Sejarah benua Eropa menyebutkan bahwa setelah runtuhnya Romawi Kuno
di sekitar abad ke-7, dunia telah memasuki Zaman Kegelapan. Zaman di
mana kemajuan sains di Eropa Barat berangsur perlahan dan hampir
terhenti. Namun sesungguhnya, di saat yang bersamaan, di belahan bumi
yang lain, terdapat peradaban yang amat maju dan sangat berpengaruh bagi
dunia kita hari ini. Ya, ia adalah peradaban Islam.
Ketika Islam
mencapai masa keemasannya, kota Cordoba dan Granada di Spanyol merupakan
pusat-pusat peradaban Islam yang sangat penting saat itu. Orang-orang
Eropa Kristen, Katolik maupun Yahudi dari berbagai wilayah dan negara
banyak belajar di perguruan-perguruan tinggi Islam di sana. Islam
menjadi “guru” bagi orang Eropa. Di sini pula mereka dapat hidup dengan
aman, penuh dengan kedamaian dan toleransi yang tinggi. Mereka mendapat
kebebasan untuk berimajinasi dan ruang yang luas untuk mengekspresikan
jiwa-jiwa seni dan sastra. Selama kurang lebih 10 abad, ada banyak
sekali penemuan-penemuan hebat yang muncul dari tangan-tangan ilmuwan
muslim dan tersebar di seluruh dunia. Penemuan-penemuan yang didasarkan
pada pengetahuan Mesir Kuno, Yunani dan Romawi inilah yang justru pada
akhirnya membantu membuka jalan bagi masyarakat abad Renaissance.
Ya,
inilah kegemilangan Islam. Kegemilangan 1000 tahun lalu yang banyak
mempengaruhi dunia kita hari ini. Kegemilangan yang belum banyak
diketahui oleh semua orang dan akhirnya membuat kita gelap mata,
menganggap bahwa bangsa Barat-lah yang telah mengecap kemajuan ilmiah
pertama kali.
Ada banyak penemuan yang sangat berpengaruh hingga
saat ini, di antaranya adalah jam gajah. Jam ini merupakan cikal bakal
terciptanya jam yang banyak kita pakai saat ini. Ditemukan oleh seorang
ilmuwan bernama Al-Jazari yang berasal dari Diyarbakir. Jam gajah ini
mengombinasikan berbagai budaya dan teknologi mulai dari India, Mesir,
Yunani, China dan Arab Saudi. Ini merupakan bentuk cerminan bahwa
kegemilangan Islam telah banyak berpengaruh di dunia. Hingga saat ini,
replika jam gajah dengan ukuran aslinya, yaitu 21 kaki berada di Dubai.
Kapal
Laksamana Zheng He atau yang lebih dikenal dengan Laksamana Cheng Ho
adalah kapal kayu terbesar yang pernah ada. Kapal yang dibuat di abad
ke-15 ini memiliki ukuran 5 kali lipat lebih besar dari kapal
Christopher Colombus. Dengan menggunakan kapal yang disebut-sebut
sebagai “rumah terapung” atau “naga berenang” ini, Laksamana Cheng Ho
telah melakukan lawatan ke berbagai negara di seluruh Asia, Timur Tengah
dan Asia Timur selama 28 tahun.
Lain lagi dengan Merriam
Al-Astrulabi. Ia adalah seorang astronom muslim wanita yang telah
merancang dan membuat astrolobe pertama kali. Astrolobe merupakan
instrumen global positioning yang menentukan posisi matahari
dan planet-planet. Alat ini juga digunakan untuk mengetahui waktu dan
sebagai navigasi dengan cara mencari lokasi berdasarkan garis lintang
dan bujur. Bagi umat Islam, alat ini berfungsi untuk menentukan kiblat,
waktu sholat dan awal Ramadhan serta Idul Fitri. Astrolobe ini tidak lain adalah bentuk awal dari sistem GPS yang kita kenal hari ini.
Teori
operasi bedah dalam ilmu kedokteran pun ternyata telah ada sejak abad
ke-10, bermula dari inovasi dan penemuan dari seorang dokter muslim,
Al-Zahrawi yang berasal dari Cordoba, Spanyol. Ilmuwan yang dikenal di
Barat sebagai “Albucasis” ini telah melakukan ratusan operasi bedah saat
itu dan telah memperkenalkan lebih dari 200 alat bedah yang konsepnya
banyak digunakan hari ini. Tidak hanya itu, barang yang sering kita
temui di rumah semisal sikat gigi dan shampo pun adalah hasil pemikiran
dari ilmuwan muslim, Al-Zahrawi.
Masih banyak lagi penemuan para
ilmuwan muslim kita yang mewarnai dunia hari ini. Sebuah kesyukuran
bahwa informasi seperti ini mulai banyak tersebar di berbagai media,
mulai dari buku-buku bacaan, buku paket sekolah, artikel dan yang paling
mutakhir adalah pameran.
Diprakarsai oleh sebuah lembaga
non-profit, Foundation for Science, Technology and Civilisation (FSTC)
Inggris, kini kita bisa mengetahui dan memahami kegemilangan yang
dimaksud dengan lebih dekat dalam bentuk pameran. Pameran yang berjudul “1001 Inventions: Discover The Golden Age of Muslim Civilisation”
ini telah diselenggarakan di UK sejak tahun 2006. Tidak hanya di UK,
pameran yang dikonsep sangat interaktif ini juga sudah merambah kancah
internasional. Di antaranya telah diselenggarakan di Abu Dhabi,
Alexandria, Beijing, Doha, Los Angeles, New York dan Kedah, Malaysia.
