Powered by Blogger.

Telaah Sebelum Share, Dakwah di Dunia Maya Sesuai Kapasitas Diri

Written By Yayasan Peduli Remaja Mentari on Wednesday, March 3, 2021 | 07:48

Oleh Tim Yayasan Peduli Remaja (YPR) Mentari Cianjur

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Sahabat Mentari semuanya, semoga hidupnya senantiasa diridhai Allah.

نحن دعاة قبل كل شيئ 

Kita adalah Da’i Sebelum Apapun

Itulah Perkataan Ulama yang sering kita dengar, karena memang sejatinya begitulah fitrah seorang Muslim yang mengajak kepada yang Ma'ruf dan mencegah kepada yang Munkar.

Namun tiap Muslim punya kapasitas yang berbeda, bisa ditelaah sesuai dengan background pendidikan, pekerjaan dan lingkungan masing-masing.

Di Era Digital ini, kita sebagai seorang Muslim bisa dengan mudah berbagi Hal yang berbau agama dengan cukup follow Akun Sosmed di Instagram yang bertebaran memberikan artikel atau kutipan serta nasehat.

Tapi tahukah bahwa kita punya Porsi masing-masing yang antara satu orang dengan yang lain beda kapasitanya? Karena tentu Dakwah seorang Pelajar berbeda dengan Seorang Guru atau Ustadz, baik dari sisi konten dan gaya penyampaiannya.

Hal-hal apa sajakah yang harus diperhatikan jika ingin berdakwah di Sosmed?

Berikut rangkuman yang dapat saya bagi dari hasil interaksi di Dunia Maya dari berbagai jenis persinggahan Kurun Waktu 2004 sampai sekarang (Forum Diskusi Internet, Chat Room dan Sekarang Sosmed)

1. Kenali Dulu Kapasitas Diri Kita

Kita harus mengenali diri kita dan memposisikan diri secara benar siapa kita ketika niat berdakwah di Dunia Maya. Jika seorang Pelajar, maka tentu ruang lingkup bahasannya harus cocok dengan apa yang menjadi problematika para Pelajar saat ini.

Buat Pelajar, Dakwah untuk mengajak tidak berpacaran adalah mungkin Jihad Terbesar ketimbang ngajak ngomongin Perpolitikan Negara yang Complicated. Begitu juga dengan Mahasiswa, transisi pencarian tujuan hidup antara fase belajar dan mencari kerja trus Menikah disinilah terjadi pergualatan di fase ini. 

Maka memberikan Tausiyah materi pengembangan diri sepertinya paling cocok.

2. Telaah dan Fahami yang Akan kita Share

Setelah kita tahu siapa kita dan siapa Objek Dakwah kita, maka kita tentukan materi yang pas. Biasanya yang lagi trending dan viral adalah tema yang menarik.  

Perlu kita fahami bahwa kecenderungan Objek Dakwah di Sosmed atau kita sebut Netizens bisa jadi sangat berbeda karakternya ketika di Dunia Maya dan Nyata. Ada seseorang yang sangat pendiam di Dunia Nyata, Tapi ketika di Dunia Maya begitu garang membuat status dan memberikan komentar.

Maka share artikel atau status Dakwah, materinya harus disesuaikan dengan "Mood" orang-orang di sekitar kita. Misalkan jika kita lihat di jejaring kita, status-nya lagi pada galau maka kita statusnya diusahakan jangan nge-gass.

3. Verifikasi Sumber Artikel

Seorang Ustadz yang fokus berdakwah tentang Rukyah yaitu Ustadz Muhammad Faizar, belia berkata di Channel Youtube-nya bahwa Sanad adalah bagian dari agama. Sanad adalah sesuatu yang Istimewa yang dimiliki Umat Islam dan tidak dipunyai oleh Agama atau Kepercayaan lainnya.

Abdullah bin Mubarak berkata: “Sanad itu bagian dari agama. Kalau lah tidak ada ilmu Isnad, pasti siapaun bisa berkata apa yang dia kehendaki.” [HR. Muslim]

Sanad Keilmuan adalah Jalan sebuah Ilmu turun temurun sampai ke kita, yang disampaikan oleh para Ulama hingga sampai ke Sahabat dan Rasulullah.

Ada contoh kecil bagaimana Islam menjaga Khazanah Keilmuan agar tetap murni. Diceritakan oleh Ustadz Fatih Karim di Channel Youtube-nya bahwa ada seorang yang katanya meriwayatkan Hadits (Perawi) dan ketika datang seorang Pencari Hadits trus Pencari Hadits tersebut melihat orang yang katanya meriwayatkan Hadits itu memasukan Ayam dengan pura-pura memberika makan supaya masuk kandang, dan ternyata setelah masuk kandang orang tersebut tidak memberika makan maka sang Pencari Hadits tersebut menolak Hadits dari orang tersebut karena perbuatannya.

Lalu bagaimana dengan kita sebagai seorang yang awam ingin berdakwah tapi terbatas literasinya?

Saya pribadi akan mencari materi dari Akun Sosmed (terutama Instagram) yang menurut saya jelas pengelolanya, jelas aqidahnya dan memang punya kapasitas. Semisal untuk kutipan Ulama, saya sering mengambil dari Akun Pesantern @s1dogiri.

Kenapa kita harus memilih akun yang sudah terverifikasi?

Karena tidak jarang, banyak Akun yang mengutip seolah-olah perkataan Ulama atau Sahabat padahal perkataan tersebut tidak disampaikan oleh Ulama atau Sahabat tersebut. Yang paling suka "diplesetkan" adalah Perkataan Sayyidna Ali Bin Abi Thalib. Dan yang suka share status seperti ini adalah Akun yang gak jelas background pemahaman dan pendidikan Islamnya tapi Follower-nya banyak karena memang mereka pintar membuat konten tapi Fakir Ilmu.

Atau ada share Status dan Gambar yang gak singkron. Contohnya adalah Text-nya benar tapi gambarnya asal nyomot! Untuk mencegah penyebaran konten seperti ini, usahakan kita googling terlebih dahulu baik Text tulisannya dan juga gambarnya di images.google.com

Demikian sharing informasi ini, semoga bermanfaat dan kita makin diberkahi oleh Allah SWT

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

0 comments:

Post a Comment