Powered by Blogger.

Jadikan Ramadhan Momentum Berhenti Merokok

Written By Yayasan Peduli Remaja Mentari on Friday, June 3, 2016 | 14:53

Manfaatkan bulan puasa, yang memperpendek waktu merokok, sebagai momentum berhenti mengisap nikotin. Ini kiat dr. HM Subuh, MPPM, Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementrian Kesehatan tentang cara memanfaatkan ramadhan untuk merealisasikan niat berhenti merokok:

Pertama, berhenti seketika. Jika hari ini masih merokok, besok berhenti sama sekali. Cara ini yang besar kemungkinan berhasilnya.

Kedua, penundaan.  Tundalah saat merokok saat jam berbuka puasa. "Misalnya, pada hari permulaan rokok pertama dihisap 1 jam setelah buka puasa. Pada hari kedua, rokok pertama dihisap 2 jam setelah buka puasa, dan seterusnya hingga hari ke empat berhenti sama sekali. Bila perlu, bisa juga masing masing  waktu dilakukan selama 2 hari, lalu 2 hari lagi bertahap mulai merokok lebih terlambat 1 jam, dan seterusnya sampai berhenti sama sekali," ujaar Subuh.

Ketiga, pengurangan. Jumlah rokok yang dihisap setiap hari dikurangi secara berangsur angsur dengan jumlah yang sama sampai 0 batang pada hari yang ditetapkan.  Misalnya hari pertama 10 batang, lalu selang 1 atau 2 hari  turun jadi 8 batang dan seterusnya. 

"Berhenti merokok memiliki banyak manfaat untuk kesehatan antara lain: perbaikan darah, denyut jantung dan aliran darah tepi  setelah 20 menit berhenti merokok. Jika berhenti merokok selama 15 tahun, maka risiko  jantung dan stroke turun ke tingkat yang sama dengan bukan perokok," ujar Subuh. 

Pola pengurangan rokok dan target tanggal berhenti menjadi nol sudah harus ditetapkan sejak dini dan tidak lupa untuk memberitahunkan kepada keluarga atau kerabat agar untuk membantu mengingatkan. Sebagai contoh, tanggal yang dipilih untuk memulai ialah pada 17 Ramadhan (Nuzulul Quran) atau tanggal ganjil pada 10 hari terakhir Ramadhan. 

"Ingat, konsumsi rokok dapat menyebabkan gangguan penyakit seperti gangguan pernapasan, gangguan kardiovaskuler (hipertensi, stroke dan penyakit jantung koroner), kanker serta gangguan reproduksi dan kehamilan, bukan hanya itu  tetapi juga biaya hilangnya hari atau produktivitas," kata Subuh. 

Sumber:  pdpersi.co.id

0 comments:

Post a Comment