Powered by Blogger.

12 Siswi Satu SMP Hamil? Para Pelajar Butuh Komunitas dan Benteng Agar Terhindar dari Freesex

Written By Yayasan Peduli Remaja Mentari on Saturday, August 10, 2019 | 15:23

Oleh Admin www.yprmentari.or.id

Lanjutan dari Post terkait memupuk sensitivitas Pelajar supaya bisa peduli terhadap lingkungan dan sesama, kali ini yang akan dibahas adalah banyaknya Pelajar yang terjerumus kedalam lingkaran Freesex yang berujung Hamil diluar nikah.



Seperti yang diberitakan oleh Tribunnews.com dimana ada Siswi SMP berumur 14 Tahun hamil di Bangka Belitung tapi sang Pacar tidak mau bertanggung jawab. Dan di Lampung dalam 1 Sekolah ada 12 Murid SMP Hamil diluar nikah oleh pacar-pacarnya. Innalillahi Wa Innailahi Raaji'un ... fenomena apakah ini? Apakah ini sudah terjadi sudah sejak lama? Bagaimana nasib Remaja tersebut kedepannya? dimana mereka masih Pelajar SMP sudah hamil sementara mereka belum dan tidak dipersiapkan menjadi seorang Ibu?

*****
Di suatu pagi ketika Admin ngobrol dengan seorang tukang tambal ban di sekitar Balakang Cipanas karena ban motor bocor, akangnya bilangnya kalo generasi anak sekolah sekarang lebih banyak berinteraksi dengan kegiatan seperti Main Gadget dan Berpacaran (yang menjurus Freesex alias berzina), sementara generasi kita katanya pas SMP di era tahun akhir 90an lebih senang dengan aktivitas fisik (Duh Admin jadi ngerasa "Old" banget T_T).

Ya memang hal ini tidak terlepas tontonan Pelajar sekarang yang sangat berbeda dengan pelajar dulu dimana Internet belum merajalela. "Zaman now" para Pelajar dengan mudahnya bisa mengakses Video Porno dimana saja. Dan mengapa Freesex di kalangan Remaja begitu banyak terjadi, tentu ada kaitannya dengan tontonan yang mereka ketika mengakses Gadget dengan menonton Video Porno yang membangkitkan Syahwat mereka.

Terus sebenarnya solusi apa yang tepat agar para Pelajar tersebut itu terhindar dari Freesex atau Zina tersebut? dari berbagai informasi dan keilmuan yang Admin dapatkan, ada 2 hal yang bisa dilakukan (hal ini tidak hanya untuk para Pelajar saja tapi berkaitan dengan orang-orang di sekitarnya):

1. Orang Tua Pelajar harus bisa memperlihatkan keharmonisan berkeluarga, karena Ortu bercerai atau suka berantem di depan anaknya menjadi pemicu para Pelajar tersebut mencari ketenangan diluar rumah. Jika para Remaja tersebut bisa mendapatkan kenyamanan didalam rumah, maka mereka sudah mempunyai benteng yang kuat ketika harus berinteraksi diluar rumah. Karena jika kenyamanan dan  keharmonisan tidak ditemukan didalam rumah maka mereka akan mencarinya diluar rumah, mungkin bisa didapat dari Pacarnya ... yang akhirnya bisa berhubungan badan diluar nikah (Freesex).

2. Pelajar tersebut hampir mustahil jadi baik jika berada dalam komunitas yang buruk. Karena ketika mereka diluar rumah, yang jadi teman curhat dan tempat bertanya pasti orang-orang di komunitas tersebut. Maka disinilah pentingnya mengaji, beraktivitas fisik seperti olahraga atau mengikuti Mentoring. Jika mereka melakukan aktivitas yang positif maka mereka akan terhindar dari kegiatan yang menjerumuskan mereka pada hal-hal negatif seperti Narkoba dan Freesex. Dan karena keadaan para Pelajar saat ini disuguhi dengan berbagai informasi yang sangat cepat maka mereka akan menjadi sangat penasaran dengan semua yang terjadi. Penjelasan kepada mereka pun tidak bisa satu arah alias didoktrin. Mereka harus diajak komunikasi 2 arah, dan model seperti itu ada pada Mentoring atau sejenis. Mereka harus diajak ngobrol terkait problematika sehari-hari dan dicarikan solusinya. Karena kalau mereka nyarinya bersama orang-orang yang tidak tepat (ya salah satunya mereka mencari kepada orang-orang yang dianggap peduli seperti Pacar atau Komunitas yang tidak peduli Syariat Islam, maka hal ini bisa mengarah pada pergaulan yang mengarah pada Freesex).

Allahu A'lam Bishowab, ini hanya pandangan Admin sebagai Netter yang semenjak 2004 suka mengamati perkembangan pergaulan Netters di Dunia Maya sampai 2019 ini.
Dan memang perubahan dari tahun ke tahun sangat dinamis alias cepat ... Kalo Orang Tua, Guru, Tukang Mentor dan para Asatidz menggunakan pola pengajaran dan pencegahan di zaman seperti mereka dulu Remaja maka akan terjadi pola pengajaran yang tidak singkron alias gak nyambung.

Khulafarasyidn yang Ke-4 Alibin Abi Thalib berkata: “Wahai Kaum Muslim,” didiklah anak-anak mu sesuai dengan zamannya karena mereka hidup bukan di zamanmu".


0 comments:

Post a Comment