Di
tanggal 16 Januari 2016 lalu, atas inisiatif Presiden Youthcare,
Mokhamad Kusnan, penulis dan Tim Youthcare yang berjumlah 30 orang
berkesempatan mengunjungi pameran ini secara langsung di Museum Negeri
Kedah, Malaysia. Pameran yang didukung langsung oleh Kementerian
Pendidikan, Kementerian Pelancongan dan Kebudayaan serta Jabatan
Kemajuan Islam Malaysia ini mendapat respon yang sangat baik dari warga
Negeri Kedah dan 12 negeri bagian Malaysia lainnya. Menurut salah
seorang panitia yang bernama Hidayu Ahmad, di liburan sekolah Januari
lalu tercatat 50-100 orang setiap harinya berkunjung ke pameran ini.
Sebelum
memasuki ruang pameran, peserta diajak untuk menyimak film The Library
of Secrets, sebuah film pengantar singkat yang memperkenalkan
tokoh-tokoh kegemilangan Islam. Pameran yang ditempatkan di lantai
pertama Museum Negeri Kedah ini terbagi menjadi 5 zona, yaitu zona alam
semesta, zona rumah sakit, zona dunia, zona sekolah dan zona teknologi.
Setiap zona menampilkan berbagai penemuan yang terkait dengan tema zona
masing-masing. Seperti pembahasan tentang rasional angka modern yang
berada di zona sekolah dan juga pembahasan tentang rahasia kosmos yang
berada di zona alam semesta.
Terdapat 60 jenis bahan pameran yang
dapat dinikmati oleh segala usia. Ditambah lagi dengan adanya informasi
yang disajikan secara menarik. Selain dengan membaca, kita juga bisa
mendengar informasi itu melalui telepon genggam, seakan kita tengah
belajar langsung dengan para ilmuwan muslim. Bahasa pengantar yang
digunakan adalah bahasa Melayu, bahasa Arab dan bahasa Inggris. Ada
banyak juga permainan yang digunakan sebagai media pembelajaran agar
kita lebih memahami informasi yang ada. Seperti game mencari 10 benda
penemuan muslim di rumah kita, permainan mendiagnosa penyakit dan
menentukan obatnya, game mencari gugusan bintang dan yang tidak bisa
dilewatkan adalah Abbas bin Firnas game.
Selain itu, terdapat juga
stand yang menjual berbagai merchandise 1001 Inventions, mulai dari
jaket, botol minum, buku dan kaos dengan harga yang beragam. Uniknya,
para panitia pun berpakaian layaknya para ilmuwan. Ada yang berperan
sebagai Laksamana Cheng Ho, Al-Jazari dan lain-lain.
Pameran yang
dilaksanakan di Kedah ini telah resmi dibuka sejak tanggal 3 November
lalu dan akan terus berlanjut hingga bulan Maret 2016. Berdasarkan
keterangan dari salah seorang panitia, setelah dari Negeri Kedah ini
mereka akan menuju Negeri Pahang untuk menyelenggarakan pameran yang
sama. Sangat disayangkan memang bahwa pameran ini belum ada di
Indonesia, tapi kita tetap berharap suatu saat pameran ini bisa
diselenggarakan di sini agar lebih banyak orang lagi yang memahami
kegemilangan Islam.
Mokhamad Kusnan selaku Presiden Youthcare yang menjadi pimpinan rombongan saat itu, menyampaikan, “Keimanan
itu bersumber dari pemahaman. Pemahaman bersumber dari pengetahuan.
1001 INVENTIONS Exhibition membuka mata selebar-lebarnya bahwa Islam
rahmatan lil ‘alamin. Membuka dan membuat peradaban baru. Betapa
peradaban dunia yang sekarang kita nikmati, bersumber dari Islam. Dan
itu hanya bisa kita yakini saat langsung menyaksikan 1001 INVENTIONS
Exhibition, 16 Januari 2016 lalu di Kedah, Malaysia.”
Ternyata
Islam itu keren yaa! Di saat ilmuwan lain memasuki Zaman Kegelapan dan
teknologi benar-benar merupakan hal baru, ternyata ilmuwan muslim kita
mampu menghasilkan penemuan-penemuan yang luar biasa dan sangat
berpengaruh hingga ratusan tahun selanjutnya. Maka, benarlah janji Allah
dalam surah Ali-Imran ayat 110 bahwa umat Islam adalah umat terbaik
yang Allah utus di muka bumi ini.
Sebagai seorang muslim, patutlah
kita bangga dengan keislaman kita dan kegemilangan yang telah diraih
oleh para pendahulu. Lantas, tersisa pertanyaan, prestasi apa yang ingin
kita banggakan di hadapan musuh-musuh Islam? Jangan lagi kita menjadi
bahan tertawaan dan korban perang pemikiran mereka. Sesuai dengan
tagline 1001 Inventions, “Explore The Past Inspire The Future”, mari
kita belajar dari masa lalu dan memberikan inspirasi bagi masa depan.
Semoga bermanfaat!
(Tadzkirah Oelja/Dakwatuna)
1001 Penemuan: Kegemilangan Islam di Zaman Kegelapan
Written By Yayasan Peduli Remaja Mentari on Wednesday, January 27, 2016 | 10:23
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment