.

Biografi Orientalis "Penakluk Aceh" Christian Snouck Hurgronje (1857-1936) Part 1

Written By Yayasan Peduli Remaja Mentari on Monday, October 1, 2012 | 11:04

Snouck Hurgronje menempati posisi tersendiri di kalangan jajaran orientalis yang meneliti Islam, baik dari sisi Islam sebagai agama maupun syari'at. Dia adalah seorang ilmuwan sekaligus politikus ulung yang Iahir pada 8 Februari 1857 di desa Osterhout yang terletak di Timur Laut kota Breda, Belanda. Pendidikan da­sarnya dilalui di kampungnya, kemudian melanjutkan Sekolah Menengah di Breda. Dia belajar bahasa Latin dan Yunani pada guru khusus, sebagai persiapan masuk universitas, dan berhasil me­nempuh ujian masuk universitas pada Juni 1874. Kemudian pada musim sedang tahun 1874 dia mendaftar ke Fakultas Teologi di Universitas Leiden, Belanda, dan pada Mei 1876 ia menempuh ujian kandidat dalam filologi klasik Yunani dan Latin, lalu pada April 1878 ia mengikuti ujian kandidat dalam Teologi. Namun, dia tetap menekuni Filologi, dan pada September 1878 berhasil menempuh ujian Filologi Semit. Pada bulan November 1879 dia berhasil memperoleh gelar doktor dengan risalah berjudul Musim Haji di Makah.

Dalam disertasinya itu, Snouck mengemukakan urgensi Haji dalam Islam dan berbagai acara seremonial serta ritualnya, akhirnya sampai pada kesimpulan bahwa Haji dalam Islam merupakan peninggalan dari ajaran pagan (watsaniah) bangsa Arab.

Pada tahun ajaran 1880/1881, Snouck menghadiri perkuliah­an Theodore Noldeke di Strassburg bersama koleganya, di anta­ranya adalah dua orientalis terkenal, C. Bezold, yang meninggal tahun 1922 di Hedelburg, dan R. Bunnow, yang meninggal tahun 1917 di Amerika. Sekembalinya dari Strassburg pada tahun 1881 ia ditugasi menjadi pengajar ilmu-ilmu Keislaman di Sekolah Calon Pegawai di Hindia Timur, Indonesia, yang bertempat di Leiden. Dari sini ia mulai menaruh perhatian pada masalah-masalah baru yang terjadi di negeri-negeri Islam.

Pada tahun 1884 Snouck mengadakan petualangan ke Jazirah Arab, dan menetap di Jeddah sejak Agustus 1884 hingga Februari 1885, sebagai persiapan menuju Makah, yang merupakan tujuan utama dari petualangannya. Snouck sampai di Makah pada 22 Februari 1885 dengan menggunakan nama samaran Abdul Ghafar. Dia menetap di Makah selama enam bulan, dan menghasilkan karya berjudul Makah. Namun akhirnya, pada bulan Agustus, Snouck dipaksa keluar dari Makah oleh konsul Prancis. Dia pulang dengan empat ekor unta yang membawa barang-barang yang dikumpul­kan selama mukim di sana. Yang disesalkan adalah bahwa perin­tah untuk meninggalkan Makah bertepatan dengan awal musim Haji. Padahal risalah doktor yang pernah ditulisnya berkaitan dengan musim Haji, meskipun hanya berdasarkan pada sumber-­sumber literatur, manuskrip-manuskrip, dan pengalaman orang yang berziarah ke sana, bukan atas dasar pengalamannya sendiri.

Snouck memulai kegiatan mengajarnya di Leiden dan Delf di Sekolah Calon Pegawai di Indonesia. Dengan meninggalnya A.W.T. Joynboll tahun 1887, Snouck ditugasi menggantikan posi­sinya di Delf, namun Snouck lebih memilih mengajar bidang syari'at Islam di Universitas Leiden.

