Powered by Blogger.

Pemprov Jawa Barat Canangkan Program Tolak Kekerasan di Sekolah

Written By Yayasan Peduli Remaja Mentari on Tuesday, July 19, 2016 | 09:59


Pemerintah Provinsi Jawa Barat menggelar kampanye Jabar Menolak Kekerasan. Kampanye ini bertujuan untuk mengurangi angka kekerasan dengan wadah program sekolah.

Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan mengatakan, pemilihan sekolah sebagai wadah program Jabar Tolak Kekerasan karena anak-anak sering menjadi sasaran kekerasan.

"Kita ingin mewujudkan sekolah ramah anak. Mengapa kita memilih sekolah karena sekolah dihuni anak-anak yang sering menjadi sasaran kekerasan," kata Aher saat memimpin Apel Besar Pencanangan Jabar Tolak Kekerasan di halaman Gedung Sate, Bandung, Senin (18/7/2016).

Ditemui secara terpisah, Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A), Netty Prasetyani mengatakan, dirinya sangat bersyukur program Jabar Tolak Kekerasan dalam upaya mewujudkan sekolah yang ramah anak mendapatkan dukungan dari berbagai pihak pemangku kepentingan.

"Saya mengapresiasi keterlibatan seluruh pihak baik di tingkat provinsi, kabupaten/kota, para pengawas dan kepala sekolah yang terlibat langsung termasuk peserta video conference," kata Netty.

"Saya lihat hasil dialog video conference tadi pagi, bahwa pihak sekolah antusias untuk segera menciptakan lingkungan yang ramah bagi anak," tambah Netty.

Netty menilai, pihak sekolah sangat siap dalam menyambut program Jabar Tolak Kekerasan ini. Hal ini terlihat saat dia mengantar anaknya ke SMAN 3 Bandung dengan terpampangnya spanduk kampanye penolakan terhadap kekerasan.

Dia juga berharap paradigma tahun ajaran baru di sekolah yang identik dengan ajang balas dendam senior terhadap junior, melalui Masa Orientasi Siswa (MOS) dapat berubah dengan pengenalan program baru yaitu Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).

"Dengan paradigma baru semoga dapat memberikan citra sekolah bisa bebas dari budaya kekerasan," kata Netty.

"Sekecil apapun bentuk bullying dari senior kepada junior, dari guru atau yang lainnya kepada siswa, semoga dapat dihilangkan," ujarnya.

Netty menegaskan, orangtua ataupun siswa dapat melapor langsung kepada P2TP2A jika suatu saat nanti menemukan kasus kekerasan yang terjadi di sekolah ataupun di tempat lainnya.

Netty mengatakan, salah satu indikator sekolah yang mendukung program ramah anak adalah dengan memasang spanduk atau papan pengumuman informasi yang mencantumkan nomor Kepala Sekolah, guru BK, dan T2PT2A.

"Kalau ada kasus bisa dilaporkan ke T2TP2A, dengan demikian harapannya kekerasan di sekolah bisa dideteksi dan ditangani. Kita berharap setelah program ini kita gagas, maka angka kekerasan di Jawa Barat bisa turun," ujarnya.

Sebagai informasi, angka kekerasan secara umum yang terjadi di Jawa Barat sampai semester pertama tahun 2016 sudah mencapai 76 laporan.

Netty mengatakan, angka ini sudah termasuk tinggi dan kemungkinan masih ada kasus kekerasan yang tidak dilaporkan oleh korbannya.

"Dengan berjalannya program ini, saya berharap angka kekerasan terhadap anak di Jawa Barat bisa diredam," katanya.

Sumber: Inilahkoran.com

0 comments:

Post a Comment