Sejak tahun 1889, Snouck memulai kegiatannya sebagai pena­sihat kolonial Belanda di Indonesia. Pertama kali ia menetap di Indonesia selama dua tahun, sebagai penasihat umum pemerintah kolonial Belanda dalam masalah Islam yang bertempat di Pulau Jawa. Pada Maret 1891 ia menjadi penasihat dalam bahasa-bahasa Timur dan Syari'at Islam bagi pemerintah kolonial Belanda, dan menetap di Aceh sejak tahun 1891-1892. Di samping tugas utama­nya sebagai penasihat pemerintah kolonial, Snouck juga mengum­pulkan bahan-bahan untuk menyusun karya besarya tentang Aceh yang berjudul De Acehers. Pada tahun-tahun berikutnya, Snouck meneliti ragam bahasa, penduduk, dan negeri-negeri yang ter­dapat di Indonesia sesuai dengan tugasnya sebagai penasihat pemerintah Belanda. Snouck juga yang menyusun undang-undang perkawinan khusus di kepulauan Indonesia. Karena mengetahui seluk-beluk masalah Aceh, dia juga diangkat sebagai penasehat di daerah Aceh. Selain itu, Snouck juga menjelajah Pulau Sumatera di pedalaman Gayo dan mempelajari penduduknya. Hasilnya, Snouck menguasai bahasa Melayu, di samping menguasai bahasa Arab dengan baik.

Ketika gurunya, De Goeje, meninggal pada tahun 1906, Snouck menggantikan posisinya di Universitas Leiden. Pada Januari 1907 Snouck ditugasi menjadi Penasihat Pemerintah Kolonial Belanda Masalah Bahasa Arab dan Intern. Dengan begitu, perhatian Snouck terpecah dua, yaitu mengajar di Universitas Leiden dan sebagai penasihat pemerintah. Oleh karena itu, sejak tahun 1906 hingga meninggalnya, tahun 1936, Snouck tidak menghasilkan karya yang besar, hanya menulis makalah-makalah sederhana. Dia meninggal di Leiden pada 26 Juni 1936.

Karya ilmiah Snouck terbagi dalam dua jenis, yaitu karya dalam bentuk buku dan dalam bentuk makalah-makalah kecil. Di antara hasil karya besarnya ialah, tulisannya tentang kota Makah, terdiri atas dua bagian, bagian pertama terbit di kota Den Hag pada tahun 1888 dan bagian kedua juga terbit di kota yang sama pada tahun 1889. Kemudian karyanya yang berjudul De Atjehers, dalam dua bagian, terbit di Batavia (sekarang Jakarta) dan Leiden (cet I, 1893) dan (cet II. 1894); Daerah Gayo dan Pendu­duknya (Batavia,1903). Bagian kedua dari buku Makah, dan bagian pertama dan kedua dari buku De Atjehers, sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. Karya-karyanya dalam bentuk makalah adalah “Munculnya Islam', "Perkembangan Agama Islam", "Perkembangan Politik Islam", dan "Islam dan Pemikiran Modern". Semua makalah itu telah dikumpulkan oleh muridnya, A.J. Wensinck, dengan judul Bunga Rampai dari Tulisan Christian Snouck Hurgronje dalam enam jilid, jilid keempat terdiri atas empat bagian (Bonn dan Leiden, 1923 -1927). Sistematika kumpulan tulisan itu adalah sebagai berikut; jilid pertama tentang Islam dan sejarahnya, jilid kedua tentang syari'at Islam, jilid ketiga tentang Jazirah Arab dan Turki, jilid keempat tentang Islam di Indonesia, jilid kelima ten­tang bahasa dan sastra, dan jilid keenam tentang kritik buku, dan tulisan-tulisan lain dan daftar indeks, serta rujukan-rujukan.

Sambungannya : Biografi Orientalis "Penakluk Aceh" Christian Snouck Hurgronje (1857-1936) Part 2

0 comments:

Post a Comment